Daerah

Demo Tuntut Pilkades di Sampang Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Bagikan

WARTAPENASATUJATIM | SAMPANG – Aksi demonstrasi menuntut pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di depan Gedung DPRD Sampang, Selasa (28/10/2025), berakhir ricuh.

Aparat kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang mulai bertindak anarkistis.

Pantauan di lokasi, massa mulai berdatangan sejak pukul 14.00 WIB dengan berjalan kaki menuju Gedung DPRD. Mereka membawa sejumlah spanduk dan poster berisi tuntutan agar Pilkades segera digelar.

Setibanya di depan gedung, massa berusaha masuk ke halaman DPRD, namun upaya tersebut dihalangi oleh aparat keamanan yang berjaga.

“Kami minta aparat kepolisian tidak menghalangi kami menyampaikan aspirasi di depan Gedung DPRD, bukan di jalan raya,” ujar koordinator aksi, Mausul, dalam orasinya.

“Kami menuntut agar Pilkades digelar pada tahun 2026 dan meminta DPRD menyiapkan anggaran dalam APBD 2026,” tambahnya.

Ketegangan meningkat setelah massa tetap tidak diizinkan masuk ke area gedung. Sebagian peserta aksi mulai melempar benda-benda ke arah petugas. Aksi saling dorong bahkan sempat berujung baku pukul.

Polisi yang terdesak oleh massa kemudian menembakkan tiga kali gas air mata untuk mengurai kericuhan. Namun, bukannya bubar, massa justru kembali menyerang barikade polisi sehingga aparat terpaksa melepaskan lima tembakan gas air mata tambahan.

Akibat bentrokan tersebut, sejumlah fasilitas umum di kawasan Alun-Alun Trunojoyo mengalami kerusakan. Berdasarkan informasi di lapangan, empat anggota polisi dan tiga pendemo mengalami luka dan telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Sekitar pukul 16.40 WIB, situasi mulai mereda setelah Wakil Bupati Sampang, RKH Ahmad Mahfud, mendatangi lokasi untuk menemui perwakilan massa. Dalam pertemuan tersebut, Mahfud didampingi Kapolres, Dandim, dan sejumlah anggota DPRD Sampang menandatangani berita acara yang memuat poin-poin tuntutan peserta aksi.

“Saya yakin kehadiran anda semua di tempat ini untuk kebaikan Sampang,” kata Mahfud.

“Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, saya memohon doa agar kami diberikan kemampuan untuk mengawal tuntutan ini hingga mendapatkan hasil terbaik bagi Kabupaten Sampang,” imbuhnya.

Usai dialog berlangsung, massa akhirnya membubarkan diri sekitar pukul 17.00 WIB dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Situasi di sekitar Gedung DPRD Sampang berangsur kondusif.*** (Bgn)


Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *