AGAMA

Priyo Effendi Pada Acara Istighosah dan Doa Jelang Hari Pahlawan di Masjid Rahmat Kembang Kuning

Bagikan

WARTAPENASATUJATIM | SURABAYA – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2025, Pondok Pesantren Salafiyah Hamidiyah Kembang Kuning bekerjasama dengan Yayasan Masjid Rahmat Surabaya, dan Pengurus Daerah 13 FKPPI Jawa Timur mengadakan istighosah dan doa bersama untuk para Pahlawan/Syuhada.

Acara istighosah dan doa diselenggarakan di Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, pada Sabtu (1/11/25) pukul 20.00 WIB.

Sebagai penceramah KH. Dr. Khozin Mustafid, S.Ag. M.Pd.I, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah AN NAJAH Sidoarjo, Gus E’eng, Pengasuh Istigotsah Ainurochman, juga turut mengundang H. Priyo Effendi selaku Ketua PD 13 FKPPI Jawa Timur.

Baca Juga: Kasdam Brawijaya Tutup Pelaksanaan KKRI 2025

Menurut Priyo Effendi bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan sejati, yang telah mengajarkan arti perjuangan, pengorbanan dan keiklasan dalam berjuang.

Dalam peringatan Hari Pahlawan tidak hanya untuk mengenang jasa-jasa pejuang yang telah gugur dengan gagah berani di medan perang untuk membela negara, namun yang harus diteladani adalah semangat para pejuang.

Baca Juga: Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Tinjau Kesiapan SPPG, Dukung Program Pemenuhan Gizi Nasional

“Yang diteladani adalah semangat mereka, semangat yang bagaimana? Yakni semangan Cinta Tanah Air, semangat Juang untuk memcapai cita-cita bangsa, semangat berkorban dan bermanfaat bagi orang lain,” ujar Priyo

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda bahwa seorang mukmin itu bisa menerima dan diterima orang lain dan tidak ada kebaikan yang tidak bisa menerima dan yang tidak bisa diterima orang lain.

Masih menurut Priyo Effendi, semua orang bisa menjadi pahlawan yang tidak selalu angkat senjata, jadi yang dikatakan pahlawan adalah menjadi orang yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara seminimalnya bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Baca Juga: H.Syafiuddin Menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Gedung Merdeka Kabupaten Bangkalan

“Guru bahkan Kyai yang tulus mendidik di pondok pesantren, petani yang bekerja memberi makan bagsa, pejabat yang amanah dan tidak korupsi, yang penting jujur, menebar kebaikan sesama itu bisa dikatakan pahlawan,” tutur Priyo Effendi

“Melalui kegiatan istighotsa ini, marilah kita memohon kepada Allah SWT, agar senantiasa bangsa Indonesia diberikan kedamaian, kekuatan serta perlindungan dari segala perpecahan, semoga semangat para pahlawan bisa terus hidup di hati kita dan semoga Allah SWT meridhoi setiap niat dan langkah baik kita,” pungkas Priyo Efeendi.*** (Red)


Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *