Forum Group Discussion membahas RDF Plant Rorotan tutup atau dilanjutkan?
FGD di Hotel The Tavia Bahas Nasib RDF Plant Rorotan: Antara Harapan dan Tantangan , antara tutup atau dilanjutkan.
Hotel The Tavia, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, warta pena satu menjadi tempat berlangsungnya Forum Group Discussion (FGD) krusial yang membahas masa depan RDF Plant Rorotan. Diskusi yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait ini bertujuan untuk mencari solusi terbaik atas proyek pengolahan sampah senilai Rp 1,3 Triliun tersebut yang akan diresmikan bapak presiden Prabowo Subianto menimbulkan pro-kontra.
Sebagai pembicara kunci, hadir Lurah Rorotan Bapak Ahmad Fitroh, Ketua RW 08 dan RW 09, yang mewakili suara langsung masyarakat sekitar. Mereka berbagi pengalaman dan aspirasi terkait dampak RDF Plant Rorotan terhadap lingkungan dan kehidupan sosial ekonomi warga. Kehadiran Koordinator staf khusus Gubernur DKI Jakarta Bapak Prof. Firdaus Ali, yang turut membantu menjawab aspirasi masyarakat Jakarta dalam persoalan tata kelola persampahan DKI Jakarta 2025, memberikan perspektif yang lebih luas dan komprehensif. Pendampingan dari Dewan Kota Jakarta Utara Bapak Epriyanto juga memastikan agar kebijakan Pemda selaras dengan kebutuhan masyarakat Cilincing khususnya.
FGD yang dipimpin oleh Bapak Viktor Napitupulu sangatlah mengharapkan ada hasil yang memuaskan untuk semua pihak terkait pabrik pengelolaan sampah ini. Diskusi dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama fokus pada dampak positif RDF Plant Rorotan bagi masyarakat sekitar. Para pembicara menekankan pentingnya proyek ini sebagai pencipta lapangan kerja dan peluang ekonomi baru bagi warga Rorotan. Keberadaan pabrik pengolahan sampah ini dianggap mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Sesi kedua berfokus pada tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha pengelolaan sampah. Para peserta diskusi membahas berbagai kendala, termasuk regulasi yang sering berubah setiap tahunnya, yang membuat para pelaku usaha merasa kesulitan dalam menjalankan bisnisnya secara berkelanjutan. Ketidakpastian regulasi ini berdampak pada investasi dan pengembangan usaha di sektor pengelolaan sampah.
Diskusi yang berlangsung cukup alot dan penuh perdebatan ini menghasilkan kesepakatan untuk melanjutkan proyek RDF Plant Rorotan. Proyek yang telah menelan biaya Rp 1,3 Triliun ini diharapkan dapat beroperasi sesuai rencana awal, sehingga DKI Jakarta tidak lagi bergantung pada TPA Bantar Gebang di Bekasi untuk pembuangan sampahnya.
Selain itu, FGD juga menekankan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Kampanye pemilahan sampah di tingkat rumah tangga digalakkan sebagai upaya untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA dan mendukung keberhasilan RDF Plant Rorotan.
Keberhasilan RDF Plant Rorotan tidak hanya bergantung pada pemerintah dan investor, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam memilah sampah dari rumah. Harapannya, proyek ini dapat menjadi solusi berkelanjutan untuk masalah sampah di Jakarta dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Anda Mungkin Suka Juga

Pelatihan jurnalistik warta pena satu untuk Banten
Juli 6, 2025
Sinergi Cegah Karhutla, Polsek Pahandut Dampingi TSAK Lakukan Patroli Lahan di Bukit Tunggal
Juli 5, 2025