
Diskusi Publik Mengupas Tuntas Pengelolaan Penanganan TBC di Indonesia
Diskusi Publik Mengupas Tuntas Pengelolaan Penanganan TBC di Indonesia
Pada hari Rabu, 8 Agustus 2025, sebuah diskusi publik penting diadakan oleh Tujuh Delapan Foundation, RJ2 di The Golden Boutique Hotel Kemayoran, Jakarta. Diskusi ini bertujuan untuk membahas secara mendalam mengenai pengelolaan penanganan Tuberkulosis (TBC) yang ada di Indonesia, sebuah isu kesehatan yang masih menjadi perhatian serius baik di tingkat nasional maupun global.
Acara ini menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai penyelenggara Relly Resgen, Komisaris Biofarma dan Ketua Umum Tujuh Delapan Foundation yang juga merupakan mantan aktivis BEM Kedokteran.
Kehadiran berbagai pemangku kepentingan dari Kemenkes, BPJS, IDI, Biofarma ini menunjukkan komitmen bersama untuk mencari solusi terbaik dalam mengatasi masalah TBC di Indonesia.
Dalam pemaparannya, Relly Reagen menekankan bahwa TBC bukan hanya menjadi masalah di Indonesia, tetapi juga merupakan isu kesehatan global yang memerlukan perhatian serius. Ia juga menyoroti pentingnya peran aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat, dalam upaya penanggulangan TBC.
Salah satu isu yang menjadi fokus diskusi adalah peran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam pelayanan TBC. Para peserta diskusi mengharapkan adanya penjelasan yang komprehensif dari BPJS mengenai cakupan pelayanan TBC yang ditanggung oleh BPJS, serta mekanisme dan prosedur yang harus diikuti oleh pasien TBC untuk mendapatkan pelayanan yang optimal.
Selain itu, diskusi juga menyoroti pentingnya peran pemerintah daerah dalam melakukan sosialisasi mengenai TBC kepada masyarakat. Kementerian Dalam Negeri diharapkan dapat menginstruksikan gubernur hingga tingkat RT untuk secara aktif melakukan sosialisasi, dengan melibatkan relawan sebagai ujung tombak dalam menyampaikan informasi yang akurat dan mudah dipahami oleh masyarakat.
Jakarta Timur menjadi salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus dalam diskusi ini, mengingat wilayah tersebut merupakan daerah yang rawan terhadap penyebaran TBC. Para peserta diskusi sepakat bahwa diperlukan upaya yang lebih intensif untuk menanggulangi TBC di Jakarta Timur, termasuk peningkatan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pencegahan penyebaran penyakit.
Diskusi publik ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat kerjasama antara berbagai pihak dalam upaya penanggulangan TBC di Indonesia. Dengan adanya kerjasama yang solid, diharapkan edukasi mengenai TBC dapat dilakukan secara lebih efektif di cluster-cluster yang telah ditetapkan sebagai wilayah prioritas, sehingga pada akhirnya dapat menurunkan angka kejadian TBC di Indonesia.
Anda Mungkin Suka Juga

Pemuda Batak Bersatu: Giat Sosial Pengawalan Pemakaman, Bukti Peduli Sesama
Juni 10, 2025
– Duka Cita Mendalam untuk Nagari Sulit Air
Juli 26, 2025