“Enam Bulan Menahan Kebas, Wiknyo Akhirnya Menemukan Jalan Pulang ke Kesehatannya di DetokRapit”
WARTAPENASATUJATIM | Surabaya, 1 Desember 2025 —Wiknyo, seorang driver Gojek asal Menganti, akhirnya mengambil langkah yang selama ini ia tunda: mencari pertolongan profesional. Setelah enam bulan menahan kebas tangan kanan dan nyeri pinggang yang makin menjadi, ia memutuskan datang ke DetokRapit Totok Saraf Anatomi untuk mencari jawaban.
Ketika kecelakaan motor terjadi setengah tahun lalu, Wiknyo sama sekali tidak merasakan sakit. Semuanya terasa normal. Namun setelah kerja bakti di kampung, tubuhnya “membalas” dengan rasa sakit luar biasa yang muncul mendadak seperti dihantam gelombang besar setelah diam terlalu lama.
Yang membuatnya bingung, rasa sakit itu sempat hilang ketika ia memasang lampu rumah. Kondisi yang naik-turun ini membuat pikirannya kacau. Apalagi pekerjaannya sebagai driver menuntut gerakan konstan mengendalikan motor, mengerem, memutar badan, dan membawa beban perjalanan tiap hari.
Khawatir kondisi makin parah dan berdampak pada pekerjaannya, Wiknyo akhirnya memberanikan diri datang ke DetokRapit. Di sinilah ia berharap menemukan jawaban dan perawatan yang lebih pasti.
Hasil pemeriksaan menunjukkan keluhannya bukan sekadar kebas biasa. Diagnosa medis mengarah pada radikulopati servikal dan lumbal, yaitu gangguan akar saraf di leher dan pinggang akibat benturan lama yang dibiarkan. Saraf yang teriritasi selama berbulan-bulan ini memicu kebas, nyeri tertarik, sensasi panas, dan rasa tidak nyaman yang terus berulang.
Selain itu, terapis menemukan trigger point aktif pada otot levator scapula, trapezius, quadratus lumborum, dan gluteus medius ketegangan otot khas pengendara motor yang mengalami trauma dan tetap bekerja tanpa masa pemulihan.
Pada sesi terapi pertama, totokan saraf dan pijatan presisi pada titik pemicunya langsung membuat Wiknyo merasakan kelegaan yang sudah lama ia rindukan. Tubuhnya terasa lebih ringan, napas lebih lapang, dan rasa sesak di area pinggang mulai mereda. “Rasanya lepas banget, Mas… kayak beban ilang,” ujarnya dengan lega.
Perubahan itu bukan hanya di permukaan. Otot yang semula mengeras mulai melunak, aliran darah membaik, dan sinyal saraf yang kacau kembali tertata. Ini menjadi titik balik penting bagi seorang pekerja lapangan seperti Wiknyo, yang bergantung penuh pada fisik untuk mencari nafkah.
Terapi lanjutan sangat disarankan agar pemulihan menyeluruh tercapai. Cedera saraf yang sudah berlangsung lama tidak bisa dipulihkan sekali sesi, tapi progres awal menunjukkan tubuh Wiknyo masih sangat responsif terhadap perawatan.
Ia pulang hari itu dengan wajah lebih tenang dan harapan baru. Perjalanannya menuju pemulihan mungkin panjang, tetapi langkah awal sudah ia tempuh di DetokRapit Totok Saraf Anatomi—tempat banyak orang menemukan kembali kesehatan, kendali tubuh, dan ketenangan setelah sekian lama berjuang dalam diam.(Dodo)
Anda Mungkin Suka Juga
Pemerintah Desa Margaasih Gelar Deklarasi Damai dan Pengundian Nomor Urut Calon Ketua RW
28 Mei 2025
Diduga Tipu dan gelapkan Motor, 4 Debt Collector Dilaporkan ke Polsek Balige
18 November 2025
