
Menuju Kedewasaan di Dalam Kristus
Menuju Kedewasaan di dalam Kristus
Ibadah Minggu, 3 Agustus 2025, di Mega Office Park (MOP), Bekasi, yang diselenggarakan oleh Gereja GKDI Jemaat Bekasi, telah menjadi momen refleksi yang mendalam. Dengan tema “The Beginning of Wisdom” dan khotbah yang disampaikan oleh Pdt. Engel dari Jemaat Bandung, serta sambutan penuh sukacita dari Pdt. Guntur Simbolon, ibadah tersebut berpusat pada Amsal 9:10 “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal yang Mahakudus adalah pengertian.” Firman Tuhan ini menjadi landasan bagi kita untuk merenungkan perjalanan menuju kedewasaan di dalam Kristus.
Khotbah tersebut menekankan pentingnya kedewasaan rohani, bukan hanya sekadar pengetahuan teologis. Diibaratkan seperti orang Farisi dan ahli Taurat dalam Yohanes 5:39-40, yang memahami Firman Tuhan namun tak memiliki keintiman dan kedewasaan sejati dengan-Nya. Ketidakdewasaan seringkali dipengaruhi oleh godaan-godaan iblis yang menghalangi kita dari saat teduh, mempengaruhi hubungan keluarga, dan menghambat kita untuk menjalankan peran masing-masing sesuai kehendak Tuhan. Kedewasaan sejati tercermin dalam kerendahan hati untuk menerima nasehat, bimbingan, dan koreksi.
Jalan menuju kedewasaan rohani diuraikan melalui dua aspek penting. Pertama, siapa yang kita ikuti? Amsal 1:15-16 mengingatkan kita akan konsekuensi dari pilihan yang kita buat. Seperti gembala dan domba, hubungan kita dengan Tuhan dibentuk oleh ketaatan dan kepekaan kita terhadap suara-Nya. Pertanyaan-pertanyaan refleksi diajukan: Seberapa dekatkah kita dengan Tuhan? Apakah kita masih mendengar suara-Nya dengan jelas seperti sepuluh tahun lalu? Apakah kita telah menyimpang dari jalan-Nya? Testimoni perjalanan kita bersama Tuhan menjadi bukti nyata kedewasaan kita.
Kedua, siapa yang menjadi teman perjalanan kita? Lingkungan pergaulan sangat mempengaruhi karakter dan kebiasaan kita. Pilihan teman dan orang-orang yang kita izinkan masuk ke dalam pikiran dan hati kita sangat menentukan pertumbuhan rohani kita. Kita bisa rajin beribadah setiap Minggu, namun tetap belum dewasa di dalam Kristus jika pergaulan kita tidak mendukung pertumbuhan rohani. Oleh karena itu, bijaksanalah dalam memilih siapa yang membentuk dan mempengaruhi hidup kita.
Setelah ibadah, jemaat berkumpul dalam kelompok kecil untuk saling berbagi, menguatkan, dan membimbing satu sama lain Seperti yang dilakukan pasangan menikah Ray dan Shinta dengan pasangan Freddy dan Ana . Momen ini menjadi kesempatan untuk bercerita dengan terbuka ,dan saling menajamkan satu dengan yang lain, memperdalam pemahaman Firman Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada pembimbingan rohani, makan bersama, dan olahraga bersama yang mempererat persaudaraan dan membangun komunitas yang saling mendukung.
Ibadah ini bukan sekadar acara keagamaan, tetapi juga sebuah panggilan untuk merenungkan perjalanan rohani kita. Kita didorong untuk memeriksa area-area dalam hidup yang masih perlu diperbaiki dan bertumbuh menuju kedewasaan di dalam Kristus. Proses ini membutuhkan komitmen, ketekunan, dan pertolongan Tuhan.
Melalui refleksi dan penerapan Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat semakin serupa dengan Kristus dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitar kita. Semoga ibadah ini menjadi titik awal bagi perjalanan kita menuju kedewasaan rohani yang sejati.
Anda Mungkin Suka Juga

Dalam Serah Terima Tugas, Kanit I SPKT Polresta Palangka Raya Antisipasi Premanisme
Juni 30, 2025
Topeng Tertangkap: Satresnarkoba Palangka Raya Bongkar Peredaran Sabu
Juli 1, 2025