Status Semeru Naik Level IV (Awas), Gubernur Khofifah Bergerak Cepat: Warga Diminta Segera Mengungsi demi Keselamatan
WARTAPENASATUJATIM | SURABAYA, 19 November 2025 — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung bergerak cepat setelah mendarat di Surabaya usai melaksanakan misi dagang di Kendari, Sulawesi Tenggara. Tanpa jeda, Gubernur Khofifah segera menuju Kabupaten Lumajang untuk memastikan penanganan darurat menyusul kenaikan status aktivitas Gunung Semeru menjadi Level IV (Awas).
Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat, khususnya warga di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang yang tinggal di kawasan rawan bencana Semeru, agar meningkatkan kewaspadaan serta mematuhi seluruh rekomendasi PVMBG dan arahan aparat di lapangan.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Dengan meningkatnya status Gunung Semeru menjadi Level IV (Awas), kami meminta seluruh warga untuk tidak memasuki zona bahaya dan segera menuju titik evakuasi jika mendapat instruksi dari petugas,” tegas Gubernur Khofifah, Rabu (19/11).
Seluruh Unsur Siaga Penuh
Gubernur Khofifah memastikan bahwa BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Lumajang, BPBD Kabupaten Malang, TNI, Polri, relawan, dan seluruh unsur terkait telah bersiaga melakukan mitigasi, pemantauan aktivitas vulkanik, serta menyiapkan fasilitas pengungsian yang aman.
“Kami terus berkoordinasi dengan PVMBG untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik Semeru. Masyarakat harus tetap tenang, tetap waspada, dan hanya mempercayai informasi resmi,” ujarnya.
Awan Panas Guguran Mencapai 14 Kilometer
Berdasarkan laporan PVMBG, pada pukul 14.13 WIB Gunung Semeru mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak luncur hingga 14 kilometer. Aktivitas vulkanik berlanjut hingga pukul 17.00 WIB, sebelum akhirnya status dinaikkan menjadi Level IV (Awas).
“Awan panas guguran masih terjadi dengan amplitudo maksimum 34 mm dan kecenderungan luncur ke arah utara. Saya meminta masyarakat tetap mengikuti instruksi petugas dan tidak mengambil risiko apa pun,” jelasnya.
Evakuasi Diintensifkan, Akses Ditutup
Pemkab Lumajang telah menutup akses Jembatan Gladak Perak dan mensterilkan seluruh jalur yang berpotensi terdampak APG. Proses evakuasi dilakukan di tiga kecamatan: Pronojiwo, Candipuro, dan Rowokangkung.
Lima titik pengungsian juga telah disiapkan, antara lain:
Pendopo Kecamatan Candipuro
Balai Desa Oro-Oro Ombo (pengungsi masih dalam pendataan)
Balai Desa Penanggal (menampung warga Gunung Sawur)
SDN 4 Supiturang (sekitar 100 jiwa)
SMP Negeri 2 Pronojiwo
“Saya telah meminta BPBD Jatim dan BPBD Lumajang memastikan seluruh warga terdampak dapat menuju lokasi pengungsian dengan aman dan terdata dengan baik,” tegas Khofifah.
*Aroma Belerang Pekat Tercium di Permukiman*
Laporan BPBD Jatim menyebutkan adanya aroma belerang pekat di sejumlah titik permukiman yang menyebabkan gangguan kenyamanan dan pernapasan.
“Warga yang mengalami iritasi, sesak napas, atau keluhan lain agar segera menuju pos kesehatan terdekat. TRC BPBD telah mendistribusikan masker kepada warga,” katanya.
Hingga pukul 18.00 WIB, berbagai langkah penanggulangan telah dilakukan: koordinasi dengan PPGA Semeru, monitoring lapangan oleh BPBD Lumajang, evakuasi warga, pengaturan arus evakuasi, distribusi masker, serta penyisiran wilayah Gunung Sawur.
Khofifah: Jangan Menunggu Instruksi Kedua
“Saya memohon seluruh warga di sekitar Semeru mengutamakan keselamatan. Jangan menunggu arahan kedua. Petugas kami terus bekerja di lapangan untuk memastikan keamanan seluruh masyarakat,” ujar Khofifah.
Ia juga mengajak semua pihak untuk terus memperkuat koordinasi, baik pemerintah daerah, relawan, maupun masyarakat sekitar.
“Semoga situasi segera terkendali dan seluruh warga dalam keadaan selamat. Mari saling membantu, saling menjaga, dan mematuhi instruksi petugas,” pungkasnya. (Bagas)
Anda Mungkin Suka Juga
Peringati HUT ke-80 TNI, Korem 081/DSJ Terus Tebar Bansos
September 25, 2025
Kejati Bali Naikkan Kasus Dugaan Korupsi Lahan Tahura Ngurah Rai ke Tahap Penyidikan
Oktober 25, 2025