Uncategorized

Ketika Terang Menantang Gelap: Sumpah Matahari MAKI Jatim Menjaga Denyut Integritas Negeri

Bagikan

WARTAPENASATUJATIM | Surabaya — Di tengah riuh rendah zaman yang sering tersayat oleh kepentingan pribadi, terperosok dalam penyimpangan, dan tercemar oleh pengkhianatan terhadap amanah publik, berdirilah sebuah kekuatan moral yang memilih jalur terjal jalur yang tidak populer, tidak nyaman, namun selalu dibutuhkan.
Itulah jalan yang ditempuh Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jawa Timur, organisasi yang menjadikan sebuah semboyan sebagai denyut nadi perjuangannya:
“Tak Akan Lelah Mengejar Matahari.”

Semboyan ini bukan sekadar barisan kata yang terdengar indah. Ia adalah janji yang diikrarkan, kompas yang menuntun, dan api yang menjaga mereka tetap bangkit. Dalam tafsir MAKI Jatim, matahari adalah wujud tertinggi dari kejujuran yang tidak dapat dinego, keadilan yang tidak boleh dikompromikan, dan harapan yang tidak boleh dipadamkan. Cahaya itulah yang mereka kejar, dan kepada cahaya itulah mereka mengabdikan hidup, waktu, serta keberanian mereka.

Mengejar matahari berarti bergerak meski dunia mencoba melumpuhkan.
Mengejar matahari berarti bangkit meski badai menerjang tanpa ampun. Mengejar matahari berarti menantang gelap, meski ancaman mengintai dari balik bayang-bayang kekuasaan.

Dalam semboyan itu tersimpan tekad besi: bahwa keadilan bukanlah retorika, melainkan sesuatu yang mesti diperjuangkan hingga titik terakhir kekuatan manusia. Dan MAKI Jatim menjalankan sumpah itu setiap hari diam-diam, konsisten, tanpa menuntut pujian, sama seperti matahari yang setiap pagi muncul kembali meski malam sebelumnya membawa gelap tak terperikan.

Kekuatan MAKI Jatim tumbuh dari keyakinan mendalam bahwa setiap langkah melawan korupsi adalah seberkas cahaya. Meski kecil, setiap cahaya mampu menembus kelam yang paling pekat. Dari tangan-tangan merekalah harapan masyarakat kembali dinyalakan, dari suara mereka-lah integritas kembali dipertahankan, dan dari keberanian mereka-lah jalur kebenaran kembali dibuka.

Filosofi “Tak Akan Lelah Mengejar Matahari” menjadi fondasi dari seluruh gerak MAKI Jatim: menginjak gelap, menantang culas, dan menolak tunduk pada ketidakadilan.
Dengan tekad yang tak gentar, mereka berdiri sebagai penjaga terang, garda yang siap menghadapi konsekuensi apa pun demi hadirnya sebuah pemerintahan yang bersih, jujur, dan dapat dipercaya.

MAKI Jatim tidak hanya mengejar cahaya itu mereka berusaha menjadi bagian dari cahaya.
Cahaya yang mengusir kabut tipu daya.
Cahaya yang membongkar kezaliman.
Cahaya yang memastikan negeri ini tidak kehilangan arah.

Dalam perjalanan panjang memberantas korupsi, MAKI Jatim hadir bukan sekadar sebagai pengawas dari kejauhan, tetapi sebagai penjaga integritas negeri.
Selama matahari tetap terbit, selama harapan masih berdenyut di dada rakyat, perjuangan mereka tidak akan berhenti.

Sebab bagi MAKI Jatim, terang keadilan bukan hanya sesuatu yang dikejar melainkan sesuatu yang harus diwujudkan, ditanamkan, dan dijaga sampai akhir zaman. (Bagas)


Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *