Dari Ayunan Stik ke Nurani Keadilan: Golf, Budaya Papua, dan Ikhtiar Yuliyanto Membuka Akses Hukum Lewat LBH Surabaya Justice
WARTAPENASATUJATIM | SURABAYA — Di tengah hamparan hijau fairway dan suasana persahabatan yang mengalir tanpa sekat, sebuah pesan besar tentang keadilan sosial disuarakan dengan cara yang tak lazim. Bukan dari podium seminar hukum atau ruang sidang pengadilan, melainkan dari lapangan golf. Jumat (19/12/2025), turnamen golf persahabatan bernuansa Budaya Papua menjadi medium bagi Yuliyanto, SH, MH, untuk memperkenalkan Perkumpulan Bantuan Hukum (PBH) Surabaya Justice lembaga bantuan hukum yang baru berdiri dengan satu tekad utama: memperluas akses keadilan bagi masyarakat miskin, tidak mampu, dan kelompok rentan.
Turnamen yang dikemas sederhana, hangat, dan kekeluargaan itu mempertemukan Komunitas Golf Surabaya dalam suasana silaturahmi.
Namun di balik ayunan stik dan canda ringan antarpeserta, terselip pesan sosial yang kuat.
Bagi Yuliyanto, kegiatan ini bukan soal siapa yang menang atau kalah, apalagi soal prestise.
Ia memanfaatkan ruang perjumpaan itu untuk menanamkan kesadaran bahwa keadilan adalah tanggung jawab bersama, lintas profesi dan latar belakang.
“Ini bukan turnamen besar dan bukan pula ajang mencari keuntungan. Kami ingin bersilaturahmi, berbagi semangat, sekaligus memperkenalkan Surabaya Justice sebagai lembaga yang hadir untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum,” ujar Yuliyanto dengan nada tenang namun tegas.
PBH Surabaya Justice sendiri resmi berdiri pada 10 November 2025 di Surabaya. Momentum kelahirannya bukan tanpa alasan.
Yuliyanto melihat secara langsung masih lebarnya jurang antara hukum dan masyarakat kecil.
Banyak warga yang berhadapan dengan persoalan hukum, namun tak memiliki pengetahuan, akses, maupun kemampuan finansial untuk mendapatkan pendampingan yang layak.
Dari kegelisahan itulah Surabaya Justice lahir sebagai ikhtiar konkret menjadikan hukum lebih membumi dan berpihak.
Mengusung pendekatan humanis dan profesional, Surabaya Justice menegaskan diri sebagai lembaga yang menjunjung tinggi martabat manusia.
Pendampingan hukum tidak semata-mata dilihat sebagai kerja teknis, melainkan sebagai amanah moral dan sosial.
Yang membuat turnamen golf ini berbeda dari kegiatan sejenis adalah sentuhan budaya Papua yang kental dan penuh makna.
Alih-alih trofi mengilap, piala turnamen diwujudkan dalam bentuk Patung Asmat ikon Budaya Nusantara yang sarat filosofi.
Patung tersebut bukan barang pabrikan, melainkan karya autentik mahasiswa Asmat yang dibuat dengan teknik tradisional.
“Patung ini bukan produk industri. Ini karya anak-anak Papua sendiri. Prosesnya tradisional, termasuk pewarnaan hitam yang diperoleh melalui penguburan kayu. Ada nilai budaya, ada filosofi, dan ada penghormatan terhadap kearifan lokal,” tutur Yuliyanto.
Pemilihan Patung Asmat bukan tanpa alasan. Bagi Yuliyanto, budaya Papua memiliki kedekatan emosional dengan perjalanan hidup dan pengabdiannya.
Ia ingin memperkenalkan kekayaan budaya tersebut kepada komunitas yang lebih luas, sekaligus menyampaikan pesan tentang keberagaman, penghormatan, dan keadilan nilai-nilai yang sejalan dengan spirit bantuan hukum.
Ke depan, Yuliyanto bahkan berencana mendokumentasikan seluruh proses pembuatan patung Asmat, mulai dari pemilihan kayu, teknik ukir, hingga proses pewarnaan alami.
Dokumentasi ini diharapkan menjadi media edukasi budaya dan arsip penting tentang tradisi Papua yang autentik.
Meski bertajuk Turnamen Golf, Yuliyanto menegaskan kegiatan ini sama sekali bukan ajang penggalangan dana.
Tidak ada permintaan donasi, tidak ada pungutan tersembunyi. Fokus utama adalah sosialisasi visi dan misi PBH Surabaya Justice.
“Saya tidak meminta sumbangan. Tujuan saya sederhana: memperkenalkan Surabaya Justice dan menyampaikan bahwa ada lembaga yang siap membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum,” tegasnya.
PBH Surabaya Justice mengusung prinsip layanan hukum yang murni dan berkeadilan. Bagi masyarakat tidak mampu, pendampingan hukum diberikan secara cuma-cuma dengan menunjukkan surat keterangan tidak mampu.
Prinsip ini, menurut Yuliyanto, adalah bentuk nyata pengabdian profesi advokat, bukan sekadar slogan.
“Kami hadir untuk membantu yang benar-benar membutuhkan. Kalau tidak mampu, tidak ada bayaran. Ini bukan bisnis, ini pengabdian,” ujarnya lugas.
Saat ini, Surabaya Justice Advokat & Konsultan Hukum berkantor di Kompleks Ruko Surya Inti Permata E27–E27A, Jalan Jemur Andayani No. 50, Surabaya.
Lembaga ini menangani konsultasi hukum, pendampingan perkara litigasi dan nonlitigasi, serta mediasi, dengan moto Ex Lege Est Claritas dari hukum muncul kejernihan.
Sejak berdiri, Surabaya Justice telah mulai menangani sejumlah perkara dan membuka layanan konsultasi hukum bagi masyarakat.
Untuk konsultasi gratis, masyarakat dapat menghubungi Yuliyanto, SH, MH, di nomor 0811 48 2345.
Dalam proses pengembangan, Yuliyanto mengakui Surabaya Justice masih dibangun secara bertahap dan realistis. Untuk perkara tertentu yang membutuhkan dukungan besar, tim advokat dari Jakarta akan dilibatkan, sembari memperkuat kapasitas sumber daya lokal di Surabaya.
Tantangan terbesarnya, menurut dia, bukan pada banyaknya perkara, melainkan pada pencarian advokat yang memiliki visi dan panggilan hati yang sama.
“Mencari advokat itu mudah. Tapi mencari advokat yang mau mengabdi dengan hati, itu yang tidak gampang,” katanya.
Ke depan, PBH Surabaya Justice menargetkan mengikuti proses akreditasi lembaga bantuan hukum dari pemerintah.
Berbekal pengalaman Yuliyanto membangun dan mengelola LBH di Papua dan Jakarta yang telah menangani ratusan perkara dan meraih akreditasi Surabaya Justice optimistis menapaki jalur yang sama.
Namun bagi Yuliyanto, pengakuan administratif bukanlah tujuan utama.
“Tidak ada perkara kecil atau besar. Setiap perkara adalah amanah. Semua harus ditangani dengan serius dan penuh tanggung jawab,” ujarnya.
Melalui momentum turnamen golf ini pula, Yuliyanto mengajak para advokat baik advokat muda, advokat baru, maupun advokat senior yang belum memiliki naungan untuk bergabung dan mengabdi bersama Surabaya Justice.
Ia berharap lembaga ini menjadi rumah bersama bagi para pencari keadilan dan para penegak hukum yang masih memelihara nurani.
Turnamen golf persahabatan bernuansa budaya Papua ini direncanakan menjadi agenda rutin tahunan. Bukan semata untuk mempererat jejaring komunitas, melainkan sebagai ruang menyemai kepedulian sosial, penghormatan terhadap budaya, dan komitmen terhadap keadilan hukum.
Dari fairway lapangan golf, Surabaya Justice menapaki langkah awalnya menuju ruang pengabdian yang lebih luas, demi hukum yang benar-benar berpihak dan berkeadilan bagi semua. (Bgn)***

Anda Mungkin Suka Juga
MAKI Jatim Berikan Dukungan ke Kejati dalam Penuntasan Kasus Korupsi di Anak Usaha BUMD
6 Oktober 2025
Dua Korban Joko Widodo Diberi Keadilan Oleh Presiden Prabowo Subianto
1 Agustus 2025