Dari Dapur Sederhana, Menjaga Masa Depan Bangsa: Transparansi Program Makan Bergizi di Sidoarjo Jadi Cermin Tata Kelola Nasional
WARTAPENASATUJATIM | SIDOARJO — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjelma menjadi isu strategis nasional. Ia tidak lagi semata berbicara tentang makanan di piring anak-anak sekolah, melainkan menyangkut kesehatan generasi penerus, akuntabilitas pengelolaan anggaran publik, hingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kebijakan negara.
Di tengah sorotan tersebut, praktik yang dijalankan Yayasan Berkah Mukti Raharjo di Sidoarjo membuka gambaran bagaimana program makan bergizi dapat dikelola secara profesional, transparan, dan berorientasi pada mutu.
Melalui perannya sebagai pelaksana Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makarya Binangun, yayasan ini telah menyalurkan ribuan porsi makanan bergizi ke berbagai satuan pendidikan, mulai dari TK Roudlotus Sa’adah, TK DWP Janti, TK Persada, TK Anak Ceria, SLB Putra Harapan, SDN Kureksari, MINU Waru 1, hingga MTs Darul Ulum di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.
Program tersebut tidak hanya menjawab kebutuhan asupan gizi anak-anak, tetapi juga menunjukkan bagaimana tata kelola yang tertib mampu menjaga kualitas layanan publik secara berkelanjutan.
Di balik dapur produksi, aspek gizi menjadi perhatian utama. Ahli Gizi SPPG Makarya Binangun, Jihan Imtiyas, menegaskan bahwa tantangan terbesar program makan bergizi bukan terletak pada ketersediaan bahan pangan, melainkan pada proses pengolahan.
Berdasarkan evaluasi internal, penurunan zat gizi khususnya pada bahan pangan hewani seperti ayam dan daging lebih banyak terjadi saat proses memasak dibandingkan saat bahan diterima.
“Karena itu, dapur pelaksana terus melakukan evaluasi teknik pengolahan. Tujuannya agar makanan yang sampai ke anak-anak tetap memiliki nilai gizi optimal,” ujar Jihan.
Penyesuaian metode memasak, pengaturan waktu pemanasan, hingga teknik penyajian menjadi fokus utama agar kandungan gizi tidak hilang sebelum dikonsumsi.
Dari sisi pengadaan bahan baku, yayasan menegaskan tidak ada ketentuan kaku mengenai lokasi pembelian.
Seluruh proses dikoordinasikan bersama mitra, dengan prinsip utama memprioritaskan bahan pangan dari lingkungan sekitar dapur.
Kebijakan ini dinilai lebih efisien, mudah dikontrol, serta berdampak langsung pada penguatan ekonomi lokal.
Baca Juga: Dalam Peringatan Hakordia, MAKI NTB Siap Gelar Aksi Demo Akbar di Bumi Gora NTB
“Mengambil bahan dari sekitar dapur lebih terkontrol dan segar. Selain itu, roda ekonomi warga juga ikut bergerak,” kata Jihan.
Program ini dijalankan melalui alur kerja yang sistematis dan terdokumentasi dengan rapi.
Penyusunan menu dilakukan secara kolaboratif antara tim dapur dan pengelola yayasan, dengan mempertimbangkan keseimbangan gizi serta harga pasar.
Setelah menu dan harga disepakati, pengelola menyusun Purchase Order (PO) bahan pangan, mulai dari beras, ikan, sayuran, hingga bahan pendukung lainnya.
PO tersebut kemudian diverifikasi oleh tim akuntansi untuk memastikan kesesuaian dengan anggaran.
Baca Juga: Pangdam V/Brawijaya Periksa Kesiapan Satgas Gulbencal Yonzipur 5/ABW untuk Aceh Tengah
Setelah mendapat persetujuan bagian accounting dan kepala SPPG, dokumen pengadaan diajukan kepada mitra dan yayasan untuk proses pembelian.
Meski pembelian dilakukan oleh mitra, seluruh tahapan berada dalam pengawasan ketat sistem administrasi dan keuangan yayasan.
Pendiri Yayasan Berkah Mukti Raharjo, Bambang Kusumarijadi, mengungkapkan bahwa dapur produksi yang digunakan bukanlah bangunan baru.
Dapur tersebut merupakan bangunan lama yang ditata ulang pada bagian interior agar memenuhi standar produksi makanan sehat.
Proses persiapan dimulai sejak September 2025 dan rampung pada pertengahan November 2025, setelah seluruh perizinan dan persetujuan dari BKN diperoleh.
“Secara operasional dapur sebenarnya sudah siap di akhir November, tetapi pencairan dana baru terealisasi di awal Desember. Distribusi makanan perdana resmi dimulai pada 8 Desember 2025,” ujar Bambang.
Selama program berjalan, yayasan secara aktif memantau respons sekolah penerima manfaat. Hingga kini, tidak ditemukan keluhan berarti.
Bahkan, kondisi wadah makanan atau ompreng yang dikembalikan sebagian besar dalam keadaan bersih indikator sederhana namun bermakna bahwa makanan diterima dan dikonsumsi dengan baik oleh para siswa.
Ada pula kisah kecil yang mencerminkan dampak emosional dari program ini. Suatu hari, petugas menemukan uang Rp10.000 di dalam ompreng titipan seorang siswa, yang diduga sebagai ungkapan terima kasih kepada petugas pencuci.
“Kami langsung berkoordinasi dengan guru agar hal seperti itu tidak perlu dilakukan. Semua biaya sudah ditanggung program,” tutur Bambang.
Dari sisi cakupan, program Makan Bergizi Gratis ini menunjukkan perkembangan pesat. Pada tahap awal, distribusi mencakup tujuh sekolah dengan sekitar 1.118 porsi per hari.
Dalam waktu singkat, meningkat menjadi delapan sekolah dengan 1.338 porsi. Yayasan menargetkan 2.000 porsi pada 5 Januari 2026, dan dalam satu hingga dua minggu berikutnya kapasitas diproyeksikan meningkat hingga 3.000 porsi per hari.
Untuk menopang peningkatan skala tersebut, pengelola tengah mempersiapkan berbagai sertifikasi keamanan pangan, termasuk sertifikasi chef dan sertifikasi sel melalui dinas terkait.
Kepercayaan pemerintah kepada Yayasan Berkah Mukti Raharjo menjadi penguat langkah mereka dalam memperluas jangkauan layanan.
Baca Juga: UPTD SMPN 1 Arosbaya Gelar Gebyar Pentas Seni Akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026
“Bagi kami, ini bukan sekadar program, tapi amanah,” kata Bambang.
Motivasinya sederhana namun fundamental: berkontribusi nyata bagi masa depan anak-anak Indonesia. “Tujuan akhirnya anak-anak Indonesia sehat. Kita ingin kualitas anak-anak kita setara, paling tidak di level Asia.”
Ia mencontohkan kondisi atlet muda Indonesia yang kerap kehabisan stamina akibat asupan gizi yang kurang memadai, berbeda dengan anak-anak di Eropa yang sejak dini terbiasa mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Menurutnya, pembenahan gizi harus dimulai sejak usia sekolah.
Dari aspek keuangan, yayasan menegaskan komitmen penuh terhadap transparansi. Seluruh pengeluaran dicatat berdasarkan nota asli, dengan verifikasi langsung atas keaslian bukti transaksi.
Hingga kini, tidak ditemukan indikasi mark up harga. Mitra pelaksana disebut sangat kooperatif, bahkan aktif membantu ketika terjadi kendala administrasi.
Pencatatan keuangan dilakukan setiap hari oleh tim akuntansi, dengan pengeluaran dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama: bahan baku, operasional, serta insentif atau fasilitas mitra.
Dari ketiganya, bahan baku dan operasional menjadi komponen terbesar. Melalui pengecekan rutin harian, dua harian, hingga mingguan yayasan memastikan seluruh proses dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka.
Baca Juga: Anggaran Acara Bakesbangpol Jatim Dipersoalkan, MAKI Nilai Kinerja Menyimpang dari Tupoksi
Dengan tata kelola yang transparan, pengawasan berlapis, dan komitmen kuat menjaga mutu gizi, Program Makan Bergizi Gratis di Sidoarjo ini diharapkan tidak hanya berkelanjutan, tetapi juga menjadi model nasional.
Sebuah bukti bahwa dari dapur sederhana, masa depan generasi bangsa dapat dibangun dengan integritas, kepedulian, dan tanggung jawab. (Bgn)***
Anda Mungkin Suka Juga
Dirgahayu Korps Zeni TNI Angkatan Darat: Zeni Angkatan Darat Menjaga Kedaulatan, Membangun NKRI, dan Menjaga Perdamaian Dunia
15 Oktober 2025
Polres Situbondo Beri Dukungan Psikologis Korban Runtuhnya Atap Asrama Santri Putri Lewat Trauma Healing
3 November 2025