Enam Santri Pondok Pesantren Tewas di Genangan Air Bekas Galian Bukit Jaddih.
WARTAPENASATUJATIM | BANGKALAN – Duka mendalam menyelimuti Pondok Pesantren Jabal Qur’an di kawasan desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, setelah enam santrinya tewas tenggelam di genangan air bekas galian batu bata di Bukit Jeddih pada Kamis sore, (20/11).
Informasi yang dihimpun menyebutkan, tragedi itu terjadi saat para santri memanfaatkan hari libur Kamis untuk bermain dan berolahraga di kawasan perbukitan yang tak jauh dari pondok.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, H. Mustofa atau akrab disapa Haji Mus, mengungkapkan bahwa aktivitas santri di area tersebut sebenarnya telah menjadi kebiasaan setiap pekan.
“Seperti biasa, pada hari Kamis kegiatan di pondok libur. Tetapi sore tadi sedang ada jadwal olahraga untuk salah satu kelas. Ada guru yang mengawasi, namun namanya anak-anak, meski dilarang mereka tetap bermain di genangan air itu,” jelas H. Mus, Kamis (20/11).
Juga disampaikan oleh salah satu warga pondok pesantren bahwa kegiatan olahraga di area perbukitan sudah lazim dilakukan. Ia mengaku sudah memberikan larangan keras kepada santri untuk tidak bermain di genangan bekas galian yang dalam tersebut.
“Kami sudah melarang anak-anak agar tidak bermain di genangan itu. Bahkan sudah dipasang tanda-tanda larangan. Tapi mereka tetap melanggar,” ujarnya.
Ia juga menerangkan kronologi awal kejadian. Para santri diduga bermain dengan cara menyelam lama-lamaan di dalam air. Namun beberapa di antaranya tidak muncul kembali ke permukaan.
“Yang terlihat hanya sandalnya saja. Teman-temannya mencoba menolong, tetapi malah ikut tenggelam,” ungkapnya.
Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Para pengurus pondok segera melaporkan kejadian tersebut dan melakukan evakuasi ke Puskesmas Jedih.
Sementara itu Kepala Puskesmas Jaddih, Purwanti, membenarkan bahwa enam santri telah dibawa ke fasilitas kesehatan dalam kondisi meninggal dunia. Awalnya hanya satu korban yang datang, kemudian menyusul lima korban lain.
“Mereka sudah kehilangan oksigen. Wajahnya tampak bengkak dan membiru,” ujar Purwanti.
Ia juga menjelaskan bahwa para korban berasal dari berbagai daerah, yakni dua santri dari Kabupaten Sampang, satu dari Sidoarjo, dua dari Surabaya, dan satu dari Desa Parseh Bangkalan.
“Atas permintaan keluarga, keenam korban tidak dilakukan autopsi karena mereka masih anak-anak. Dengan ambulans, kami langsung mengantarkan jenazah ke rumah duka masing-masing,” tambahnya.
Usai kejadian, Tim Kepolisian bersama Koramil dan Wakapolres Bangkalan langsung melakukan olah TKP di lokasi genangan air tersebut. Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait penyebab pasti dan potensi kelalaian yang terlibat dalam insiden tersebut.***(Azis).
Anda Mungkin Suka Juga
Golkar Sibolga Jalin Silaturahmi dengan Pendeta, Buktikan Kepedulian Nyata
Oktober 25, 2025
Pj. Kades Tanjung Muda Diduga Picu Konflik Lahan: Sorotan LSM KCBI
Oktober 24, 2025