SOSIAL

MPI dan PASMANBAYA Resmi Satukan Gerakan Kemanusiaan untuk Sumatera dan Aceh

Bagikan

WARTAPENASATUJATIM | Surabaya, 11 Desember 2025 — Semangat kebersamaan dan solidaritas Masjid Pemuda Indonesia (MPI) dan Paguyuban SMA Negeri Surabaya (PASMANBAYA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) sebagai wujud sinergi besar dalam memperkuat aksi kemanusiaan bagi korban bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Penandatanganan yang berlangsung khidmat ini tidak hanya menjadi simbol kerja sama, tetapi juga menjadi tonggak lahirnya gerakan terpadu antara lembaga kerelawanan dan komunitas alumni sekolah terbesar di Surabaya.

Dalam sambutannya, Ramadhan Surohadi, SM.ST, Ketua Yayasan Masjid Pemuda Indonesia (MPI), menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan momentum penting untuk memperluas jangkauan bantuan yang selama ini telah dilakukan MPI melalui Posko Kebaikan dan Program Warung Makan Gratis.

“Hari ini kami resmi berkolaborasi dengan PASMANBAYA. Insya Allah, kami fokus memperkuat dapur-dapur umum yang sudah berjalan di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Kerja sama ini semoga menjadi jembatan kebermanfaatan yang makin luas,” tegasnya.

MPI saat ini mengoperasikan enam dapur umum aktif, menjadi tulang punggung penyediaan makanan siap santap bagi ribuan korban bencana yang masih bertahan di tenda, posko darurat, dan daerah dengan akses terbatas. Enam titik dapur tersebut tersebar di:

1. Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.
2. Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
3. Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, perbatasan Aceh – Sumatera Utara.
4. Desa Paya Bedi, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang.
5. Dusun Kenanga, Desa Sidodadi, Kecamatan Tamiang, Aceh.
6. Dusun Kantil, Desa Sidodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Aceh Tamiang.

Ramadhan berharap jumlah dapur umum dapat terus bertambah, mengingat cakupan wilayah terdampak cukup luas dan kebutuhan warga masih tinggi.

“Semakin banyak dapur, semakin cepat bantuan menjangkau saudara-saudara kita yang sangat membutuhkan. Semoga MoU ini menjadi pemantik lahirnya lebih banyak titik bantuan,” ungkapnya.

Ramadhan juga menjelaskan bahwa pendistribusian bantuan dilakukan melalui jalur darat akibat medan yang sulit dan kondisi jalan yang sebagian terputus.

“Relawan kami mulai memasak sejak dini hari. Setelah makanan siap, sekitar pukul delapan hingga siang hari, tiga sampai empat mobil diberangkatkan membawa 1.000 hingga 3.000 porsi makanan. Pengiriman dilakukan berkala setiap dua sampai tiga hari sekali,” jelasnya.

Relawan yang bertugas di lapangan berhadapan dengan tantangan cuaca, akses jalan licin, hingga jangkauan lokasi-lokasi yang masih terisolasi. Namun semangat kepedulian menjadi energi utama yang membuat mereka terus bergerak.

Sementara itu, Ir. Eddy Surohadi, SE., MH, Pembina Yayasan MPI sekaligus Tokoh Senior PASMANBAYA, menegaskan bahwa kerja sama ini membuka ruang besar bagi seluruh alumni Paguyuban SMA Negeri Surabaya (PASMANBAYA) yang tersebar di Indonesia untuk berkontribusi melalui sistem donasi terpusat.

“Semua sumbangan akan dihimpun melalui satu rekening resmi Masjid Pemuda Indonesia (MPI) dan dikelola secara transparan oleh para senior PASMANBAYA yang juga menjadi pengurus yayasan. Dengan begitu, laporan donasi bisa kami sampaikan secara berkala kepada para penyumbang,” tuturnya.

Eddy menambahkan bahwa selain donasi uang, PASMANBAYA juga membuka kesempatan bagi para alumninya untuk menyumbangkan pakaian layak pakai, yang nantinya akan disortir dan dikirimkan ke wilayah terdampak.

Donasi dapat dikirim langsung ke sekretariat MPI di Jalan Kalikepiting No. 111 Surabaya atau melalui koordinasi PASMANBAYA Pusat.

Eddy melanjutkan, bahwa kolaborasi antara Masjid Pemuda Indonesia (MPI) dan PASMANBAYA menjadi bukti bahwa gerakan kemanusiaan selalu menemukan jalannya.

Di tengah berbagai krisis dan tantangan, warga Surabaya menunjukkan bahwa solidaritas bukan sekadar kata-kata, melainkan tindakan nyata yang digerakkan oleh empati dan rasa persaudaraan.

“Dari dapur umum di kaki pegunungan Sumatera Barat hingga relawan yang menembus hujan di Aceh Tamiang, bantuan yang dikirim dari Surabaya menjadi harapan yang mengalir dalam setiap porsi makanan, setiap paket pakaian, dan setiap langkah relawan. Sinergi ini memperlihatkan bahwa ketika organisasi sosial dan komunitas masyarakat bersatu, skala dampaknya dapat melampaui batas geografis. Dari Surabaya untuk Sumatera dan Aceh dari hati untuk kemanusiaan langkah bersama ini menjadi cahaya bagi mereka yang sedang membangun kembali kehidupan,” pungkasnya.***


Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Wartapenasatu.com @2025