Muara Ampolu : Ratusan Korban Bencana Alam Banjir Bandang Dan Puluhan Rumah Warga Terendam Air
Muara Ampolu : Ratusan Korban Bencana Alam Banjir Bandang Dan Puluhan Rumah Warga Terendam Air

Tapanuli Selata, wartapenasatu.com – Akibat hujan deras mengguyur beberapa kelurahan dan desa di kecamatan muara batang toru, kabupaten Tapanuli Selatan, Dan beberapa desa di wilayah kecamatan Sibabangun, kabupaten Tapanuli Tengah, provinsi sumatera utara, sejak selasa 25 November 2025
Setelah diterjang banjir dan longsor. Hingga kamis 26 November 2025, kondisi masih belum membaik. Puluhan desa terendam lumpur dan air luapan sungai Garoga dan sungai batang toru.
Sementara beberapa akses utama menuju kelurahan muara ampolu, kecamatan muara batang toru, kabupaten tapanuli selatan tak bisa dilalui kendaraan roda 4 karena beberapa jembatan terputus akibat Meluap nya air sungai batang toru ke badan jalan.
Yang lebih sadis nya lagi beberapa rumah warga di kelurahan muara ampolu terbawa arus hingga puing-puing tak tersisa, setelah dihantam banjir bandang.
kini hanya menyisakan sampah kayu dan lumpur. betapa kuatnya arus yang datang saat kejadian.
Ironisnya lagi beberapa makam Muslim yang ada di pinggir sungai aek mangambur hilang. Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat untuk mengingat makam yang tersisa aman jika terjadi kembali bencana alam seperti ini ungkap salah satu warga setempat.
Puluhan warga kelurahan muara ampolu mengungsi kedes tetangga, yaitu desa Sihapas, kecamatan suka bangun, kabupaten Tapanuli Tengah,
Jalan penghubung utama antar kelurahan muara Ampolu ke kabupaten juga sangat penting untuk mengangkut bantuan, kebutuhan vital, serta menunjang kegiatan ekonomi masyarakat yang sehari-hari bergantung pada akses jalan tersebut.
Namun di balik peristiwa ini menghadirkan persoalan yang lebih besar. Dalam hitungan jam, tetapi juga rasa aman warga, arus logistik, dan kelancaran kegiatan ekonomi ribuan orang. Agar kejadian ini menunjukkan bahwa tata kelola pembangunan dan perlindungan lingkungan masih belum benar-benar menjadi perhatian serius pemerintah.
Masyarakat tentu menantikan perbaikan segera atas jembatan yang putus. Tetapi lebih dari itu, warga berhak berkomitmen yang lebih kuat, perencanaan yang matang, pengawasan pembangunan yang lebih tegas, serta kebijakan yang berpihak pada kelestarian alam. Tanpa langkah yang jelas dan berkelanjutan, bencana serupa akan terus berulang dan meninggalkan luka yang sama di kemudian hari.
(Kaperwil MWPS Sumut : t.rait)
Anda Mungkin Suka Juga
Dalam Serah Terima Tugas, Kanit I SPKT Polresta Palangka Raya Antisipasi Premanisme
30 Juni 2025
Jaga Keamanan, Satpamobvit Polresta Palangka Raya Siagakan Personelnya di Area Bandara Tjilik Riwut
3 Juli 2025