• Kepolisian,  Kriminal

    Satreskoba Polres Bangkalan Amankan 3 Pegawai RSUD Syamrabu saat Konsumsi Pesta Sabu

    WARTAPENASATUJATIM | BangkalanSatresnarkoba Polres Bangkalan mengamankan tiga orang yang bekerja di RSUD Syamrabu Bangkalan usai kedapatan menggunakan narkotika jenis sabu.

    Tersangka tersebut terdiri dari dua sopir ambulans dan satu petugas keamanan (satpam).

    Ketiganya ditangkap saat tengah mengonsumsi sabu di sebuah rumah kosong di Kelurahan Pejagan, Kabupaten Bangkalan.

    Kasus tersebut dijelaskan langsung oleh Kasat Resnarkoba Polres Bangkalan Iptu Kiswoyo Supriyanto, S.H., didampingi Kasi Humas Polres Bangkalan Ipda Agung Intama dihadapan awak media.

    “Kami menerima laporan masyarakat bahwa ada rumah kosong di wilayah Pejagan yang sering digunakan untuk pesta sabu. Setelah kami lakukan penyelidikan dan memastikan kebenarannya, petugas segera melakukan penggerebekan dan menemukan tiga orang sedang menggunakan narkoba,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Rabu (5/11/2025) di Mapolres Bangkalan.

    Ketiga pelaku diketahui berinisial MZ (33), YN (25), dan NRG (24).

    Dari hasil pemeriksaan awal, mereka mengaku sepakat untuk iuran sebesar Rp50.000 per orang untuk membeli sabu yang kemudian mereka konsumsi bersama.

    “Sebelum menggunakan, mereka iuran masing-masing Rp50.000. Jadi total Rp150.000 digunakan untuk membeli sabu yang mereka pakai bersama di rumah kosong tersebut,” jelas Kasat Narkoba.

    Dari tangan pelaku, polisi menyita barang bukti berupa 1 set alat hisap sabu (bong) lengkap dengan pipet kaca berisi sisa sabu seberat 1,98 gram, 1 plastik klip kosong, dan 1 korek api gas.

    Ketiga tersangka dan barang bukti kini diamankan di Mapolres Bangkalan untuk proses hukum lebih lanjut.

    “Ketiganya dijerat dengan Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,” ungkap kasatnarkoba.

    Lebih lanjut, pihak Satresnarkoba akan mengirim barang bukti ke Laboratorium Forensik Cabang Surabaya serta melakukan pengembangan guna mencari pemasok sabu tersebut.

    Mewakili Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono, S.H., S.I.K., M.I.K., dirinya menegaskan bahwa Polres Bangkalan berkomitmen untuk terus memberantas penyalahgunaan narkoba dan akan ditindak sesuai hukum yang berlaku.

    “Ini juga menjadi peringatan keras agar semua pihak menjauhi narkoba. Begitu pula kami dari Polres Bangkalan mengimbau masyarakat agar tidak ragu melapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan terkait penyalahgunaan narkoba di lingkungannya,” tutupnya.*** (Azis)

    Jurnalis: Abdul Azis

  • Daerah,  Seni dan Budaya

    Lembaga Kesultanan Bangkalan Menilai Penganugerahan Gelar untuk Bupati Bangkalan dan Wakilnya Hanya Sebuah Lelucon: “Darah Leluhur Tak Bisa Dibeli”

    WARTAPENASATUJATIM | Bangkalan – Penganugerahan Gelar Kehormatan kepada Bupati Bangkalan Lukman Hakim dan wakilnya Moh. Fauzan Ja’far beberapa pekan lalu, muncul kritikan pedas dari lembaga resmi pemangku Kesultanan Kraton Bangkalan. Pemberian gelar tersebut dinilai mencederai pranata adat dan nilai sejarah leluhur.

    Salah satu tokoh Keturunan dan Pemangku Kesultanan di Bangkalan menyebut bahwa gelar yang diberikan itu tidak memiliki dasar silsilah dan diduga menyalahi tatanan dinasti Keraton Madura.

    “Darah leluhur tidak bisa dibeli. Gelar kebangsawanan itu hanya untuk mereka yang memiliki trah kerajaan. Ini hanya con-locon (lelucon),” tegasnya saat ditemui di kediamannya. Selasa (28/10)

    Sebagai lembaga resmi pemangku Kesultanan ia menjelaskan bahwa Keraton Bangkalan resmi dibubarkan oleh pemerintah Belanda pada 22 Agustus 1885. Sehingga, sistem monarki atau kerajaan dan pemberian gelar kebangsawanan tidak lagi berlaku.

    “Kalau sudah bubar, lalu atas dasar apa gelar kebangsawanan bisa muncul lagi? Siapa yang berwenang? Ini jelas sudah menabrak pranata adat dan trah kebangsawanan,” ujarnya.

    Lebih jauh, ia menyebut adanya dugaan bahwa gelar tersebut diperoleh melalui transaksi.

    “Saya mendapat informasi gelar itu beli. Entah siapa makelarnya,” ujarnya.

    Sementara itu Bupati Lukman menyebut gelar tersebut adalah sebagai bentuk komitmen menjaga Adat dan Budaya.

    “Alhamdulillah, gelar kehormatan ini saya terima bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi sebagai bentuk komitmen kita bersama menjaga adat-budaya, persaudaraan, dan kemajuan Bangkalan,” ujar Lukman.

    Namun pernyataan itu justru dianggap kontradiktif oleh para pemangku Kesultanan karena dinilai mengabaikan akar sejarah.

    “Bangkalan bukan panggung sandiwara adat. Kalau bicara budaya, pahami sejarahnya. Darah leluhur tak bisa dibeli,” pungkasnya.

    Keprihatinan mendalam juga disuarakan oleh kalangan keluarga Dinasti Cakraningrat Sembilangan terkait proses penganugerahan itu. Pemberian gelar tersebut dianggap sinyal darurat yang harus ditanggapi sangat serius.

    Sebagai Pengurus Hukum Adat Dinasti Madura, menegaskan bahwa sorotan ini muncul bukan tanpa alasan, melainkan karena proses tersebut dinilai sudah melabrak sejumlah pranata adat Keraton Madura Barat yang kokoh.

    “Saya harus menekankan, gelar dalam pandangan tradisi Madura sejati bukanlah sekadar tempelan atau pelengkap nama yang bisa diberikan sembarangan. Ia adalah lambang sakral, cerminan dari tanggung jawab moral dan sosial yang seyogianya diwariskan atau diberikan berdasarkan kaidah leluhur yang tidak boleh diganggu gugat,” ujar beliau dengan nada tegas. (Kamis, 7/11)

    Atas kejadian tersebut, amat disayangkan adanya pihak yang terlalu terburu-buru dalam memberikan penilaian dan mengusulkan penganugerahan gelar.

    Ini menunjukkan adanya kerentanan dalam memahami makna historis dan nilai spiritual dari gelar tersebut.

    “Keprihatinan utama kami adalah, apakah proses ini sudah benar-benar berfokus pada penelusuran silsilah yang akurat serta penilaian terhadap kontribusi nyata yang telah diberikan kepada adat dan budaya Madura? Atau, jangan-jangan, kita justru terlalu menonjolkan aspek seremonial dan publikasi semata?” ucapnya tegas.

    Pihak keluarga Dinasti Madura khawatir, tanpa dasar adat yang kuat dan legitimasi silsilah yang jelas, gelar-gelar semacam itu berisiko besar untuk kehilangan makna dan martabatnya di mata masyarakat.

    “Kami sangat mengkhawatirkan masyarakat akan menganggap gelar-gelar ini sebagai simbol yang kurang bernilai, yang pada akhirnya hanya akan mengindikasikan kurangnya pemahaman mendalam terhadap sejarah dan tata nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhur Dinasti Cakraningrat,” lanjut beliau.

    Mereka juga menjelaskan penting untuk diingat, bahwa kehormatan sejati tidak dapat dicari dengan mudah, pun tidak dapat diberikan tanpa landasan yang kuat.

    “Kehormatan sejati itu hanya bersemi dari pemahaman yang tulus terhadap adat, ketulusan hati, dan keterikatan yang sah dengan akar budaya leluhur kita,” pungkasnya.

    Oleh karena itu, mereka berharap agar penegakan pranata adat terus dijaga dengan ketat. Apabila kaidah-kaidah leluhur terus-menerus diabaikan, mereka khawatir hal ini tidak hanya akan mengurangi nilai warisan Dinasti Cakraningrat, tetapi juga secara keseluruhan dapat merusak martabat Darah Biru Madura, dan pada akhirnya, gelar kehormatan yang diberikan akan kehilangan seluruh makna historisnya.

    “Kami mengajak semua pihak untuk kembali merenungkan dan menghormati tradisi ini.” tutupnya.*** (Azis).

    Jurnalis: Abdul Azis

  • Uncategorized

    Dugaan Pelanggaran ITE, Oknum Guru SDN Tanah Merah Dajah 1 Terancam Dilaporkan

    WARTAPENASATUJATIM | Bangkalan – Seorang oknum guru di SDN Tanah Merah Dajah 1, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, berinisial AG, menjadi sorotan publik setelah diduga membuat unggahan bernada provokatif di media sosial WhatsApp.

    Unggahan tersebut muncul pasca ramai pemberitaan mengenai proyek pembangunan pagar sekolah yang disorot karena para pekerjanya tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja.

    Dalam unggahan status WhatsApp-nya, AG menuliskan pernyataan yang dinilai menyinggung pihak tertentu dan tidak pantas diucapkan oleh seorang pendidik.

    Isi unggahan tersebut berbunyi:
    “Sudah tidak memberikan bantuan cuma taunya mencari kesalahan. Kerja kalau mau uang jangan cuma mencari kesalahan orang. Makan uang haram itu biar jadi daging busuk. Kalau kerjaannya lebih parah dari orang ngemis. Mungkin enak dimakan sampai ke anaknya biar jadi daging busuk.”

    Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari sejumlah pihak, termasuk kalangan media. Supriaadi, salah satu pimpinan redaksi media online di Jawa Timur, mengecam tindakan oknum guru tersebut.

    Menurut Supriadi, sikap yang ditunjukkan inisial AG tidak mencerminkan etika seorang pendidik, melainkan sikap yang tidak terdidik.

    “Sebagai tenaga pendidik, seharusnya memberikan contoh yang baik, bukan justru membuat unggahan yang berpotensi menimbulkan konflik di ruang publik. Kami menilai pernyataan itu dapat masuk dalam kategori pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE),” ujarnya.

    Lebih lanjut, Supriadi menyebut pihaknya tengah mempertimbangkan langkah hukum terkait unggahan tersebut.

    “Kami sedang berkoordinasi dengan tim hukum. Jika terbukti mengandung unsur pencemaran nama baik atau ujaran kebencian, kami tidak segan untuk melaporkannya,” tegasnya.

    Namu, hingga berita ini diterbitkan, Kepala Sekolah SDN Tanah Merah Dajah 1, Mutmainah, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pribadinya, belum memberikan tanggapan resmi dan terkesan membiarkan tindakan yang dilakukan oleh oknum guru berinisial AG tersebut.

    Dalam pesannya, Mutmainah menyampaikan alasan belum bisa memberikan keterangan karena sedang ada urusan keluarga.

    “Mohon maaf bapak, saya belum bisa konfirmasi. Pona’an saya mau akad nikah besok,” tulisnya singkat melalui pesan WhatsApp.*** (Tim)

    Jurnalis: Abdul Azis

  • Pendidikan

    UPTD SMPN 2 Blega Sukses Gelar OSS Daring, Pacu Siswa Kuasai Soal HOTS dan Jaring Delegasi OSN 2026

    WARTAPENASATUJATIM | Bangkalan – 6 November 2025, UPTD SMP Negeri 2 Blega baru saja menuntaskan gelaran Akbar Olimpiade Sains Sekolah (OSS) tahun 2025, Kompetisi Sains Internal yang berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 3 hingga 6 November 2025,

    Kegiatan ini menjadi ajang strategis bagi sekolah dalam mengukur sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan sains di tengah tantangan global.

    Secara inovatif, OSS dilaksanakan sepenuhnya secara Daring (online) dengan memanfaatkan optimal fasilitas Teknologi Informasi (IT) yang dimiliki sekolah, seluruh siswa dari kelas 7 dan kelas 8 turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

    Bscs Juga: Siswa Diktukba SPN Polda Jatim Beri Manfaat Nyata, Bantu Pembangunan Akses Jalan Petani di Kediri

    Kepala UPTD SMPN 2 Blega, Ahmad Hasan Rusdi, S.Pd, M.M, menjelaskan bahwa tujuan utama OSS tidak hanya sekedar mencari pemenang, tetapi juga sebagai platform persiapan dini yang lebih panjang bagi siswa untuk menghadapi kompetisi sains di tingkat yang lebih tinggi.

    Untuk membiasakan siswa dengan soal HOTS ( Higher Order Thinking Skills) yang dirancang untuk menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi.

    “Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sains di sekolah kami melalui kompetisi yang sehat di bidang Matematika, IPA dan IPS. Melalui OSS, siswa akan menjadi lebih familiar dan terbiasa dengan pola-pola soal OSN yang bersifat Higher Order Thinking Skills (HOTS) dan menantang yang memerlukan kemampuan analisis, evaluasi dan pemecahan masalah yang mendalam,” jelasnya

    Ahmad Hasan Rusdi juga menegaskan, OSS juga diarahkan untuk menumbuhkan semangat persaingan yang positif dan aplikatif di kalangan siswa, Diharapkan kompetisi yang sehat ini memicu motivasi belajar yang berkelanjutan dan memunculkan kreativitas baru bagi para guru terkait.

    Baca Juga: Polda Jatim Berhasil Ungkap 1.443 Kasus dan Amankan 1.135 Tersangka Selama Operasi Sikat Semeru 2025

    “Kami berharap guru-guru Matematika, IPA dan IPS menjadi lebih intens dan termotivasi dalam mempersiapkan siswanya, baik melalui peningkatan kualitas pembelajaran di kelas maupun pelatihan khusus, agar anak-anak didik kita siap berprestasi di tingkat selanjutnya,” tegas beliau guna mendorong persaingan positif dan motivasi guru.

    Untuk target lolos tingkat provinsi Ahmad Hasan Rusdi menambahkan, dari hasil seleksi objektif OSS tersebut, pihak sekolah akan menyeleksi 10 peserta dengan nilai terbaik dari masing-masing mata pelajaran (Matematika, IPA dan IPS).

    Para siswa terpilih selanjutnya akan dibina secara intensif untuk diikutsertakan dalam kegiatan Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kabupaten pada tahun 2026 mendatang.

    “Target kami pada tahun ketiga pelaksanaan OSS ini adalah bisa menghasilkan siswa-siswa yang berprestasi di OSN tingkat kabupaten, dan menjadi wakil selanjutnya di tingkat provinsi. Dengan persiapan yang matang dan seleksi yang objektif, kamu yakin bibit-bibit unggul ini dapat mengharumkan nama sekolah,” pungkas Ahmad Hasan Rusdi, menandaskan komitmen sekolah terhadap peningkatan prestasi akademik

    Selain itu Ahmad Hasan menuturkan, pada tahun 2025, Adanya penambahan fasilitas Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan toilet modern secara swakekola serta penambahan buku perpustakaan, alat peraga IPA, dan pavingisasi halaman sekolah yang dikerjakan secara kontraktual.

    Baca Juga: Pangdam Brawijaya Pimpin Sidang Pemilihan Subpanpus Caba PK TNI-AD Gelombang II

    Merupakan salah satu bentuk komitmen sekolah dan dukungan dari pemerintah pusat maupun pemerintah Kabupaten Bangkalan.

    “Semua tu menunjukkan bukti nyata komitmen sekolah dan pemerintah untuk menjadikan UPTD SMPN 2 Blega sebagai sekolah yang representatif, ramah anak, dan berpotensi lebih berkembang di masa yang akan datang dalam mempersiapkan generasi muda yg lebih baik dan berdaya saing global.” tutupnya.*** (Azis)

    Jurnalis: Abdul Azis

  • AGAMA

    Priyo Effendi Pada Acara Istighosah dan Doa Jelang Hari Pahlawan di Masjid Rahmat Kembang Kuning

    WARTAPENASATUJATIM | SURABAYA – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 Nopember 2025, Pondok Pesantren Salafiyah Hamidiyah Kembang Kuning bekerjasama dengan Yayasan Masjid Rahmat Surabaya, dan Pengurus Daerah 13 FKPPI Jawa Timur mengadakan istighosah dan doa bersama untuk para Pahlawan/Syuhada.

    Acara istighosah dan doa diselenggarakan di Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, pada Sabtu (1/11/25) pukul 20.00 WIB.

    Sebagai penceramah KH. Dr. Khozin Mustafid, S.Ag. M.Pd.I, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah AN NAJAH Sidoarjo, Gus E’eng, Pengasuh Istigotsah Ainurochman, juga turut mengundang H. Priyo Effendi selaku Ketua PD 13 FKPPI Jawa Timur.

    Baca Juga: Kasdam Brawijaya Tutup Pelaksanaan KKRI 2025

    Menurut Priyo Effendi bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan sejati, yang telah mengajarkan arti perjuangan, pengorbanan dan keiklasan dalam berjuang.

    Dalam peringatan Hari Pahlawan tidak hanya untuk mengenang jasa-jasa pejuang yang telah gugur dengan gagah berani di medan perang untuk membela negara, namun yang harus diteladani adalah semangat para pejuang.

    Baca Juga: Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Tinjau Kesiapan SPPG, Dukung Program Pemenuhan Gizi Nasional

    “Yang diteladani adalah semangat mereka, semangat yang bagaimana? Yakni semangan Cinta Tanah Air, semangat Juang untuk memcapai cita-cita bangsa, semangat berkorban dan bermanfaat bagi orang lain,” ujar Priyo

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda bahwa seorang mukmin itu bisa menerima dan diterima orang lain dan tidak ada kebaikan yang tidak bisa menerima dan yang tidak bisa diterima orang lain.

    Masih menurut Priyo Effendi, semua orang bisa menjadi pahlawan yang tidak selalu angkat senjata, jadi yang dikatakan pahlawan adalah menjadi orang yang dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara seminimalnya bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

    Baca Juga: H.Syafiuddin Menggelar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Gedung Merdeka Kabupaten Bangkalan

    “Guru bahkan Kyai yang tulus mendidik di pondok pesantren, petani yang bekerja memberi makan bagsa, pejabat yang amanah dan tidak korupsi, yang penting jujur, menebar kebaikan sesama itu bisa dikatakan pahlawan,” tutur Priyo Effendi

    “Melalui kegiatan istighotsa ini, marilah kita memohon kepada Allah SWT, agar senantiasa bangsa Indonesia diberikan kedamaian, kekuatan serta perlindungan dari segala perpecahan, semoga semangat para pahlawan bisa terus hidup di hati kita dan semoga Allah SWT meridhoi setiap niat dan langkah baik kita,” pungkas Priyo Efeendi.*** (Red)

  • Daerah

    Panggung Talenta Dan Gelar Karya Literasi Dasar Abad 21 Meriahkan Diesnatalis SMPN 2 Kamal Ke-42

    WARTAPENASATUJATIM | BANGKALAN – Mengusung tema membangun masa depan gemilang melalui sinergi literasi dasar abad 21 UPTD SMP Negeri 2 Kamal merayakan hari jadinya yang ke-42 melalui perhelatan Dies Natalis yang spektakuler pada Sabtu, 1 November 2025.

    Mengusung konsep Outdoor dan Indoor yang terintegrasi, acara ini menampilkan keberagaman kreasi siswa sekaligus memamerkan hasil Project Based Learning literasi dasar abad ke-21.

    Acara ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Bapak H. Moh Yakub, S.Pd.I., M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan. Turut hadir pula Hj. Christin Sri Hayati, S.E., M.M., Kabid Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Kegemaran Membaca, Kapolsek Kamal, Muspika Kecamatan Kamal, Ketua PGRI Kecamatan Kamal, serta Komite Sekolah.

    Baca Juga: Warga Bangkalan Keluhkan Motor Mogok Usai Isi BBM di SPBU

    Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya. Beliau menyoroti bahwa Dies Natalis ini tidak hanya memamerkan talenta baik di bidang seni dan literasi, tetapi juga karya hasil pembelajaran berbasis proyek siswa terkait literasi dasar abad ke-21.

    “Saya sangat mengapresiasi Dies Natalis ini, kepada guru dan siswa SMPN 2 Kamal yang telah mampu mengimplementasikan kolaborasi lintas mata pelajaran dalam karya literasi yang luar biasa,” ujar Bapak H. Moh Yakub. “Terus tingkatkan kreativitas dan inovasi untuk pendidikan yang lebih berkualitas.”

    Sebelum acara puncak dibuka, kegiatan diawali dengan membaca buku bersama selama 10 menit dan resensi buku dari perwakilan siswa, ini merupakan komitmen sekolah terhadap budaya literasi.

    Para tamu undangan kemudian diajak mengunjungi Galeri Gelar Karya yang menampilkan hasil Project Based Learning siswa.

    Baca Juga: Jatim Super Exhibition Fair Volume III: Target 2.000 Pengunjung per Hari, Bukti Antusiasme Masyarakat

    Di sini, inovasi teknologi terlihat nyata, salah satunya melalui percobaan aplikasi refleksi umpan balik menggunakan Layar IFP yang dikembangkan dengan sentuhan Artificial Intelligence (AI)

    Acara inti dibuka secara simbolis dengan pelepasan burung oleh Kepala Dinas, menandai kebebasan kreasi dan harapan masa depan. Plt. Kepala UPTD SMP Negeri 2 Kamal, Hj. R. Sulfa Diana, S.Ag., S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas sinergi dan kolaborasi luar biasa dari seluruh pihak.

    Panggung Dies Natalis kemudian diramaikan oleh penampilan-penampilan keren peserta didik yang memukau hadirin yaitu Ketangkasan Baris Berbaris yang keren dengan kreasi drama teatrikalnya,

    Tari Kreasi yang memancarkan keindahan budaya, Dongeng Bahasa Madura dan Story Telling Bahasa Indonesia yang mengasah kemampuan berbahasa, Lawak yang mengundang gelak tawa, Kreasi Semaphore dari Pramuka yang unik dan kreatif.

    Baca Juga: Dandim 0808/Blitar Hadiri Rapat Koordinasi Survei Monitoring dan Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis

    Pada kesempatan itu Sulfadiana menjelaskan, Di usia yang matang, 42 tahun, SMPN 2 Kamal juga menerima kado terindah berupa serangkaian prestasi gemilang yang dicapai pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2025/2026 diantaranya Juara 2 Lomba Bahasa Madura tingkat kabupaten dalam Festival Tunas Bahasa Ibu, Juara Harapan 1 Dongeng Bahasa Indonesia tingkat Jawa Timur dalam ajang Kreativitas Anak Indonesia Berbahasa,

    “Juara 1 Futsal Putra se-Kecamatan Kamal. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa UPTD SMP Negeri 2 Kamal adalah tempat ideal bagi siswa untuk mengembangkan talenta dan mengukir prestasi, selaras dengan semangat sinergi dan kolaborasi yang ditekankan dalam perayaan Dies Natalis ini.” pungkasnya.*** (Azis)

    Jurnalis: Abdul Azis

  • Ekonomi

    Talk Show JSEF 2025 Jadi Motor Penggerak Ekonomi Digital Jawa Timur: Kolaborasi Pemerintah dan UMKM Menuju Era Inovasi Nasional

    WARTAPENASATUJATIM | Surabaya, Sabtu (1 November 2025) – Jawa Timur terus mempertegas posisinya sebagai salah satu provinsi terdepan dalam pengembangan ekonomi digital dan pemberdayaan pelaku usaha kecil dan menengah.

    Melalui kegiatan Talk Show Digital Marketing Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III Tahun 2025, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berupaya membangun sinergi lintas sektor untuk memperkuat fondasi ekonomi yang inovatif, inklusif, dan berdaya saing global.

    Acara yang diselenggarakan di Fairway Ninemall Surabaya (dahulu Lenmarc Mall) ini merupakan bagian dari pameran akbar tahunan Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III 2025, dengan tema besar “The Biggest Etalase Premium UKM/UMKM Provinsi Jawa Timur Menuju Gerbang Nusantara Baru.”

    Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam perjalanan Jawa Timur menuju Transformasi Ekonomi Digital yang lebih terarah dan berkelanjutan.

    Membangun Ekosistem Ekonomi Digital yang Berdaya Saing

    Talk show yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan pelaku usaha, akademisi, komunitas digital, dan pegiat ekonomi kreatif menghadirkan dua pembicara inspiratif, yaitu Roy Alfred Sutanto, Gen Z Entrepreneur sekaligus Koordinator Pemberdayaan UKM/UMKM Jawa Timur, dan Heru Satriyo, Ketua Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jawa Timur.

    Keduanya menyoroti pentingnya membangun ekosistem ekonomi digital yang seimbang antara inovasi teknologi dan tata kelola usaha yang berintegritas. Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dinilai menjadi kunci utama dalam memperkuat daya saing ekonomi daerah.

    Dalam pemaparannya, Roy Alfred Sutanto menggarisbawahi pentingnya pemahaman pelaku usaha terhadap strategi pemasaran digital berbasis data. Ia menegaskan bahwa digital marketing bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk memperluas pasar dan mempertahankan eksistensi usaha di tengah ketatnya persaingan global.

    “Pelaku usaha harus memahami dengan jelas siapa target pasarnya sebelum melakukan promosi. Ketika kita tahu kebutuhan konsumen, kita bisa mengemas keunggulan produk dengan cara yang lebih efektif dan menarik,” ujar Roy di hadapan peserta.

    Roy juga menyoroti tantangan utama dalam era digitalisasi, yakni membangun Kepercayaan Konsumen (Customer Trust). Menurutnya, reputasi dan kualitas produk adalah modal utama dalam memenangkan hati pelanggan.

    “Di awal, masyarakat mungkin ragu terhadap produk baru. Tapi jika pelaku usaha menjaga kualitas dan konsistensi layanan, kepercayaan itu akan tumbuh dan menjadi kekuatan bisnis jangka panjang,” tambahnya.

    Integritas Bisnis: Pilar Keberlanjutan Transformasi Ekonomi

    Sementara itu, Heru Satriyo dari MAKI Jawa Timur menekankan bahwa digitalisasi ekonomi harus diimbangi dengan penguatan nilai-nilai integritas, transparansi, dan tanggung jawab sosial.
    Menurutnya, transformasi digital tanpa etika bisnis hanya akan melahirkan sistem ekonomi yang rapuh dan tidak berkeadilan.

    “Digitalisasi tanpa integritas hanya akan melahirkan sistem yang tidak kokoh. Dunia usaha harus tumbuh di atas prinsip transparansi, akuntabilitas, dan etika bisnis yang kuat,” tegas Heru.

    Lebih lanjut, Heru menjelaskan bahwa MAKI Jawa Timur siap berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam memperkuat tata kelola bisnis yang bersih dan berintegritas, serta mendorong pelaku UMKM untuk menjauhi praktik curang dan koruptif.

    “Kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi digital tidak hanya meningkatkan keuntungan, tetapi juga membawa manfaat sosial dan kesejahteraan bagi masyarakat,” ujarnya menambahkan.

    JSEF 2025: Etalase Inovasi dan Kolaborasi Ekonomi Daerah

    Sebagai ajang pameran terbesar di Jawa Timur, Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) 2025 menjadi wadah strategis bagi ribuan pelaku UMKM dari seluruh kabupaten/kota untuk mempromosikan produk unggulan daerahnya.

    Mulai dari sektor kuliner, kriya, fashion, hingga teknologi digital, JSEF menjadi etalase inovasi yang merepresentasikan kekuatan ekonomi kreatif Jawa Timur.

    Tahun ini, tema “Gerbang Nusantara Baru” diusung sebagai simbol semangat baru Jawa Timur dalam menciptakan ekonomi yang inklusif, adaptif, dan berbasis kolaborasi lintas sektor.

    Melalui kegiatan seperti talk show digital marketing, para peserta tidak hanya mendapatkan wawasan teoretis, tetapi juga pembekalan praktis mengenai strategi promosi berbasis teknologi dan branding produk lokal agar mampu menembus pasar nasional bahkan internasional.

    “Jawa Timur sedang menapaki jalur yang benar untuk menjadi pusat ekonomi digital Indonesia. Inovasi, kolaborasi, dan integritas harus menjadi pondasi utama dalam setiap langkah pembangunan ekonomi kita,” ujar Roy menegaskan.

    Generasi Muda: Aset Strategis dalam Transformasi Ekonomi Digital

    Transformasi ekonomi digital tidak akan optimal tanpa dukungan generasi muda. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus mendorong lahirnya wirausahawan muda berbasis teknologi yang mampu menjadi penggerak utama Ekonomi Kreatif dan Digital.

    Kegiatan seperti Talk Show Digital Marketing JSEF 2025 diharapkan dapat menciptakan ruang belajar dan kolaborasi antargenerasi, mempertemukan pengalaman praktis dari pelaku usaha senior dengan semangat inovatif dari wirausahawan muda.

    “Talk show ini bukan hanya tentang strategi bisnis, tetapi juga gerakan kolektif untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah. Jawa Timur harus tampil sebagai motor penggerak ekonomi digital nasional,” ujar Roy di akhir sesi diskusi.

    Jawa Timur Menuju Pusat Inovasi Ekonomi Nasional

    Kehadiran Talk Show Digital Marketing JSEF 2025 menjadi bukti nyata dari komitmen Jawa Timur dalam memperkuat transformasi ekonomi berbasis inovasi, teknologi, dan integritas. Kolaborasi yang dibangun antara pemerintah, pelaku usaha, komunitas digital, dan masyarakat menunjukkan keseriusan provinsi ini dalam mewujudkan ekonomi daerah yang inklusif, transparan, dan berkelanjutan.

    Dengan semangat Gerbang Nusantara Baru, Jawa Timur terus melangkah menjadi pusat inovasi ekonomi nasional, sekaligus contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan UMKM yang adaptif terhadap era digital.
    Langkah ini tidak hanya membuka peluang baru bagi pelaku usaha lokal, tetapi juga memperkuat peran Jawa Timur sebagai lumbung ekonomi kreatif dan pilar utama kebangkitan ekonomi Indonesia. (Bgn)

  • Daerah

    Warga Bangkalan Keluhkan Motor Mogok Usai Isi BBM di SPBU

    WARTAPENASATUJATIM | Bangkalan – Meski hasil inspeksi resmi bersama pihak terkait yang dinyatakan oleh pihak Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Bangkalan menyebut tidak ada temuan soal dugaan pengoplosan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) setempat, fakta di lapangan justru berkata lain.

    Sejumlah pengguna kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, mengaku mengalami kerusakan serius setelah mengisi BBM di salah satu SPBU.

    Beberapa warga menyebut, motor dan mobil mereka bermasalah setelah pengisian BBM. Salah satu pengendara motor Honda mengatakan, beberapa hari ini motornya tersendat-sendat dan mati setwlah melakukan pengisian BBM di salah satu SPBU.

    Baca Juga: Pelarian Berakhir, Polres Bangkalan Amankan Narapidana Rutan Kelas IIB Sumenep yang Kabur Terlibat Kasus Curanmor

    “Motor saya diservis habis delapan ratus ribu setelah mengalami kendala tersendat. Baru setelah servis, motornya bisa nyala meski gak bisa normal,” ujar salah satu warga, Jumat (31/10).

    Hal serupa dialami seorang pemilik mobil Kijang. Ia mengaku mobilnya tak bisa dihidupkan sejak beberapa hari lalu setelah mengisi BBM di SPBU yang sama. Tidak hanya di SPBU, salah satu Pertashop di Bangkalan juga diduga terjadi pengoplosan.

    “Mobil saya mangkrak di garasi setelah beberapa hari saya mengisi bbm di spbu dan di Pertashop,” ujarnya.

    Salah satu mekanik di Bangkalan yang enggan disebut namanya mengaku mendapati adanya perbedaan tekstur pada bahan bakar yang dibawa konsumen untuk pengecekan.

    Baca Juga: Jatim Super Exhibition Fair Volume III: Target 2.000 Pengunjung per Hari, Bukti Antusiasme Masyarakat

    “Ada perubahan pada tekstur bahan bakarnya, baik jenis Pertalite maupun Pertamax Turbo yang warna merah. Itu terlihat tidak normal,” ungkapnya setelah dikonfirmasi. Jum’at (31/10)

    Namun, tidak semua bengkel menemukan indikasi serupa. Seorang mekanik bengkel resmi Yamaha menegaskan hingga kini belum pernah menangani kasus mesin rusak akibat dugaan BBM oplosan.

    “Sampai saat ini, saya belum menemukan kasus itu dari konsumen kami,” jelasnya.

    Berbeda dengan mekanik Honda, yang justru mencatat lonjakan perbaikan kendaraan dalam beberapa hari terakhir.

    “Rata-rata kerusakan di filter bahan bakar, banyak yang buntu dan bikin mesin mati. Tapi kami tidak bisa langsung menyimpulkan itu akibat BBM,” kata salah satu teknisi di dealer Honda Bangkalan.

    Pihak terkait bidang Meteorologi DKUPP didampingi Kasat Reskrim Polres Bangkalan menyampaikan hasil pengecekan dan sidak terhadap beberapa SPBU.

    “Jadi clear, di Bangkalan insyaallah BBM jenis pertalite ataupun Pertamax ini aman untuk kendaraan,’ tegas kabid Agung menyampaikan.

    Baca Juga : BRIN Dorong Kolaborasi Riset di Seminar Nasional Hybrid “Perempuan dan Perannya dalam Pergerakan Kebangsaan”

    Menanggapi maraknya keluhan warga, tokoh masyarakat Bangkalan, Jimhur Saros, meminta agar aparat penegak hukum dan instansi terkait tidak gegabah dalam membuat pernyataan publik. Ia menilai pernyataan yang menyebut tidak ada temuan, justru bertolak belakang dengan kenyataan di masyarakat.

    “Faktanya, banyak kendaraan rusak parah, bahkan pemilik motor harus keluar biaya antara Rp600 ribu hingga Rp800 ribu. Untuk mobil, kerugiannya bisa mencapai dua juta rupiah,” tegasnya.

    Jimhur juga mendesak agar pemerintah daerah ada posko pengaduan masyarakat untuk menampung laporan kerusakan akibat fenomena ini.

    “Aparat penegak hukum dan instansi terkait harus lebih hati-hati dalam menyampaikan statement, dan masyarakat perlu ruang untuk melapor agar persoalan ini tidak tenggelam,” pungkasnya.*** (Azis)

  • Uncategorized

    JSEF Volume III MAKI Jatim Gelar Deklarasi Anti-Bullying, Libatkan 5.000 Peserta dari Berbagai Sekolah di Jawa Timur

    WARTAPENASATUJATIM | SURABAYA — Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Provinsi Jawa Timur, Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III yang digagas oleh MAKI Jatim sukses menggelar Deklarasi Anti-Bullying di lantai Ground Fairway Ninemall (Lenmarc Mall) Surabaya, Sabtu (1/11/2025).

    Kegiatan ini diikuti sekitar 5.000 peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PG, PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK yang berasal dari sejumlah daerah di Jawa Timur seperti Malang, Jombang, Pasuruan, Gresik, dan Sidoarjo.

    Acara yang sarat nilai edukasi dan sosial ini mendapat sambutan hangat dari peserta maupun orang tua. Antusiasme siswa terlihat sejak awal acara, mencerminkan semangat tinggi untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan.

    Para orang tua pun memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini. Mereka menilai bahwa kesadaran anti-bullying perlu ditanamkan sejak dini agar anak-anak tumbuh dengan empati, menghargai perbedaan, dan saling menghormati.

    Baca Juga: YBM PLN UIP JBTB Dukung KUC Cah Angon Kembangkan Budidaya Lele untuk Kemandirian Warga Ketintang

    Ketua MAKI Koorwil Jatim, Heru Satriyo, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ajakan bagi seluruh insan pendidikan untuk bersama-sama menyatakan “Say No to Bullying.”

    Ia menegaskan bahwa praktik perundungan masih sering terjadi di lingkungan sekolah dan perlu upaya bersama untuk mengatasinya.

    “Peserta yang hadir mencapai lebih dari 5.000 orang, mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga SMK. Mereka datang dari berbagai daerah seperti Malang, Pasuruan, Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo,” ujar Heru.

    Heru menambahkan, ke depan gerakan ini akan digencarkan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur agar semangat anti-bullying dapat menyebar hingga ke pelosok daerah.

    “Kampanye ini tidak akan berhenti di sini. Kami akan terus menyosialisasikannya sampai ke tingkat kabupaten demi mewujudkan Jawa Timur bebas dari praktik perundungan. Jika ada kasus, masyarakat bisa melapor ke nomor hotline 0813-3746-3972,” tegasnya.

    Ketua Komisi Nasional (Komnas) Pendidikan Jawa Timur, Kunjung Wahyudi, turut memberikan dukungan penuh terhadap gerakan ini.

    “Kami sangat mendukung acara ini karena di dunia pendidikan masih banyak ditemukan kasus kekerasan. Inisiatif yang dilakukan oleh Mas Heru dan tim MAKI Jatim ini sangat positif dan perlu kita dukung bersama,” ujarnya.

    Ia juga menambahkan, seluruh lembaga pendidikan harus berperan aktif dalam mendukung gerakan tersebut.

    “Tadi disampaikan bahwa lebih dari 5.000 peserta terlibat, dan nantinya gerakan ini akan hadir secara masif di tiap kabupaten/kota. Kami akan memberikan dukungan penuh agar program Zero Kekerasan di Jawa Timur benar-benar bisa terwujud,” pungkasnya.

    Selain deklarasi, JSEF Volume III MAKI Jatim juga dimeriahkan dengan lomba mewarnai yang diikuti 175 peserta dari berbagai sekolah. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak mengekspresikan kreativitas sekaligus menanamkan nilai-nilai positif tentang persahabatan dan toleransi.

    Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan semangat anti-bullying terus digaungkan di seluruh sekolah di Jawa Timur, menjadi langkah nyata dalam membentuk generasi muda yang berkarakter, peduli, dan berbudaya.*** (Bgn)

  • Nasional

    BRIN Dorong Kolaborasi Riset di Seminar Nasional Hybrid “Perempuan dan Perannya dalam Pergerakan Kebangsaan”

    WARTAPENASATUJATIM | PayakumbuhProgram Studi Pendidikan Sejarah STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh bekerja sama dengan Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban Badan Riset dan Inovasi Nasional (PR KPP BRIN) serta Perkumpulan Program Studi Sejarah se-Indonesia (PPSI) menggelar Seminar Nasional Hybrid dengan tema “Perempuan dan Perannya dalam Pergerakan Kebangsaan”.

    Seminar tersebut dalam rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97, digelar pada Rabu, 29 Oktober 2025, di Kampus STKIP Yayasan Abdi Pendidikan, Jalan Prof. M. Yamin, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat.

    Seminar yang dihadiri oleh 220 peserta, baik secara luring maupun daring, menampilkan Dr. Mutiah Amini, M.Hum (Kepala Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta) sebagai Keynote Speaker. Dalam pembukaan seminar, ia membahas topik “Membaca Ulang Historiografi Perempuan Indonesia.”

    Enam narasumber yang turut menyajikan makalah serta judul bahasan mereka pada seminar tersebut adalah: Dr. Yuliarni, M.Hum – Dosen Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang (Ratu Sinuhun dan Simbur Cahaya. Kontribusi Perempuan bagi Pendidikan Toleransi), Dr. Sudirman, M.Pd – Kaprodi PPKN STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh (Karakter Kebangsaan Pemuda, perjalanan masa lalu, realitas kini dan harapan masa depan).

    Selain itu juga ada Dra. Zusneli Zubir, M.Hum – Peneliti Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban, Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional – PR KKP OR ARBASTRA BRIN (Pergerakan Perempuan  Minangkabau Menantang Tradisi dan Penjajahan Awal abad 20), Destel Meri, M.Pd – Wakil Ketua I STKIP Yayasan Abdi Pendidikan Payakumbuh (Ratna Sari: Orator Tanah Minang yang menguncang kongres perempuan 1935), Selfi Mahat Putri, S.S, MA – Dosen Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Bidaya Universitas Andalas Padang (Limpapeh Rumah nan Gadang: Suara Perempuan Minang dalam Pergerakan Bangsa), dan Jumhari, S.S, M.Hum – Kepala Balai Pelestarian Kebudayaah (BPK) Wilayah IV Riau dan Kepri.

    Dalam sambutannya, Kepala PR KPP BRIN, Wuri Handoko, S.S., M.Si, menyampaikan bahwa seminar tersebut sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda tentang peran perempuan dalam membangun kebangsaan.

    “Dualitas peran perempuan dan laki-laki dalam pergerakan kebangsaan tidak bisa dipisahkan. Sejak masa perjuangan, banyak pahlawan perempuan yang mengambil peran penting. Dalam konteks pembangunan, peran perempuan juga sangat signifikan,” ujarnya.

    Wuri Handoko menekankan bahwa pentingnya mengungkap peran perempuan sejak awal berdirinya Indonesia melalui berbagai riset kolaboratif, guna menghasilkan informasi baru dan pengetahuan yang lebih mendalam.

    Ia berharap kolaborasi riset antara BRIN dan lembaga-lembaga riset di kampus, termasuk STKIP Payakumbuh, dapat terus ditingkatkan untuk memastikan semua pihak dapat bekerja optimal di bidangnya masing-masing.

    Ketua Pelaksana Seminar, Fikrul Hanif Sufyan, juga menegaskan bahwa pergerakan kebangsaan yang telah berusia hampir satu abad tidak hanya dilakoni oleh kaum laki-laki, namun juga oleh perempuan.

    Ia menjelaskan bahwa geliat perempuan, terutama di Sumatera pada awal abad ke-20, digerakkan oleh perempuan yang terdidik, yang berasal dari sekolah untuk perempuan seperti Madrasatu lil Banat, yang kini dikenal dengan nama Diniyah Putri Padang Panjang.

    “Seminar ini diadakan untuk membuka sejarah perempuan sebagai bagian penting dari kesejarahan di Sumatra Barat. Hal ini sekaligus sebagai upaya untuk mengulang kembali memori kolektif tentang peran perempuan Minang di masa lalu,” tambah Fikrul Hanif.

    Destel Meri, dalam pembukaan acara, menjelaskan bahwa perempuan Minang pada masa lalu tidak hanya dikenal sebagai simbol “limpapeh rumah nan gadang”, tetapi juga berperan aktif dalam mencerahkan kaumnya melalui pendidikan, organisasi pergerakan, dan pers.

    Dra. Zusneli Zubir, M.Hum, saat menyampaikan makalahnya, mengungkapkan bahwa puncak lahirnya pergerakan perempuan di Minangkabau ditandai dengan perluasan aktivitas politik mereka melawan penjajahan Belanda.

    Hal tersebut tercermin dalam partisipasi mereka dalam organisasi kepemudaan seperti Jong Sumateranen Bond cabang Padang, Persatuan Muslimin Indonesia (Permi), dan lainnya.

    Sebagai Keynote Speaker, Dr. Mutiah Amini menegaskan pentingnya menghadirkan perempuan dalam narasi sejarah untuk membongkar ketimpangan narasi masa lalu, yang tidak hanya berfokus pada perempuan, tetapi juga pada keseluruhan sejarah itu sendiri.

    “Dalam catatan yang kami temukan, terdapat tujuh pers yang digerakkan oleh perempuan di Sumatra Barat, di antaranya adalah: Soenting Melajoe, Djauharah, Soeara Perempoean, Asjraq, Soeara Kaoem Iboe Soematra, Keoetamaan Istri Minangkabau, dan Suara Kaoem Iboe Seoemoemnja (SKIS),” ujarnya.*** (Red)

    (Dilaporkan oleh Muhammad Fadhli)