Menata Ulang Sejarah Lokal, AJ Susmana Dorong Dekolonisasi Narasi Bangsa
JAKARTA wartapenasatu.com
Jakarta — Dalam upaya memperkuat identitas nasional dan membebaskan diri dari warisan kolonialisme, AJ Susmana menekankan pentingnya dekolonisasi narasi sejarah lokal. Gagasan tersebut ia sampaikan dalam tulisan berjudul “Konstruksi Naratif: Menata Ulang Sejarah Lokal Menjadi Cerita yang Bermakna” yang mengajak masyarakat untuk meninjau kembali sejarah dari sudut pandang bangsa sendiri, bukan dari kacamata kolonial.
Menurut AJ Susmana, bangsa Indonesia sebagai bekas negara kolonial perlu membangun narasi positif agar mampu melepaskan diri dari mentalitas terjajah. “Kita perlu kisah yang menumbuhkan kebanggaan dan keberanian, agar bangsa ini tidak terus-menerus merasa inferior akibat penjajahan yang panjang,” ujarnya dalam tulisannya.
Ia menjelaskan bahwa dalam konteks perjuangan kebangsaan, kisah kadang dapat mendahului fakta. Artinya, narasi yang kuat mampu membangkitkan semangat dan rasa percaya diri, meski fakta sejarah belum sepenuhnya sempurna. Pendekatan ini dianggap perlu untuk menyalakan kembali keberanian melawan penjajahan dan menumbuhkan optimisme nasional.
Dalam tulisannya, AJ Susmana mencontohkan bagaimana sejarah kejayaan kerajaan-kerajaan besar Nusantara seperti Majapahit dan Sriwijaya menjadi sumber inspirasi penting. Walaupun belum seluruh fakta tentang dua kerajaan itu terungkap sempurna, semangat dan kisah kejayaan mereka tetap menjadi api penyemangat bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang lemah, melainkan bangsa yang mampu berdaulat.
Ia menilai, masa lalu yang baik seperti kisah Majapahit dan Sriwijaya seharusnya dijadikan bahan narasi yang membangun. “Narasi sejarah yang kuat akan membuat kita tidak kehilangan akar dan tradisi, sekaligus menjadi pondasi kemajuan manusia,” tulisnya. Pandangan ini menegaskan bahwa sejarah lokal bukan sekadar catatan masa lampau, tetapi sumber nilai untuk membangun masa depan.
AJ Susmana juga menyinggung pentingnya kisah perjuangan kemerdekaan sebagai bagian dari proses dekolonisasi. Cerita-cerita perjuangan nasional yang penuh keberanian dan pengorbanan dapat menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bangsa ini lahir dari semangat perlawanan, bukan pemberian.
Ia menutup pandangannya dengan menyoroti keberadaan berbagai monumen perjuangan nasional yang berdiri di seluruh penjuru negeri — dari kota besar hingga tingkat kecamatan. Monumen tersebut, katanya, bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga penanda bahwa semangat melawan penjajahan masih hidup dalam setiap jiwa anak bangsa. “Dari sejarah, kita belajar untuk terus berdiri tegak sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,” pungkas AJ Susmana
Sumber:Kebudayaan Rakyat
Anda Mungkin Suka Juga
Satlantas Polres Labuhanbatu Gelar Jumat Berkah: Sentuhan Humanis Polri di Tengah Masyarakat
Oktober 18, 2025
Polres Jombang Launching Aplikasi E-Pelayanan Masyarakat dan WhatsApp Center Lapor Pak Kapolsek
Oktober 31, 2025