• Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Nature,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    “Pemuda Penjaga Nilai Bangsa: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di Jakarta”

    JAKARTA  WartaPenaSatu.com

    JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan: Dorong Peran Pemuda dalam Memajukan Kebudayaan Nasional

     

    Jakarta, 3 November 2025 — Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat semangat kebangsaan dan kebudayaan melalui acara Diskusi Kebangsaan bertajuk “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju, Adil, dan Makmur”. Acara ini berlangsung di Ruang Aula PDS HB Jassin, Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin siang, pukul 12.00 WIB hingga selesai.

     

    Kegiatan yang menggandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta (Dispusip) ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas bidang seperti Assoc. Prof. Dr. Tuti Widyanningrum, SH., MH, Nasruddin Djoko Surjono, M. Rizal, dan Sonny Lauentius, dengan Herry Tany sebagai pengisi sesi inspiratif serta Feby Rahmayana bertindak sebagai moderator. Diskusi ini menjadi ruang refleksi dan dialog terbuka mengenai posisi strategis pemuda dalam membangun peradaban bangsa yang berakar pada nilai-nilai kebudayaan nasional.

     

    Dalam paparannya, Nasruddin Djoko Surjono menekankan bahwa kebudayaan harus menjadi poros utama dalam pembangunan nasional. “Negara yang besar bukan hanya diukur dari kemajuan ekonominya, tetapi dari seberapa kokoh nilai budayanya menopang kehidupan rakyatnya. Pemuda adalah penjaga nilai itu,” ujarnya. Pernyataan tersebut mendapat sambutan antusias dari peserta diskusi yang sebagian besar berasal dari kalangan akademisi dan komunitas pemuda.

     

    Sementara itu, M. Rizal mengajak generasi muda untuk aktif menciptakan ruang-ruang baru ekspresi budaya. “Pemuda jangan hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi pelaku yang membawa kebudayaan ke masa depan, dengan semangat inklusif dan berpihak pada kemanusiaan,” ucapnya. Ia menilai peran kreatif pemuda di era digital bisa menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi.

     

    Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian ulang tahun ke-32 JAKER, yang dimaknai sebagai momentum memperkuat solidaritas lintas generasi di kalangan pelaku budaya dan masyarakat sipil. Sebelumnya, JAKER juga menggelar Bedah Buku Antologi Puisi “Api yang Tak Padam”, yang menghadirkan penulis lintas generasi sebagai simbol keberlanjutan perjuangan budaya rakyat.

     

    Salah satu peserta bedah buku, Isti Komah, menilai kegiatan literasi dan kebudayaan yang digagas JAKER sebagai langkah bijak dan monumental. “Dari 25 penulis yang terlibat, 10 di antaranya perempuan. Ini menunjukkan perspektif gender yang kuat dan langkah signifikan di tengah gerakan rakyat yang umumnya didominasi laki-laki,” ujarnya. Menurutnya, keberagaman suara dalam karya sastra memperkuat posisi kebudayaan sebagai ruang perjuangan yang setara dan terbuka.

     

    Melalui Diskusi Kebangsaan ini, JAKER berharap dapat menyalakan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan di kalangan pemuda serta masyarakat luas. Kebudayaan dipandang bukan semata identitas, tetapi juga kekuatan moral dan sosial untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur — sebagaimana cita-cita bersama yang terus diperjuangkan lintas generasi.

    “Nok Srie”Melaporkan

     

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Loker,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Lumbung Artha Kita (LUBKITA) Puji Peran Selvi Gibran Gaungkan Semangat Generasi Muda Lestarikan Batik Selvi Gibran Dapat Apresiasi dari

    Nusantara Wartapenasatu.com

    Pemerintah Dorong Generasi Muda Lestarikan Batik Lewat “Jejak Canting Indonesia 2025”

    Pemerintah terus memperkuat upaya pelestarian batik sebagai identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Salah satunya melalui gelaran Jejak Canting Indonesia 2025 yang diselenggarakan di Museum Batik Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Acara ini menjadi wadah untuk menelusuri makna, filosofi, serta keindahan batik sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Sekretariat Negara RI bersama Sekretariat Wakil Presiden ini dihadiri oleh berbagai tokoh publik, desainer, perajin batik, serta komunitas pecinta batik dari berbagai daerah. Dalam suasana penuh keanggunan, para tamu mengenakan busana batik dengan corak dan filosofi berbeda, menampilkan keragaman budaya Nusantara yang begitu kaya.

    Selvi Gibran Rakabuming, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan batik agar tetap relevan lintas zaman. “Generasi muda harus melihat batik bukan hanya sebagai kain tradisional, tetapi sebagai karya seni dan simbol kebanggaan bangsa. Melalui kreativitas dan inovasi, batik dapat terus hidup dan menjadi bagian dari gaya hidup modern,” ujar Selvi.

    Deputi Bidang Dukungan Kebudayaan Sekretariat Wakil Presiden, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya. “Kami ingin batik tidak berhenti pada seremoni Hari Batik Nasional saja, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Melalui acara ini, kami mengajak generasi muda untuk memahami filosofi di balik setiap motif batik,” ujarnya.

    Selain peragaan busana, Jejak Canting Indonesia 2025 juga menghadirkan pameran edukatif tentang proses pembuatan batik dan sesi dialog bersama perajin. Desainer batik muda, Ratri Anindya, mengatakan bahwa generasi baru perlu menanamkan kebanggaan terhadap batik dengan cara kreatif. “Batik bisa tampil elegan dan modern tanpa kehilangan nilai tradisinya. Tantangan kita adalah menjaga ruh budaya sambil terus berinovasi,” ungkapnya.

    Gelaran ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat identitas nasional dan mengangkat potensi budaya lokal sebagai sumber kekuatan bangsa. Pemerintah menilai, pelestarian batik bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat, terutama di sektor UMKM dan pariwisata.

    Melalui acara Jejak Canting Indonesia 2025, pemerintah berharap batik akan terus menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Lebih dari sekadar busana, batik adalah wujud nilai, filosofi, dan sejarah panjang bangsa Indonesia yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi masa depan.

    BY”Nok Srie 

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Kemanusiaan Bedah Buku “Luka yang Tak Menyerah” Ajak Publik Menafsirkan Makna Perlawanan dalam Sastra

    Yogyakarta  wartapenasatu.com

    “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”: JAKER dan Retorika UGM Gelar Bedah Buku Puisi tentang Perlawanan dan Kemanusiaan
    Yogyakarta, 29 Oktober 2025 —
    Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) bersama komunitas Retorika Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Bedah Buku Antologi Puisi berjudul “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”, Rabu (29/10) sore, di Ruang Persatuan, Lantai 3 Fakultas Filsafat UGM. Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB ini menjadi ruang pertemuan antara sastrawan, akademisi, dan pecinta sastra yang ingin menafsirkan kembali makna luka dan daya hidup dalam perjalanan kemanusiaan.

    Dalam sambutannya, perwakilan JAKER menyampaikan bahwa antologi ini bukan sekadar kumpulan puisi, tetapi sebuah kesaksian sosial dan batin atas kenyataan hidup yang tak selalu ramah. “Kami ingin menjadikan puisi sebagai ruang untuk menyembuhkan dan melawan sekaligus. Luka bukan alasan untuk berhenti, dan bara tak seharusnya padam hanya karena angin kesedihan,” ujar salah satu perwakilan JAKER membuka acara.

    Buku antologi puisi ini menampilkan karya-karya dari berbagai penulis dengan latar berbeda yang menggali tema tentang kehilangan, perlawanan, dan harapan. Karya-karya di dalamnya merekam denyut kehidupan rakyat kecil, pergulatan batin, dan semangat tak menyerah di tengah situasi sosial yang sering melukai rasa kemanusiaan.

    Sastrawan Kiswondo, salah satu pembicara, mengungkapkan bahwa puisi-puisi dalam buku ini tidak berhenti pada keindahan bahasa, tetapi menjadi jeritan nurani yang menolak diam. “Puisi-puisi ini lahir dari keberanian. Mereka adalah bentuk perlawanan halus terhadap ketidakadilan yang membungkam. Di sinilah puisi kembali ke hakikatnya — menjadi suara bagi yang tak punya suara,” tegasnya.

    Sementara itu, Achmad Munjid, M.A., Ph.D., dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, melihat karya ini sebagai refleksi tentang kemanusiaan yang teruji. Menurutnya, puisi mampu memanggil kesadaran baru di tengah derasnya pragmatisme zaman. “Sastra seperti ini menegaskan bahwa berpikir kritis dan berempati adalah dua sisi dari kemanusiaan yang tak bisa dipisahkan. Puisi menjadi cara kita merawat keduanya,” ujarnya dalam sesi diskusi.

    Pembicara lainnya, Isty, alumni Filsafat UGM, menyoroti sisi reflektif dari karya-karya tersebut. Ia menilai bahwa setiap puisi di dalamnya adalah perjalanan spiritual para penulis dalam menemukan makna dari luka. “Ada kekuatan lembut di balik setiap kata. Puisi-puisi ini tidak meratapi luka, melainkan berdialog dengannya. Dari situ lahir semacam kebijaksanaan baru,” tutur Isty.

    Acara berlangsung hangat dan penuh apresiasi. Selain diskusi, beberapa penulis turut membacakan puisinya, menciptakan suasana syahdu yang menggugah hadirin. Melalui kegiatan ini, JAKER dan komunitas Retorika UGM berharap sastra terus menjadi sumber kekuatan moral dan refleksi sosial bagi masyarakat. “Kami ingin menjaga bara semangat agar tetap menyala, karena dari puisi kita belajar menjadi manusia yang tidak menyerah,” tutup panitia.

    BY”Nok Srie”

  • Artikel,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    UGM Jadi Saksi Bedah Buku Antologi Puisi “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”

    JAWA TENGAH    Wartapenasatu.com

    Bedah Buku “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam” Digelar di UGM, Bahas Perlawanan Lewat Puisi
    YOGYAKARTA – Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) berkolaborasi dengan komunitas Retorika Fakultas Filsafat UGM akan menggelar acara bedah buku antologi puisi bertajuk “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam.” Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 29 Oktober 2025, mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai, bertempat di Ruang Persatuan, Lantai 3, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM).
    Antologi puisi ini hadir sebagai wadah bagi suara-suara yang terpinggirkan, merefleksikan pergulatan sosial dan batin para penulisnya. Dengan tema sentral tentang luka yang tidak selalu berarti menyerah dan semangat yang tak kunjung padam, buku ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran dan empati pembaca terhadap isu-isu kemanusiaan yang mendalam.
    Acara bedah buku ini bertujuan untuk membuka ruang dialog yang konstruktif antara penulis, pembaca, dan masyarakat luas. Melalui diskusi mendalam, diharapkan dapat muncul pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pesan-pesan yang terkandung dalam setiap puisi, serta relevansinya dengan realitas sosial yang ada.
    “Kami ingin mengajak semua pihak untuk terlibat dalam diskusi yang jujur dan terbuka mengenai berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini,” ujar perwakilan dari JAKER dalam siaran persnya. “Puisi adalah salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial dan membangkitkan semangat perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan.”
    Acara ini akan menghadirkan sejumlah pembicara lintas latar belakang yang kompeten di bidangnya. Kiswondo, seorang sastrawan kawakan, akan memberikan perspektifnya mengenai nilai-nilai estetika dan humanisme dalam puisi. Sementara itu, Achmad Munjid, M.A., Ph.D., seorang akademisi dari UGM, akan mengupas tuntas aspek-aspek filosofis dan sosiologis yang terkandung dalam antologi ini.
    Selain diskusi dan bedah buku, acara ini juga akan dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh beberapa penulis yang karyanya termuat dalam antologi. Para peserta juga akan diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pembicara dan penulis, serta menyampaikan pertanyaan dan pandangan mereka mengenai isu-isu yang diangkat dalam buku.
    Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan semangat perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan ketidakadilan dapat terus membara di kalangan masyarakat. “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam” diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan beradab

    BY”Nok Srie

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    Kolaborasi Kemensos dan PT Tresno Jamu Indonesia, Wujudkan Pemberdayaan Ekonomi di Magelang

    NUSANTARA wartapenasatu.com

    Kemensos Perluas Program Kampung Berdaya, Serahkan 25 Ekor Kambing di Magelang

    Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperluas jangkauan Program Kampung Berdaya sebagai langkah konkret dalam upaya pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat desa melalui optimalisasi potensi lokal.

    Penyerahan bantuan ternak menjadi salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut. Siang tadi, perwakilan Kemensos menyerahkan sebanyak 25 ekor kambing jenis saanen kepada 25 penerima manfaat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Sosial dan PT Tresno Jamu Indonesia.

    Direktur Pemberdayaan Sosial Kemensos, Agus Jabo Priyono, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk mendorong kemandirian ekonomi warga desa. Ia menegaskan bahwa pendekatan berbasis potensi lokal menjadi kunci dalam mengembangkan ekonomi masyarakat yang berdaya saing.

    Menurut Agus Jabo, kemitraan dengan dunia usaha seperti PT Tresno Jamu Indonesia menunjukkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya membantu penerima manfaat secara ekonomi, tetapi juga memperkuat ekosistem sosial di wilayah pedesaan.

    Jenis kambing yang diserahkan, yakni kambing saanen, dikenal sebagai salah satu varietas penghasil susu berkualitas tinggi. Dengan demikian, penerima manfaat dapat mengembangkan usaha peternakan sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pengolahan susu kambing.

    Bantuan tersebut juga menjadi langkah awal pengembangan ekonomi berbasis potensi desa. Melalui pendampingan dan pelatihan berkelanjutan, Kemensos berharap warga dapat mengelola bantuan tersebut secara produktif dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan jangka panjang.

    Kemensos menegaskan, program Kampung Berdaya bukan hanya sekadar penyaluran bantuan, melainkan sebuah gerakan membangun kemandirian sosial dan ekonomi dari desa. Semangat “dari desa untuk kemajuan bangsa” menjadi fondasi utama dalam setiap langkah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan.

    BY”NOK SRIE”

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Kesehatan,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    Wamen Sos Agus Jabo: Pemberdayaan Masyarakat Harus Dimulai dari Desa dan Ketahanan Pangan Keluarga

    NUSANTARA WartaPenaSatu.com

     

    Wamen Sos Agus Jabo Ajak Tani Merdeka Indonesia Kolaborasi Program Pemberdayaan Masyarakat

    Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono mengajak Tani Merdeka Indonesia untuk berkolaborasi dalam program pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi rakyat, sekaligus mendukung visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun kesejahteraan yang berkeadilan.

    Pertemuan antara Kementerian Sosial dan Tani Merdeka Indonesia berlangsung di ruang pertemuan Kementerian Sosial, pada Senin, 13 Oktober 2025. Dalam suasana akrab dan penuh semangat, kedua pihak berdiskusi mengenai potensi sinergi dalam pengembangan program berbasis masyarakat, terutama di sektor ketahanan pangan dan kewirausahaan lokal.

    Dalam kesempatan itu, Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa Kementerian Sosial memiliki sejumlah program pendampingan yang dapat disinergikan dengan kegiatan Tani Merdeka Indonesia. “Kemensos memiliki program pelatihan keterampilan, pengembangan wirausaha, serta pemberdayaan UMKM yang bisa berjalan seiring dengan gerakan Tani Merdeka. Kita ingin masyarakat menjadi mandiri dan berdaya secara ekonomi,” ujar Agus Jabo.

    Ia menambahkan, fokus kolaborasi juga diarahkan pada penguatan ketahanan pangan keluarga dan pengelolaan potensi lokal agar bernilai ekonomi tinggi. “Potensi desa harus kita olah menjadi kekuatan ekonomi baru. Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat bisa menciptakan produk unggulan yang tidak hanya menyejahterakan keluarga, tetapi juga daerahnya,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir menyambut positif ajakan tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Kementerian Sosial akan membuka peluang besar bagi para petani dan pelaku UMKM untuk berkembang. “Kami siap bersinergi dengan pemerintah. Visi kami sejalan dengan semangat pemberdayaan rakyat agar petani tidak hanya bisa menanam, tapi juga mengelola hasilnya menjadi produk bernilai tinggi,” kata Don Muzakir.

    Pertemuan tersebut juga menegaskan komitmen bersama dalam mendukung program-program strategis Presiden Prabowo Subianto, terutama di bidang pemberdayaan masyarakat, ketahanan pangan, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. “Kami ingin memastikan setiap program pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat di akar rumput,” ujar Agus Jabo menutup pertemuan.

    Dengan adanya sinergi antara Kementerian Sosial dan Tani Merdeka Indonesia, diharapkan lahir model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan berdampak luas. Kolaborasi ini menjadi langkah konkret menuju Indonesia yang kuat, mandiri, dan berdaulat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    By “Nok Srie”

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Internasional,  Keamanan,  Kesehatan,  Kuliner,  Loker,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    LUBKITA REVOLUSI HIJAU UNTUK KETAHANAN PANGAN

    ­Nusantara wartapenasatu.com

     

    Revolusi Hijau Jadi Titik Balik Pertanian Dunia Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan

    Jakarta, 27 Oktober 2025 — Revolusi Hijau menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pertanian dunia. Melalui penerapan teknologi modern, penggunaan benih unggul, pupuk, pestisida, serta mekanisasi alat pertanian, dunia berhasil meningkatkan produksi pangan secara signifikan sejak pertengahan abad ke-20.LUBKITA (Lumbung Artha  Kita) bercermin dari seorang visioner Norman Borlaug untuk bersinergi ketahanan pangan nasional ­

    Program Revolusi Hijau awalnya digagas untuk mengatasi krisis pangan global akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Penerapan inovasi seperti sistem irigasi modern dan teknik intensifikasi pertanian membuat hasil panen di berbagai negara melonjak drastis. Banyak negara berkembang yang sebelumnya bergantung pada impor pangan, berhasil keluar dari ancaman kelaparan dan menuju kemandirian pangan.

    Di Indonesia, Revolusi Hijau mulai diterapkan secara luas sejak era 1970-an. Pemerintah melalui berbagai program pertanian intensif memperkenalkan varietas padi unggul, pemupukan berimbang, serta perluasan jaringan irigasi teknis. Upaya tersebut berhasil menjadikan Indonesia sempat mencapai swasembada beras pada tahun 1984.

    Namun, keberhasilan Revolusi Hijau juga membawa dampak terhadap lingkungan. Ketergantungan pada bahan kimia seperti pupuk sintetis dan pestisida menimbulkan degradasi kesuburan tanah dan pencemaran air di sejumlah wilayah. Selain itu, sistem pertanian monokultur turut mengurangi keanekaragaman hayati dan meningkatkan risiko ketergantungan terhadap input industri.

    Para ahli menilai, evaluasi terhadap sistem pertanian intensif menjadi keharusan agar ketahanan pangan dapat berjalan seiring dengan kelestarian lingkungan. Konsep pertanian berkelanjutan kini menjadi arah baru yang mendorong keseimbangan antara produksi pangan dan perlindungan ekosistem.

    Berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai mengembangkan model pertanian ramah lingkungan seperti organik, agroekologi, dan hidroponik. Teknologi digital pertanian dan kecerdasan buatan juga dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia.

    Dengan perubahan paradigma ini, semangat Revolusi Hijau diharapkan tetap hidup dalam bentuk yang lebih berkelanjutan. Pertanian masa depan dituntut tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil, tetapi juga menjaga keseimbangan alam, sehingga mampu menjamin ketersediaan pangan bagi generasi mendatang.

    “Nok Srie”Bernarasi

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Keamanan,  MBG,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Prabowo Subianto Dorong Pemerataan Pendidikan Lewat Sekolah Rakyat

    Surakarta wartapenasatu.com

    Sekolah Rakyat, Bukti Negara Hadir untuk Anak Kurang Mampu

    Surakarta, Jawa Tengah — Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah menjadi bukti nyata hadirnya negara dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh anak bangsa, terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui program ini, Presiden Prabowo Subianto ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal hanya karena persoalan biaya.

    Agus Jabo Priyono menyampaikan hal tersebut saat membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Dasar (SRD) 2 Surakarta, Jawa Tengah. Ia menegaskan bahwa jika masyarakat mampu bisa menyekolahkan anaknya dengan biaya sendiri, maka negara memiliki kewajiban untuk membiayai pendidikan bagi mereka yang kurang beruntung. “Dengan Sekolah Rakyat, negara hadir menjemput masa depan anak-anak bangsa,” ujar Agus Jabo.

    Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan implementasi dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia unggul, adil, dan berdaya saing. “Presiden ingin anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap bisa bermimpi besar dan mewujudkan cita-citanya,” tambahnya.

    Dalam beberapa kesempatan, Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju kemerdekaan sejati. “Kita tidak boleh membiarkan anak-anak Indonesia kehilangan masa depannya karena kemiskinan. Tugas negara adalah menjamin mereka bisa bersekolah dan belajar dengan layak,” ujar Prabowo dalam pidatonya yang dikutip dari Sekretariat Presiden.

    Sementara itu, pakar pendidikan nasional, Prof. Anwar Sanusi, menilai bahwa Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis dalam pemerataan akses pendidikan. “Model seperti ini menghidupkan kembali semangat gotong royong pendidikan. Negara menjadi pelindung utama, sementara masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengawasan dan dukungan sosial,” jelasnya.

    Selain menekankan akses gratis, Sekolah Rakyat juga mengusung kurikulum berbasis karakter, nasionalisme, dan kemandirian. Para siswa tidak hanya dibekali ilmu akademik, tetapi juga nilai moral, keterampilan hidup, dan kecintaan terhadap tanah air. Tujuannya agar generasi muda tumbuh menjadi insan cerdas sekaligus berjiwa sosial.

    Dengan hadirnya Sekolah Rakyat, pemerintah berharap kesenjangan pendidikan antarwilayah dapat semakin berkurang. Program ini menjadi simbol nyata dari komitmen Presiden Prabowo Subianto bahwa negara tidak boleh kalah oleh kemiskinan, dan setiap anak Indonesia berhak mendapatkan masa depan yang lebih cerah

    “Nok Srie”Melporkan ­

  • Alutsista,  Artikel,  Daerah,  hukum,  Militer,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  SOSIAL

    Sonny Lenden Apresiasi Dedikasi TNI di HUT ke-80: Simbol Kekuatan Moral Bangsa

    Jakarta wartapenasatu.com

    Ketum GERASI Sonny Lenden Sampaikan Ucapan Selamat HUT ke-80 TNI: TNI Adalah Benteng Kedaulatan Bangsa

     

    Relawan Gerakan Simpatisan Prabowo Gibran (GERASI) turut menyampaikan ucapan selamat Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diperingati pada 5 Oktober 2025. Ketua Umum GERASI, Sonny Lenden, menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit TNI atas dedikasi, loyalitas, dan pengabdian mereka dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

     

    Sonny Lenden menegaskan bahwa TNI merupakan garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan negara, menjaga stabilitas nasional, serta memastikan rasa aman bagi seluruh rakyat Indonesia. Ia menyebut semangat juang dan disiplin TNI harus menjadi teladan bagi seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda.

     

    Dalam momentum peringatan HUT TNI ke-80 tahun ini, GERASI mengajak masyarakat untuk terus menumbuhkan rasa cinta tanah air dan menghormati jasa para prajurit yang telah berkorban demi merah putih. Sonny Lenden menilai bahwa kekuatan TNI bukan hanya pada alutsista, tetapi juga pada semangat juang, profesionalisme, dan kedekatan mereka dengan rakyat.

     

    “Selamat HUT ke-80 untuk TNI. Semoga TNI semakin kuat, profesional, dan dicintai rakyat. Bersama rakyat, TNI kuat. Bersama TNI, Indonesia hebat,” ujar Sonny Lenden dalam keterangan tertulisnya.

     

    Lebih lanjut, GERASI juga menyatakan dukungan penuh terhadap visi dan misi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam memperkuat ketahanan nasional dan kemandirian pertahanan Indonesia. Kolaborasi antara rakyat, pemerintah, dan TNI menjadi kunci penting dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat, aman, dan maju.

     

    Sonny Lenden menambahkan, GERASI sebagai relawan simpatisan akan terus bersinergi dengan berbagai elemen masyarakat dalam menjaga semangat nasionalisme dan memperkuat solidaritas sosial di tengah tantangan global yang semakin kompleks. “Kami percaya, TNI adalah simbol kekuatan moral bangsa. Mari kita jaga bersama kehormatan dan marwah TNI,” ujarnya.

     

    Peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini diharapkan menjadi momentum refleksi bersama untuk memperkuat komitmen terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. GERASI menutup pernyataannya dengan doa agar TNI senantiasa diberi kekuatan dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas mulia demi kejayaan Indonesia.

     

    Apakah Anda ingin saya tambahkan kutipan langsung tambahan dari Sonny Lenden atau unsur kegiatan perayaan (misal upacara atau aksi sosial GERASI) agar narasinya lebih lengkap seperti berita media?

    “Nok Srie”Melaporkan

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Keamanan,  Kesehatan,  Kuliner,  Loker,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Program MBG Jadi Pilar Ketahanan Pangan dan Kesehatan Nasional

    Jakarta wartapenasatu.com

    MBG Sentuh 28 Juta Penerima Manfaat, Serap 337 Ribu Lapangan Kerja

     

    Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan pemerintah sejak awal 2025 terus menunjukkan dampak signifikan bagi masyarakat. Hingga 26 September 2025, program ini telah menyalurkan lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi secara gratis kepada berbagai kelompok penerima manfaat di seluruh Indonesia.

     

    Tercatat ada 9.406 dapur Satuan Penyedia Pangan Gratis (SPPG) yang beroperasi di 38 provinsi. Dari jumlah tersebut, 99,1 persen atau 9.327 dapur dinyatakan aman tanpa insiden keracunan. Sementara 79 dapur lainnya sempat mengalami masalah keamanan pangan, namun sudah diberikan teguran hingga penutupan sesuai tingkat keparahan kasusnya. Pemerintah menargetkan 100 persen dapur dalam kondisi aman dengan pengawasan ketat serta sertifikasi keamanan pangan.

     

    Manfaat program MBG ini telah menyentuh 28,2 juta anak sekolah, 920 ribu balita, 153 ribu ibu hamil, dan 313 ribu ibu menyusui. Dengan cakupan yang luas, program ini tidak hanya membantu peningkatan gizi masyarakat tetapi juga berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

     

    Selain itu, program MBG juga memberi dampak positif pada perekonomian dengan menyerap lebih dari 337 ribu tenaga kerja di berbagai sektor, mulai dari dapur, distribusi, hingga tenaga pendukung lainnya. Kehadiran lapangan kerja baru ini menjadi salah satu upaya nyata pemerintah dalam menekan angka pengangguran.

     

    Menteri Pertahanan yang juga Presiden terpilih, Prabowo Subianto, meninjau langsung pelaksanaan dapur MBG di beberapa daerah. Ia menegaskan bahwa program ini akan terus dikawal agar tepat sasaran serta menjaga standar kualitas makanan bergizi yang diberikan kepada masyarakat.

     

    Pemerintah menyadari bahwa tantangan utama dari program ini adalah menjaga kualitas dan keamanan pangan di seluruh dapur. Karena itu, sertifikasi dan pengawasan ketat menjadi fokus utama agar kasus keracunan tidak terjadi kembali dan masyarakat benar-benar merasakan manfaat program.

     

    Dengan capaian yang ada, program MBG tidak hanya menjawab kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi salah satu pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia Indonesia menuju generasi emas 2045.

     

    Apakah Anda ingin saya buatkan juga judul alternatif selain yang sudah ada di gambar (“MBG Sentuh 28 Juta Penerima Manfaat, Serap 337 Ribu Lapangan Kerja”

    “Nok Srie “Melaporkan

    • #MBG