AGAMA
MUI DKI Jakarta Gelar Mukerda, Kawal Transformasi Ibu Kota Menuju Kota Global yang Berkeadaban
MUI DKI Jakarta Gelar Mukerda, Kawal Transformasi Ibu Kota Menuju Kota Global yang Berkeadaban
Jakarta, Warta Pena Satu, 17 Juni 2025 – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Daerah Khusus Jakarta bakal menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) sebagai forum strategis untuk konsolidasi program kerja dan perumusan arah kebijakan organisasi ke depan. Kegiatan ini akan berlangsung pada 18-19 Juni 2025 dan diselenggarakan di Hotel Mercure Ancol Jakarta Utara.
Kegiatan ini akan menjadi ajang refleksi atas capaian sebelumnya sekaligus penguatan peran ulama dalam mengawal pembangunan Jakarta yang humanis dan berkeadaban.
Sebagai ibu kota negara yang tengah bertransformasi menuju kota global, Jakarta menghadapi beragam tantangan sekaligus peluang strategis di tengah dinamika globalisasi. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan budaya, namun juga memerlukan tata kelola yang inklusif, adaptif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, ketertiban, keamanan, serta keberlanjutan lingkungan.
Ketua MUI DKI Jakarta KH Muhammad Faiz Syukron Makmun menegaskan, Mukerda ini menjadi momentum untuk memastikan agar transformasi Jakarta menuju kota global tetap berada dalam koridor nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
“Sebagai mitra strategis pemerintah, MUI memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga harmoni sosial dan memastikan umat Islam turut aktif dalam proses pembangunan berkelanjutan,” kata Kyai Faiz.
Mukerda ini akan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari tokoh masyarakat, ulama, hingga perwakilan pemerintah daerah. Diskusi yang berlangsung nantinya akan difokuskan pada isu-isu krusial seperti toleransi antarumat beragama, ketertiban dan keamanan kota, hingga urgensi pelestarian lingkungan hidup.
Dikakatan Kyai Faiz, Mukerda ini diharapkan menjadi titik tolak sinergi antara MUI dan pemerintah dalam mewujudkan Jakarta sebagai kota global yang damai, adil, dan membawa rahmat bagi seluruh umat manusia.
Poin utama Mukerda MUI Jakarta, Pertama, mengevaluasi program kerja MUI tahun sebelumnya dan menyusun rencana kerja yang relevan dengan tantangan zaman. Kedua, memperkuat kontribusi MUI dalam proses transformasi Jakarta menuju kota global yang tetap berpijak pada nilai-nilai Islam.
Ketiga, meningkatkan kapasitas dan sinergi antar pengurus MUI di lima wilayah kota administrasi Jakarta dan Keempat, menjaring gagasan dari berbagai tokoh dan pemangku kepentingan guna memperkaya perspektif ulama terhadap isu-isu strategis yang dihadapi Jakarta ke depan.
Polsubsektor Baun Bango: Jembatan Emas Polri untuk Masyarakat Katingan
Polsubsektor Baun Bango: Jembatan Emas Polri untuk Masyarakat Katingan
palangkaraya . warta pena satu. Polri kembali menorehkan prestasi gemilang dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Selasa pagi (17 Juni 2025), Kapolres Katingan, AKBP Chandra Ismawanto, S.I.K., secara resmi meresmikan Polsubsektor Baun Bango. Berlokasi di Desa Baun Bango, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan, peresmian ini menandai langkah nyata Polri dalam memperkuat kehadirannya di tengah-tengah masyarakat, khususnya di wilayah hukum Polsek Tasik Payawan dan Kamipang.
Peresmian yang dimulai pukul 09.45 WIB ini dihadiri oleh tokoh-tokoh penting. Selain Kapolres dan jajaran pejabat utama Polres Katingan, turut hadir Ketua Bhayangkari Cabang Katingan beserta pengurus, Ketua Ranting Bhayangkari Tasik Payawan, Camat Kamipang, Danramil 1019-02 Kamipang, Kapolsek Tasik Payawan dan Kamipang, para kepala desa se-Kecamatan Kamipang, serta tokoh masyarakat, agama, adat, dan warga penerima bantuan sosial. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata dukungan dan sinergitas yang kuat antara Polri dan seluruh elemen masyarakat Katingan.Dalam sambutannya, Kapolres Katingan menyampaikan rasa syukur dan apresiasi yang mendalam kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembangunan Polsubsektor Baun Bango. Beliau menekankan bahwa keberadaan Polsubsektor ini merupakan wujud nyata komitmen Polri dalam memberikan pelayanan terbaik dan menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat. Pembangunan ini menjadi bukti nyata bahwa Polri selalu hadir di tengah masyarakat, bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Peresmian Polsubsektor Baun Bango bukan hanya sekadar seremonial belaka. Acara ini juga diramaikan dengan kegiatan sosial yang menyentuh hati. Polri menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat dan warakauri, serta memberikan bantuan peralatan pertanian dan perikanan. Tindakan nyata ini menunjukkan kepedulian Polri terhadap kesejahteraan warga dan menjadi simbol sinergitas yang kuat antara kepolisian dan masyarakat dalam membangun kehidupan yang lebih baik.
Kehadiran Polsubsektor Baun Bango diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Dengan jarak yang lebih dekat dan aksesibilitas yang lebih mudah, masyarakat dapat lebih leluasa menyampaikan aspirasi, saran, dan kritik membangun kepada pihak kepolisian. Hal ini akan memperkuat hubungan antara Polri dan masyarakat, sehingga terciptanya situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif.
Lebih dari sekadar pos polisi, Polsubsektor Baun Bango diharapkan menjadi pusat informasi dan layanan masyarakat. Warga dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi terkait keamanan, mendapatkan bantuan, dan melaporkan permasalahan yang mereka hadapi. Dengan demikian, Polsubsektor ini akan menjadi jembatan emas yang menghubungkan Polri dengan masyarakat, memperkuat ikatan, dan membangun kepercayaan.
Dengan diresmikannya Polsubsektor Baun Bango, Polres Katingan telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Kehadirannya diharapkan mampu meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi warga, serta memperkuat sinergitas antara Polri dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Kabupaten Katingan. Semoga Polsubsektor Baun Bango menjadi simbol nyata kehadiran negara di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan.
Hayya 3 Gaza: Ribuan Penonton di Bekasi Sambut Film Kemanusiaan Palestina
Hayya 3 Gaza: Ribuan Penonton di Bekasi Sambut Film Kemanusiaan Palestina
Jakarta, warta Pena satu, Film Hayya 3 Gaza sukses membangkitkan kepedulian publik terhadap isu kemanusiaan di Palestina. Acara nonton bareng (Nobar) dan meet & greet yang digelar di CGV Bekasi Trade Center pada Sabtu, 14 Juni 2025, dipadati ribuan penonton, membuktikan besarnya empati masyarakat Indonesia.
Antusiasme penonton terlihat dari penuhnya enam studio CGV Bekasi yang menayangkan film tersebut secara serentak. Salah satu studio bahkan dipesan khusus oleh komunitas Rescue Masyumi Peduli, berkolaborasi dengan Aktivis Alumni ISTN dan grup WhatsApp Palestina Merdeka. Ketiga komunitas ini secara spontan berinisiatif untuk menggelar acara nobar tersebut.
Ketua Panitia Nobar, Abdul Rojak, menjelaskan bahwa film Hayya 3 Gaza bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah ajakan nyata untuk peduli terhadap penderitaan rakyat Palestina. Lebih dari 1.500 penonton memadati CGV Bekasi, dengan beberapa di antaranya bahkan membeli tiket hanya untuk berdonasi. Keberhasilan film ini juga terlihat dari jumlah penonton yang mencapai 40.000 orang di hari pertama penayangan.Ir. Agung Mandala, pimpinan Rescue Masyumi Peduli, mengungkapkan awalnya acara nobar direncanakan di CGV Lagoon Bekasi pada tanggal 12 Juni, bertepatan dengan penayangan perdana. Namun, karena kendala teknis, acara tersebut dipindahkan ke CGV BTC Bekasi Timur. Ir. Agung Mandala juga memfasilitasi tiket gratis bagi 16 santri yatim dari Pesantren Terpadu Daarul Fikri dan 14 anak yatim dari Bendungan Hilir.
Nobar dan meet & greet ini tak hanya dihadiri penonton lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri, seperti Singapura. Acara tersebut menjadi momen solidaritas yang luar biasa, ditandai dengan penyerahan donasi untuk Palestina Merdeka dari Ir. Agung Mandala kepada sutradara Jastis Arimba, disaksikan oleh aktor Husein Alatas dan para inisiator nobar. Kenang-kenangan berupa kaos juga diberikan kepada Jastis Arimba, Husein Alatas, dan penulis Asma Nadia.
Film Hayya 3 Gaza sendiri mengisahkan Abdullah Gaza, anak yatim piatu berusia 8 tahun yang tinggal di panti asuhan. Kisah menjadi emosional ketika Gaza diculik oleh ayah kandungnya, Beni (diperankan Husein Alatas), yang berniat menjualnya. Karakter Beni yang tragis menjadi sorotan utama dalam film ini.
Sutradara Jastis Arimba, yang berkolaborasi dengan Asma Nadia dan Hayati Ayatillah, mengatakan bahwa film ini, bagian ketiga dari trilogi Hayya yang diproduksi oleh Warna Pictures, dikemas sebagai drama keluarga yang menyentuh dan reflektif. Ia berharap penonton dapat merenungkan sejauh mana keterlibatan mereka dalam memperjuangkan nasib saudara-saudara di Palestina.
Dukungan terhadap film ini datang dari berbagai pihak, termasuk tokoh nasional dan organisasi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahkan menyebutnya sebagai karya penting dalam melawan propaganda genosida. Dalam dua hari pertama penayangan, film ini telah ditonton lebih dari 50.000 orang dan masih terus tayang di bioskop seluruh Indonesia.
Jastis Arimba mengajak masyarakat untuk menyebarluaskan pesan film ini dan mengajak keluarga dan kerabat untuk menonton, mengingat 40 persen keuntungan tiket akan disumbangkan untuk rakyat Palestina. Ia menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari publik untuk menjaga agar film ini tetap tayang.
Film yang juga dibintangi oleh Cut Syifa, Amna Shahab, Oki Setiana Dewi, dan lainnya ini, dengan lagu tema “Surga Menanti” oleh Melly Goeslaw dan Mostafa Atef, mengusung pesan kemanusiaan yang universal, melewati batas agama, generasi, dan negara.
- AGAMA, Artikel, Bisnis, Daerah, Ekonomi, Internasional, Nasional, Opini, Pendidikan, Politik, SOSIAL
Hayya 3 Gaza: Ribuan Penonton di Bekasi Sambut Film Kemanusiaan Palestina
Hayya 3 Gaza: Ribuan Penonton di Bekasi Sambut Film Kemanusiaan Palestina
Jakarta,warta Pena satu, Film Hayya 3 Gaza sukses membangkitkan kepedulian publik terhadap isu kemanusiaan di Palestina. Acara nonton bareng (Nobar) dan meet & greet yang digelar di CGV Bekasi Trade Center pada Sabtu, 14 Juni 2025, dipadati ribuan penonton, membuktikan besarnya empati masyarakat Indonesia.
Antusiasme penonton terlihat dari penuhnya enam studio CGV Bekasi yang menayangkan film tersebut secara serentak. Salah satu studio bahkan dipesan khusus oleh komunitas Rescue Masyumi Peduli, berkolaborasi dengan Aktivis Alumni ISTN dan grup WhatsApp Palestina Merdeka. Ketiga komunitas ini secara spontan berinisiatif untuk menggelar acara nobar tersebut.
Ketua Panitia Nobar, Abdul Rojak, menjelaskan bahwa film Hayya 3 Gaza bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah ajakan nyata untuk peduli terhadap penderitaan rakyat Palestina. Lebih dari 1.500 penonton memadati CGV Bekasi, dengan beberapa di antaranya bahkan membeli tiket hanya untuk berdonasi. Keberhasilan film ini juga terlihat dari jumlah penonton yang mencapai 40.000 orang di hari pertama penayangan.
Ir. Agung Mandala, pimpinan Rescue Masyumi Peduli, mengungkapkan awalnya acara nobar direncanakan di CGV Lagoon Bekasi pada tanggal 12 Juni, bertepatan dengan penayangan perdana. Namun, karena kendala teknis, acara tersebut dipindahkan ke CGV BTC Bekasi Timur. Ir. Agung Mandala juga memfasilitasi tiket gratis bagi 16 santri yatim dari Pesantren Terpadu Daarul Fikri dan 14 anak yatim dari Bendungan Hilir.
Nobar dan meet & greet ini tak hanya dihadiri penonton lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia bahkan luar negeri, seperti Singapura. Acara tersebut menjadi momen solidaritas yang luar biasa, ditandai dengan penyerahan donasi untuk Palestina Merdeka dari Ir. Agung Mandala kepada sutradara Jastis Arimba, disaksikan oleh aktor Husein Alatas dan para inisiator nobar. Kenang-kenangan berupa kaos juga diberikan kepada Jastis Arimba, Husein Alatas, dan penulis Asma Nadia.Film Hayya 3 Gaza sendiri mengisahkan Abdullah Gaza, anak yatim piatu berusia 8 tahun yang tinggal di panti asuhan. Kisah menjadi emosional ketika Gaza diculik oleh ayah kandungnya, Beni (diperankan Husein Alatas), yang berniat menjualnya. Karakter Beni yang tragis menjadi sorotan utama dalam film ini.
Sutradara Jastis Arimba, yang berkolaborasi dengan Asma Nadia dan Hayati Ayatillah, mengatakan bahwa film ini, bagian ketiga dari trilogi Hayya yang diproduksi oleh Warna Pictures, dikemas sebagai drama keluarga yang menyentuh dan reflektif. Ia berharap penonton dapat merenungkan sejauh mana keterlibatan mereka dalam memperjuangkan nasib saudara-saudara di Palestina.
Dukungan terhadap film ini datang dari berbagai pihak, termasuk tokoh nasional dan organisasi seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menteri Kebudayaan Fadli Zon bahkan menyebutnya sebagai karya penting dalam melawan propaganda genosida. Dalam dua hari pertama penayangan, film ini telah ditonton lebih dari 50.000 orang dan masih terus tayang di bioskop seluruh Indonesia.
Jastis Arimba mengajak masyarakat untuk menyebarluaskan pesan film ini dan mengajak keluarga dan kerabat untuk menonton, mengingat 40 persen keuntungan tiket akan disumbangkan untuk rakyat Palestina. Ia menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari publik untuk menjaga agar film ini tetap tayang.
Film yang juga dibintangi oleh Cut Syifa, Amna Shahab, Oki Setiana Dewi, dan lainnya ini, dengan lagu tema “Surga Menanti” oleh Melly Goeslaw dan Mostafa Atef, mengusung pesan kemanusiaan yang universal, melewati batas agama, generasi, dan negara.
- AGAMA, Artikel, Bisnis, Daerah, Ekonomi, Internasional, Kesehatan, Nasional, Pendidikan, Politik, SOSIAL
Geger Vaksin TBC: Mantan Menkes Kritik Keras Kebijakan Menkes Budi Sadikin
Geger Vaksin TBC: Mantan Menkes Kritik Keras Kebijakan Menkes Budi Sadikin
Jakarta, warta pena satu.
15 Juni 2025 – Seminar Nasional Uji Klinis Vaksin TBC yang digelar KB APTSI di Gedung STOVIA, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6), menciptakan gelombang protes terhadap kebijakan Menteri Kesehatan Budi Sadikin. Seminar yang dihadiri ratusan peserta, didominasi perempuan, diwarnai pertanyaan kritis dan kecaman terhadap program vaksinasi TBC.
Mantan Menteri Kesehatan, DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp., menjadi sorotan utama. Dalam paparannya, beliau menjelaskan secara ilmiah tentang vaksin TBC dan menekankan pentingnya pemahaman publik agar terhindar dari kesalahpahaman. Siti Fadilah secara tegas mengkritik kebijakan Menkes Budi Sadikin yang dianggap memaksakan uji klinis vaksin TBC kepada masyarakat.“Vaksin melatih tubuh untuk melawan penyakit, tetapi pemaksaan uji klinis bukanlah tindakan profesional,” tegas Siti Fadilah. Beliau juga menyoroti tudingan terhadap Menkes Budi Sadikin sebagai agen asing dan mempertanyakan kebijakan “Health Care – Health Industry”-nya. Siti Fadilah khawatir kebijakan tersebut akan menguntungkan industri farmasi global dan merugikan rakyat Indonesia.
Peserta seminar yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk alumni perguruan tinggi, LSM, Ormas, dan tokoh masyarakat, mengungkapkan ketidakpercayaan mereka kepada Menkes Budi Sadikin. “Kita tidak percaya kepada Menteri Kesehatan sekarang,” ungkap Ibu Hany, mantan diplomat di Amerika.
Ketua Umum KB APTSI, Drs. H. Hendra Zon, S.Kt., MM., menyatakan harapannya agar Presiden Prabowo Subianto mengganti Menkes dengan sosok yang lebih pro-rakyat dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Seminar ini menghasilkan rekomendasi untuk Presiden Prabowo agar mempertimbangkan pendapat para pakar kedokteran yang meragukan kebijakan Menkes saat ini.
Presiden Prabowo, yang dikenal dengan komitmennya pada kedaulatan kesehatan Indonesia, telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Perlindungan Produsen Obat-Obat Tradisional. Kebijakan ini diharapkan dapat memberdayakan petani dan produsen obat tradisional di Indonesia.
Ketua Panitia, DR. Hasbi Wahidi, menyimpulkan seminar dengan menekankan pentingnya kehati-hatian dalam program vaksinasi TBC. “Kami tidak menolak vaksin, tetapi pemaksaan kepada masyarakat adalah tindakan yang tidak tepat,” ujarnya. Seminar ini menjadi bukti nyata keresahan publik terhadap kebijakan kesehatan yang dinilai kurang berpihak pada rakyat.
KHATAM AL QURAN DITENGAH KEMERIAHAN IDUL ADHA
Solok, Warta Pena Satu. Suasana Hari Raya Idul Adha di Jorong Silungkang, Nagari Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, diwarnai oleh semangat religius yang kuat. Sebanyak 22 anak mengikuti acara khatam Al-Quran yang digelar oleh Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Muhammadiyah Kubang Duo, Senin (9/6/2025).
Kegiatan tersebut menjadi simbol semangat keagamaan warga, sekaligus bentuk syukur di tengah perayaan Idul Adha. Ketua TPQ Muhammadiyah Kubang Duo, Hj Metri, S.Pd, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara guru, orang tua santri, dan masyarakat sekitar.
“Alhamdulillah, anak-anak tetap semangat walau kegiatan ini bertepatan dengan Idul Adha. Ini bukti bahwa Al-Quran masih menjadi bagian penting dalam kehidupan warga,” ujar Hj Metri.
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, termasuk Penjabat Wali Nagari Sulit Air Ayanda Sadra, MA, Babinsa, Kepala Jorong Silungkang, dan Kepala Jorong Rawang. Dalam sambutannya, Ayanda menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut dan mendorong agar kegiatan serupa terus dilanjutkan.
“Khatam bukanlah akhir, melainkan langkah awal untuk lebih mencintai dan memahami Al-Quran. Saya harap anak-anak terus melanjutkan mengaji dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup,” ujarnya.
Acara berlangsung dalam suasana yang khidmat dan penuh haru. Para orang tua tampak bangga dan terharu menyaksikan anak-anak mereka menyelesaikan bacaan 30 juz Al-Quran.
“Melihat anak saya khatam hari ini membuat hati saya sangat bahagia. Ini buah dari perjuangan kami mendampingi mereka belajar,” kata Rina (38), salah satu wali santri.
Panitia berharap kegiatan ini bisa menginspirasi mushala dan masjid lain di Sumatera Barat untuk menyelenggarakan kegiatan serupa. Menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Quran sejak dini dianggap sebagai investasi moral dan spiritual yang penting bagi masa depan bangsa.
“Kami ingin menjadikan khatam Al-Quran bukan hanya sebagai s
eremonial, tapi budaya yang mengakar,” kata Hj Metri.
Kegiatan khatam Al-Quran yang diselenggarakan TPQ Muhammadiyah Kubang Duo ini menjadi bukti bahwa semangat keagamaan masyarakat Sulit Air tetap tumbuh subur. Semoga tradisi ini terus berlanjut dan mampu membentuk generasi muda yang cinta Al-Quran dan berakhlak mulia.(Jasmiarti, S.Pd)
MUSOLAH KUBANG DUO SUKSES ADAKAN ACARA KHATAM AL QURAN DI SULIT AIR
Mushola Kubang Duo, yang terletak di Jorong Sulit Air, Nagari x Koto Nan Atas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, baru-baru ini sukses menggelar acara khatam Al-Quran yang meriah. Acara ini diselenggarakan oleh Hj. Metri dan dihadiri oleh tokoh-tokoh penting setempat, termasuk Bapak Wali Nagari Sulit Air, Bapak Babinsa, dan Kepala Sekolah TK Ibu Jasmiarti, S.Pd.
Kehadiran Bapak Wali Nagari memberikan semangat tersendiri bagi para peserta khatam. Beliau menekankan pentingnya meneruskan kegiatan mengaji, bukan hanya sebagai kelanjutan dari khatam Al-Quran, tetapi juga sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. Beliau berharap kebiasaan baik ini akan terus ditularkan kepada adik-adik dan anak-anak lainnya.
Jakarta.warta Pena satu, Dukungan penuh juga diberikan oleh Bapak Babinsa yang hadir dalam acara tersebut. Beliau mengajak anak-anak untuk meramaikan mushola-mushola dengan kegiatan positif, seperti mengaji, sehingga mushola menjadi pusat kegiatan keagamaan yang hidup dan bermanfaat bagi masyarakat.
Kepala Sekolah TK Ibu Jasmiarti, S.Pd., turut memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara khatam Al-Quran ini. Beliau berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan di setiap mushola dan masjid di Sulit Air, menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Quran, dan menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup bagi para peserta.
Antusiasme masyarakat Sulit Air sangat terlihat dalam acara ini. Keberhasilan khatam Al-Quran bukan hanya menjadi prestasi individu, tetapi juga menjadi kebanggaan bersama bagi seluruh warga Sulit Air. Kerja sama yang solid antara panitia, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan telah menciptakan suasana yang khidmat dan penuh makna.
Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi mushola dan masjid lainnya di seluruh Sumatera Barat untuk mengadakan kegiatan serupa. Menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Quran sejak dini merupakan investasi jangka panjang bagi masa depan generasi penerus bangsa.
Acara khatam Al-Quran di Mushola Kubang Duo menjadi bukti nyata bahwa semangat keagamaan tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat Sulit Air. Semoga semangat ini terus berkobar dan menjadi inspirasi bagi seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui Al-Quran.
Jasmiarti., S. Pd
ANTUSIASME TINGGI MASYARAKAT III KOTO TANAH DATAR SEMBELIH 158 HEWAN QURBAN
Jakarta. Warta pena satu. Antusiasme Tinggi Masyarakat III Koto, Tanah Datar, Sembelih 158 Hewan Kurban Idul Adha
Warga Nagari III Koto, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menunjukkan antusiasme tinggi dalam pelaksanaan penyembelihan hewan kurban Idul Adha 1446 H/2025 M. Di bawah kepemimpinan Wali Nagari III Koto, Bapak Wily Adha S. Sy, sebanyak 158 hewan kurban, terdiri dari 108 ekor sapi dan 50 ekor kambing, berhasil disembelih. Jumlah ini menandai peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kegiatan penyembelihan hewan kurban yang melibatkan 800 peserta ini berlangsung tertib dan lancar. Prosesnya dimonitoring langsung oleh Wali Nagari beserta perangkat nagari, Bhabinkamtibmas (Dera Eka Putra, S.Sos), dan Babinsa (Bambang). Kehadiran aparat keamanan ini turut menjamin keamanan dan kelancaran prosesi penyembelihan di sepuluh jorong yang ada di Nagari III Koto.Keberhasilan pelaksanaan kurban tahun ini tak lepas dari kerjasama yang baik antara pemerintah nagari, tokoh masyarakat, dan seluruh warga. Semangat kebersamaan dan kepedulian sosial terlihat nyata dalam partisipasi masyarakat yang tinggi. Hal ini menunjukkan kekompakan dan ketaatan masyarakat dalam menjalankan ibadah kurban.
Peningkatan jumlah hewan kurban juga mencerminkan meningkatnya kesadaran dan kemampuan ekonomi masyarakat. Lebih banyak warga yang mampu berkurban, menunjukkan peningkatan kesejahteraan di Nagari III Koto. Semoga hal ini dapat terus berlanjut dan menjadi berkah bagi seluruh masyarakat.
Semoga momentum Idul Adha ini dapat memperkuat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa kepedulian sosial di tengah masyarakat Nagari III Koto. Semoga keberkahan kurban ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat dan membawa kebaikan bagi daerah ini.
By, Hendrizon Parmato SinarroMENUMBUHKAN NILAI BERBAGI DARI USIA DINI MELALUI QURBAN
Qurban Perdana di Sulit Air: Menumbuhkan Nilai Berbagi di TK Aisyiyah II dan SD Muhammadiyah
Jakarta, Warta pena Satu, TK Aisyiyah II dan SD Muhammadiyah Sulit Air, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, sukses menggelar penyembelihan hewan qurban perdana mereka. Inisiatif luar biasa dari Kepala TK Aisyiyah II, Ibu Jasmiarti, S.Pd., dan Kepala SD Muhammadiyah, Ibu Epi, serta dukungan penuh para guru dan pembina yayasan, telah menjadikan acara ini momen berharga bagi siswa dan masyarakat sekitar. Dukungan juga mengalir deras dari perantau Sulit Air yang berdomisili di berbagai daerah, termasuk Jakarta. Salah satu tokoh perantau yang peduli terhadap pendidikan dan sosial keagamaan di kampung halamannya adalah Bapak Zafrullah, yang komitmennya patut diapresiasi. Terima kasih juga kepada para perantau lainnya yang telah berkontribusi. Semoga rezeki para perantau senantiasa berlimpah dan terus tergerak untuk berbagi.
Lebih dari sekadar ritual keagamaan, penyembelihan hewan qurban ini menjadi pembelajaran berharga tentang berbagi dan kepedulian. Para siswa diajarkan nilai-nilai positif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Antusiasme tinggi dari wali murid dan masyarakat sekitar menjadi bukti nyata pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Ibu Jasmiarti berharap kegiatan qurban ini dapat menjadi agenda tahunan TK Aisyiyah II. Selain sebagai pembelajaran karakter bagi siswa, qurban juga menjadi wujud nyata kepedulian sekolah terhadap lingkungan sekitar, membangun kebersamaan dan memperkuat jalinan sosial yang erat. Semoga kegiatan ini menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk turut serta menanamkan nilai-nilai berbagi dan kepedulian kepada generasi muda.By : jasmiarti., S. Pd
Idul Adha 1446 H di Masjid Nurul Hidayah: Menebar Kebaikan dan Membangun Generasi Penerus
Idul Adha 1446 H di Masjid Nurul Hidayah: Menebar Kebaikan dan Membangun Generasi Penerus
Jakarta, WartaPenaSatu – Semangat Idul Adha 1446 Hijriah begitu terasa di lingkungan Masjid Nurul Hidayah, Kebagusan, Jakarta Selatan. Tahun ini, perayaan hari raya kurban mengusung tema mendalam: “Hikmah Kurban: Sembelih Sifat Kehewanan, Raih Kemanusiaan Seutuhnya.” Tema ini mengajak umat Muslim untuk tidak hanya berfokus pada penyembelihan hewan kurban secara fisik, namun juga menyoroti pentingnya “menyembelih” sifat-sifat buruk dalam diri demi mencapai kemuliaan sebagai manusia sejati.
Panitia pelaksana kurban Masjid Nurul Hidayah telah bekerja keras mempersiapkan segala sesuatunya. Dari hasil pengumpulan dan sumbangan, terkumpul 8 ekor sapi dan 8 ekor domba yang akan disembelih. Pelaksanaan pemotongan hewan kurban sendiri dilakukan pada hari Sabtu, 7 Juni 2025, pukul 07.00 WIB di area masjid.
Yang menarik, dalam pelaksanaan kurban tahun ini, panitia utama dibantu oleh tiga orang peserta yang telah mengikuti pelatihan pemotongan hewan kurban. Hal ini selaras dengan pesan yang disampaikan oleh Ustaz Sofian. Beliau menekankan pentingnya regenerasi, khususnya bagi para pemuda di lingkungan Masjid Nurul Hidayah. “Sudah saatnya ada perwakilan dari generasi penerus sebagai pengganti generasi sebelumnya yang harus bisa melakukan penyembelihan hewan kurban. Ini adalah bekal ilmu dan juga ladang pahala,” ujar Ustaz Sofian.
Setelah proses penyembelihan, daging hewan kurban langsung didistribusikan kepada masyarakat sekitar. Prioritas utama pembagian adalah kepada kaum dhuafa, anak-anak yatim piatu, para janda, serta mereka yang ikut serta membantu kelancaran acara ini. Semangat berbagi dan kepedulian sosial menjadi inti dari perayaan Idul Adha di Masjid Nurul Hidayah.
Semoga semangat kurban tahun ini tidak hanya meninggalkan jejak kebaikan melalui daging yang dibagikan, namun juga menginspirasi setiap individu untuk terus memperbaiki diri dan menumbuhkan sifat-sifat mulia.
ruki