Seni dan Budaya

  • Artikel,  Bisnis,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Sekjen Laskar Gibran Dafit Fitria Bangun Saduk Hadiri Kongres Projo ke-3, Tegaskan Komitmen Kawal Program Prabowo–Gibran

    Jakarta   Wartapenasatu.com

    Sekretaris Jenderal Laskar Gibran Hadiri Kongres Projo, Janjikan Dukungan untuk Agenda Prabowo-Gibran

    JAKARTA – Dafit Fitria Bangun Saduk S.E., M.M., Sekretaris Jenderal Laskar Gibran, menghadiri Kongres Projo ke-3, menandakan keselarasan yang kuat antara kedua organisasi. Kongre s yang diadakan di Jakarta ini mempertemukan anggota Projo dari seluruh Indonesia untuk membahas strategi dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pembangunan nasional.

    Dafit Fitria Bangun Saduk menekankan dukungan Laskar Gibran yang tak tergoyahkan kepada rakyat dan dedikasi mereka untuk bekerja selaras dengan Projo. “Kami berdiri teguh bersama rakyat, dan kongres ini adalah bukti komitmen bersama kami,” katanya. “Laskar Gibran siap mendukung dan menjadi garda terdepan untuk program-program Prabowo dan Gibran.”

    Kongres Projo menjadi platform bagi berbagai organisasi afiliasi untuk menyampaikan solidaritas dan membahas upaya kolaborasi. Pidato utama dan diskusi panel menyoroti pentingnya persatuan dan tindakan strategis dalam mencapai tujuan bersama. Kehadiran Dafit Fitria Bangun Saduk menggarisbawahi pentingnya keterlibatan pemuda dalam membentuk masa depan bangsa.

    Selama acara tersebut, Dafit Fitria Bangun Saduk berinteraksi dengan para pemimpin dan anggota Projo, bertukar ide dan menjajaki potensi sinergi antara kedua kelompok. Diskusi difokuskan pada bagaimana Laskar Gibran dapat berkontribusi pada inisiatif Projo, terutama di bidang-bidang yang berkaitan dengan pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat.

    Komitmen Laskar Gibran untuk menjadi “garda terdepan” bagi program Prabowo dan Gibran mencerminkan pendekatan proaktif mereka terhadap kemajuan nasional. Dengan bekerja sama dengan Projo, mereka bertujuan untuk memperkuat dampak mereka dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan harapan masyarakat.

    Kongres diakhiri dengan semangat baru dan peta jalan yang jelas untuk kolaborasi di masa depan. Partisipasi Dafit Fitria Bangun Saduk dipandang sebagai langkah penting dalam mempererat hubungan antara Laskar Gibran dan Projo, membuka jalan bagi upaya bersama dalam memajukan agenda nasional.

    Dengan keberhasilan Kongres Projo ke-3, Laskar Gibran, di bawah kepemimpinan Dafit Fitria Bangun Saduk, siap memainkan peran penting dalam mendukung visi Prabowo dan Gibran untuk Indonesia, bekerja sama dengan Projo untuk mewujudkan aspirasi bersama mereka bagi bangsa.

    BY:NOK SRIE 

  • Ketua umum Jaringan kebudayaan Rakyat (Annisa)
    Artikel,  Bisnis,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Pemuda Bersatu, Budaya Maju: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di HB Jassin

    Jakarta   wartapenasatu.com

    Pemuda adalah Kunci! JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan untuk Gali Potensi Generasi Muda dalam Memajukan Budaya Nasional
    Jakarta – Di tengah semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) mengambil langkah nyata dengan menggelar Diskusi Kebangsaan pada 3 November 2025. Bertempat di Ruang Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, acara ini mengusung tema krusial “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju Adil dan Makmur.”
    Annisa, Ketua Umum JAKER, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi fondasi penting untuk menggali kembali akar persatuan bangsa. Semangat yang dulu diinisiasi oleh para pemuda 97 tahun silam, diharapkan dapat kembali membara dalam diri generasi muda saat ini.
    “Diskusi ini adalah upaya kita untuk mengembalikan semangat Sumpah Pemuda sebagai landasan utama persatuan. Kita akan menggali kembali nilai-nilai luhur budaya Nusantara, terutama gotong royong, yang menjadi kunci untuk mewujudkan keadilan sosial,” ujar Annisa.
    Diskusi Kebangsaan ini akan menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai pembicara, antara lain Nasruddin Djoko Surjono (Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta), Assoc.Prof. Dr. Tuti Widyaningrum.,SH.,MH (Akademisi), Sonny Laurentius (JAKER), dan M. Rijal yang mewakili kalangan mahasiswa. Mereka akan membahas peran strategis pemuda dalam memajukan kebudayaan nasional yang berkeadilan dan berkemakmuran.
    Selain diskusi, acara ini juga menjadi momentum bagi Annisa untuk menyampaikan pesan khusus kepada para pemuda Indonesia. Melalui sebuah puisi, ia mengajak generasi muda untuk terus berjuang melawan ketidakadilan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
    “Hai pemuda anak kandung nusantara, jangan tidur di mata yang tidak mengantuk, hanya untuk cepat bermimpi,” demikian salah satu bait puisi Annisa yang penuh semangat. Ia juga mengingatkan agar pemuda tidak terjebak dalam kepentingan oligarki, melainkan bangkit dan yakin bahwa Indonesia yang kaya ini mampu memberikan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya.
    Acara Diskusi Kebangsaan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemuda untuk bertukar pikiran, merumuskan gagasan, dan bersama-sama membangun kebudayaan nasional yang lebih maju, adil, dan makmur.

    ­BY:Nok Srie 

    Ketua umum 
Jaringan kebudayaan Rakyat (Annisa)

  • Hiburan,  Seni dan Budaya,  Wisata

    Talk Show dan Fashion Show Meriahkan JSEF Volume III, Dorong Literasi Sosial dan Budaya di Kalangan UMKM dan Pelajar

    WARTAPENASATUJATIM | Surabaya – Jangan sampai ketinggalan! Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III resmi dibuka hari ini, Jumat (31/10/2025), di Fairway Ninemall Surabaya, Jalan Mayjend Jonosewojo.

    Acara yang mengusung tema super keren, “The Biggest Premium Etalase UKM/UMKM Jawa Timur Menuju Gerbang Nusantara Baru,” ini siap bikin Surabaya makin cetar!

    Pameran ini bakal berlangsung selama tiga hari penuh, mulai 31 Oktober sampai 2 November 2025. Ada 85 tenant dari berbagai OPD Jawa Timur yang ikut meramaikan acara ini.

    Mereka semua bawa produk-produk UKM/UMKM andalan dari berbagai sektor, mulai dari makanan yang bikin ngiler, fashion yang kece abis, kerajinan tangan yang unik, sampai produk-produk inovatif khas daerah yang bikin bangga!

    Tapi, keseruan JSEF Volume III gak cuma sampai di situ aja! Setelah acara pembukaan yang meriah, ada talk show dari BPJS dengan Narasumber Amalia Prahastuti yang menyampaikan tentang Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Ini penting banget buat para pelaku Ojol biar makin paham soal jaminan sosial.

    Nah, yang paling heboh nih, jam 15.30 WIB ada fashion show yang diikuti 50 peserta dari PAUD sampai SMP! Bayangin deh, anak-anak kecil udah pada jago catwalk!

    Acaranya makin seru karena jurinya juga bukan kaleng-kaleng, ada Renata, Koyo, dan Duta Anti Korupsi dari MAKI Jatim! Gak heran kalau fashion show ini sukses menyedot perhatian sekitar 300 penonton di sore hari.

    JSEF Volume III ini emang bener-bener jadi wadah buat nunjukkin potensi UKM/UMKM Jawa Timur. Jadi, tunggu apa lagi? Langsung aja dateng ke Fairway Ninemall Surabaya dan ramaikan acaranya! Dijamin gak bakal nyesel!. (Bgn)

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Nature,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    “Pemuda Penjaga Nilai Bangsa: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di Jakarta”

    JAKARTA  WartaPenaSatu.com

    JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan: Dorong Peran Pemuda dalam Memajukan Kebudayaan Nasional

     

    Jakarta, 3 November 2025 — Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat semangat kebangsaan dan kebudayaan melalui acara Diskusi Kebangsaan bertajuk “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju, Adil, dan Makmur”. Acara ini berlangsung di Ruang Aula PDS HB Jassin, Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin siang, pukul 12.00 WIB hingga selesai.

     

    Kegiatan yang menggandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta (Dispusip) ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas bidang seperti Assoc. Prof. Dr. Tuti Widyanningrum, SH., MH, Nasruddin Djoko Surjono, M. Rizal, dan Sonny Lauentius, dengan Herry Tany sebagai pengisi sesi inspiratif serta Feby Rahmayana bertindak sebagai moderator. Diskusi ini menjadi ruang refleksi dan dialog terbuka mengenai posisi strategis pemuda dalam membangun peradaban bangsa yang berakar pada nilai-nilai kebudayaan nasional.

     

    Dalam paparannya, Nasruddin Djoko Surjono menekankan bahwa kebudayaan harus menjadi poros utama dalam pembangunan nasional. “Negara yang besar bukan hanya diukur dari kemajuan ekonominya, tetapi dari seberapa kokoh nilai budayanya menopang kehidupan rakyatnya. Pemuda adalah penjaga nilai itu,” ujarnya. Pernyataan tersebut mendapat sambutan antusias dari peserta diskusi yang sebagian besar berasal dari kalangan akademisi dan komunitas pemuda.

     

    Sementara itu, M. Rizal mengajak generasi muda untuk aktif menciptakan ruang-ruang baru ekspresi budaya. “Pemuda jangan hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi pelaku yang membawa kebudayaan ke masa depan, dengan semangat inklusif dan berpihak pada kemanusiaan,” ucapnya. Ia menilai peran kreatif pemuda di era digital bisa menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi.

     

    Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian ulang tahun ke-32 JAKER, yang dimaknai sebagai momentum memperkuat solidaritas lintas generasi di kalangan pelaku budaya dan masyarakat sipil. Sebelumnya, JAKER juga menggelar Bedah Buku Antologi Puisi “Api yang Tak Padam”, yang menghadirkan penulis lintas generasi sebagai simbol keberlanjutan perjuangan budaya rakyat.

     

    Salah satu peserta bedah buku, Isti Komah, menilai kegiatan literasi dan kebudayaan yang digagas JAKER sebagai langkah bijak dan monumental. “Dari 25 penulis yang terlibat, 10 di antaranya perempuan. Ini menunjukkan perspektif gender yang kuat dan langkah signifikan di tengah gerakan rakyat yang umumnya didominasi laki-laki,” ujarnya. Menurutnya, keberagaman suara dalam karya sastra memperkuat posisi kebudayaan sebagai ruang perjuangan yang setara dan terbuka.

     

    Melalui Diskusi Kebangsaan ini, JAKER berharap dapat menyalakan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan di kalangan pemuda serta masyarakat luas. Kebudayaan dipandang bukan semata identitas, tetapi juga kekuatan moral dan sosial untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur — sebagaimana cita-cita bersama yang terus diperjuangkan lintas generasi.

    “Nok Srie”Melaporkan

     

     

  • Daerah,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Jatim Super Exhibition Fair Volume III: Target 2.000 Pengunjung per Hari, Bukti Antusiasme Masyarakat

    WARTAPENASATUJATIM | Surabaya — Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-80 Pemerintah Provinsi Jawa Timur, digelar Opening Ceremony Jatim Super Exhibition Fair (JSEF) Volume III yang mengusung tema “The Biggest Premium Etalase UKM/UMKM Jawa Timur Menuju Gerbang Nusantara Baru.”

    Acara pembukaan berlangsung pada Jumat, 31 Oktober 2025, mulai pukul 10.00 WIB di lantai G Fairway Ninemall Surabaya (dahulu Lenmarc Mall), Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya Barat. Kegiatan ini menjadi ajang bergengsi yang menampilkan beragam produk unggulan UMKM dari seluruh penjuru Jawa Timur.

    Ketua MAKI Korwil Jawa Timur, Heru Satriyo, menyampaikan optimisme tinggi terhadap penyelenggaraan pameran tahun ini. Ia menargetkan minimal 2.000 pengunjung per hari, seiring meningkatnya antusiasme masyarakat terhadap dua edisi sebelumnya.

    “Untuk JSEF Volume III ini, kami menargetkan minimal dua ribu pengunjung setiap harinya. Kami sudah berkoordinasi dengan pihak Dinas dan UPTD Jawa Timur agar turut berpartisipasi aktif. Setiap hari akan ada berbagai kegiatan dan event pendukung yang menarik bagi masyarakat,” ujar Heru Satriyo.

    Menurutnya, semangat utama kegiatan ini adalah upaya MAKI Jatim untuk mendorong UMKM naik kelas sekaligus memperluas jangkauan produk lokal ke pasar nasional hingga internasional.

    Pameran JSEF bukan sekadar ajang jual beli, tetapi menjadi wadah promosi dan edukasi bagi pelaku usaha lokal untuk memperkenalkan potensi kreatif serta inovasi produk mereka. Heru juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya kegiatan ini.

    “Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas dukungan semua pihak, khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Harapannya, kegiatan seperti ini dapat terus digelar secara berkelanjutan agar pelaku UMKM semakin dikenal dan mendapat ruang untuk berkembang,” ujarnya penuh semangat.

    Lebih lanjut, Heru berharap masyarakat khususnya warga Surabaya Barat dapat lebih mengenal dan mendukung program-program pemerintah dalam pemberdayaan ekonomi lokal. Edukasi kepada masyarakat tentang produk UMKM, menurutnya, menjadi langkah penting menuju kemandirian ekonomi daerah.

    Dengan mengusung tema besar “Gerbang Nusantara Baru,” JSEF Volume III diharapkan menjadi momentum kebangkitan UMKM Jawa Timur di era digital dan globalisasi ekonomi. Pameran ini tidak hanya menampilkan produk, tetapi juga semangat kolaborasi, inovasi, dan kebersamaan dalam memperkuat ekonomi daerah menuju Indonesia yang lebih mandiri.

    Melalui Jatim Super Exhibition Fair Volume III, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama MAKI Jatim kembali menunjukkan komitmennya dalam membangkitkan sektor UMKM. Dengan target ribuan pengunjung setiap hari, ajang ini menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kemandirian ekonomi lokal mampu menjadi motor penggerak utama menuju Gerbang Nusantara Baru.*** (Bgn)

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Loker,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Lumbung Artha Kita (LUBKITA) Puji Peran Selvi Gibran Gaungkan Semangat Generasi Muda Lestarikan Batik Selvi Gibran Dapat Apresiasi dari

    Nusantara Wartapenasatu.com

    Pemerintah Dorong Generasi Muda Lestarikan Batik Lewat “Jejak Canting Indonesia 2025”

    Pemerintah terus memperkuat upaya pelestarian batik sebagai identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Salah satunya melalui gelaran Jejak Canting Indonesia 2025 yang diselenggarakan di Museum Batik Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Acara ini menjadi wadah untuk menelusuri makna, filosofi, serta keindahan batik sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Sekretariat Negara RI bersama Sekretariat Wakil Presiden ini dihadiri oleh berbagai tokoh publik, desainer, perajin batik, serta komunitas pecinta batik dari berbagai daerah. Dalam suasana penuh keanggunan, para tamu mengenakan busana batik dengan corak dan filosofi berbeda, menampilkan keragaman budaya Nusantara yang begitu kaya.

    Selvi Gibran Rakabuming, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan batik agar tetap relevan lintas zaman. “Generasi muda harus melihat batik bukan hanya sebagai kain tradisional, tetapi sebagai karya seni dan simbol kebanggaan bangsa. Melalui kreativitas dan inovasi, batik dapat terus hidup dan menjadi bagian dari gaya hidup modern,” ujar Selvi.

    Deputi Bidang Dukungan Kebudayaan Sekretariat Wakil Presiden, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya. “Kami ingin batik tidak berhenti pada seremoni Hari Batik Nasional saja, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Melalui acara ini, kami mengajak generasi muda untuk memahami filosofi di balik setiap motif batik,” ujarnya.

    Selain peragaan busana, Jejak Canting Indonesia 2025 juga menghadirkan pameran edukatif tentang proses pembuatan batik dan sesi dialog bersama perajin. Desainer batik muda, Ratri Anindya, mengatakan bahwa generasi baru perlu menanamkan kebanggaan terhadap batik dengan cara kreatif. “Batik bisa tampil elegan dan modern tanpa kehilangan nilai tradisinya. Tantangan kita adalah menjaga ruh budaya sambil terus berinovasi,” ungkapnya.

    Gelaran ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat identitas nasional dan mengangkat potensi budaya lokal sebagai sumber kekuatan bangsa. Pemerintah menilai, pelestarian batik bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat, terutama di sektor UMKM dan pariwisata.

    Melalui acara Jejak Canting Indonesia 2025, pemerintah berharap batik akan terus menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Lebih dari sekadar busana, batik adalah wujud nilai, filosofi, dan sejarah panjang bangsa Indonesia yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi masa depan.

    BY”Nok Srie 

  • Artikel,  Daerah,  Pendidikan,  Seni dan Budaya

    Marvel Gabriel Aritonang: Sang Juara MarturiTurian Toba 2025

    Marvel Gabriel Aritonang: Sang Juara MarturiTurian Toba 2025

     

    Toba, wartapenasatu.com – Marvel Gabriel Aritonang, seorang pelajar berbakat dari SMPN 1 Balige, berhasil meraih juara pertama dalam Lomba Bercerita Bahasa Batak (MarturiTurian) tingkat SMP se-Kabupaten Toba tahun 2025. Ajang bergengsi ini diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, pada Kamis, 30 Oktober 2025, pukul 08.00 WIB di Pendopo Rumah Dinas Bupati Toba, Balige.

    Lomba ini dibuka secara resmi oleh Plh. Sekda Kabupaten Toba, Paber Napitupulu, dan diikuti oleh 78 pelajar dari 42 sekolah yang tersebar di seluruh Kabupaten Toba. Dalam sambutannya, Paber Napitupulu menekankan pentingnya peran generasi muda dalam merawat dan melestarikan seni sastra Batak, khususnya tradisi marturiturian.

    “Melalui lomba marturiturian ini, kita berharap warisan budaya lisan Batak tetap hidup dan relevan bagi generasi muda. Nilai-nilai moral dan pelajaran hidup yang terkandung dalam cerita-cerita tersebut adalah jati diri dan kearifan lokal masyarakat Batak yang harus terus dijaga,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, kreatif, kritis, dan berkarakter.

    Uli Basa Simanjuntak, Kepala Bidang Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Toba, yang juga bertindak sebagai panitia lomba, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan literasi dalam bahasa Batak. “Kami dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Toba bersama pihak sekolah SMP se-Kabupaten Toba ingin agar anak-anak kita bisa belajar, berlatih, berani, dan tampil dengan percaya diri. Selain itu, mereka juga dapat memahami, mengolah, dan menggunakan informasi yang didapatkan dari cerita-cerita yang mereka bawakan,” tuturnya.

    MarturiTurian, menurut Uli Basa Simanjuntak, adalah tradisi mendongeng atau bercerita yang kaya akan nilai-nilai budaya Batak. Tradisi ini digunakan untuk menyampaikan cerita rakyat, legenda, mitos, fabel, sage, dan parabel yang sarat dengan nasihat, pesan moral, sejarah, dan refleksi budaya kepada generasi muda.

    Dewan juri yang terdiri dari M. Tansiswo Siagian, Cislilia Siagian, dan Lenta Malau, memiliki tugas berat untuk menentukan para pemenang dari lomba ini. Setelah melalui proses penilaian yang ketat, akhirnya terpilih enam peserta terbaik, dengan Marvel Gabriel Aritonang dari SMP N 1 Balige sebagai juara pertama.

    Wakil Bupati Kabupaten Toba, Murphy O. Sitorus, turut hadir dalam acara tersebut dan memberikan hadiah kepada para pemenang. Ia menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh peserta, terutama kepada para juara. “Bagi anak-anak yang belum berhasil meraih juara, jangan berkecil hati. Yang terpenting adalah kalian telah berani tampil dan berpartisipasi dalam melestarikan budaya Batak,” ujarnya.

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Kemanusiaan Bedah Buku “Luka yang Tak Menyerah” Ajak Publik Menafsirkan Makna Perlawanan dalam Sastra

    Yogyakarta  wartapenasatu.com

    “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”: JAKER dan Retorika UGM Gelar Bedah Buku Puisi tentang Perlawanan dan Kemanusiaan
    Yogyakarta, 29 Oktober 2025 —
    Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) bersama komunitas Retorika Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Bedah Buku Antologi Puisi berjudul “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”, Rabu (29/10) sore, di Ruang Persatuan, Lantai 3 Fakultas Filsafat UGM. Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB ini menjadi ruang pertemuan antara sastrawan, akademisi, dan pecinta sastra yang ingin menafsirkan kembali makna luka dan daya hidup dalam perjalanan kemanusiaan.

    Dalam sambutannya, perwakilan JAKER menyampaikan bahwa antologi ini bukan sekadar kumpulan puisi, tetapi sebuah kesaksian sosial dan batin atas kenyataan hidup yang tak selalu ramah. “Kami ingin menjadikan puisi sebagai ruang untuk menyembuhkan dan melawan sekaligus. Luka bukan alasan untuk berhenti, dan bara tak seharusnya padam hanya karena angin kesedihan,” ujar salah satu perwakilan JAKER membuka acara.

    Buku antologi puisi ini menampilkan karya-karya dari berbagai penulis dengan latar berbeda yang menggali tema tentang kehilangan, perlawanan, dan harapan. Karya-karya di dalamnya merekam denyut kehidupan rakyat kecil, pergulatan batin, dan semangat tak menyerah di tengah situasi sosial yang sering melukai rasa kemanusiaan.

    Sastrawan Kiswondo, salah satu pembicara, mengungkapkan bahwa puisi-puisi dalam buku ini tidak berhenti pada keindahan bahasa, tetapi menjadi jeritan nurani yang menolak diam. “Puisi-puisi ini lahir dari keberanian. Mereka adalah bentuk perlawanan halus terhadap ketidakadilan yang membungkam. Di sinilah puisi kembali ke hakikatnya — menjadi suara bagi yang tak punya suara,” tegasnya.

    Sementara itu, Achmad Munjid, M.A., Ph.D., dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, melihat karya ini sebagai refleksi tentang kemanusiaan yang teruji. Menurutnya, puisi mampu memanggil kesadaran baru di tengah derasnya pragmatisme zaman. “Sastra seperti ini menegaskan bahwa berpikir kritis dan berempati adalah dua sisi dari kemanusiaan yang tak bisa dipisahkan. Puisi menjadi cara kita merawat keduanya,” ujarnya dalam sesi diskusi.

    Pembicara lainnya, Isty, alumni Filsafat UGM, menyoroti sisi reflektif dari karya-karya tersebut. Ia menilai bahwa setiap puisi di dalamnya adalah perjalanan spiritual para penulis dalam menemukan makna dari luka. “Ada kekuatan lembut di balik setiap kata. Puisi-puisi ini tidak meratapi luka, melainkan berdialog dengannya. Dari situ lahir semacam kebijaksanaan baru,” tutur Isty.

    Acara berlangsung hangat dan penuh apresiasi. Selain diskusi, beberapa penulis turut membacakan puisinya, menciptakan suasana syahdu yang menggugah hadirin. Melalui kegiatan ini, JAKER dan komunitas Retorika UGM berharap sastra terus menjadi sumber kekuatan moral dan refleksi sosial bagi masyarakat. “Kami ingin menjaga bara semangat agar tetap menyala, karena dari puisi kita belajar menjadi manusia yang tidak menyerah,” tutup panitia.

    BY”Nok Srie”

  • Artikel,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    UGM Jadi Saksi Bedah Buku Antologi Puisi “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”

    JAWA TENGAH    Wartapenasatu.com

    Bedah Buku “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam” Digelar di UGM, Bahas Perlawanan Lewat Puisi
    YOGYAKARTA – Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) berkolaborasi dengan komunitas Retorika Fakultas Filsafat UGM akan menggelar acara bedah buku antologi puisi bertajuk “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam.” Acara ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 29 Oktober 2025, mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai, bertempat di Ruang Persatuan, Lantai 3, Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM).
    Antologi puisi ini hadir sebagai wadah bagi suara-suara yang terpinggirkan, merefleksikan pergulatan sosial dan batin para penulisnya. Dengan tema sentral tentang luka yang tidak selalu berarti menyerah dan semangat yang tak kunjung padam, buku ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran dan empati pembaca terhadap isu-isu kemanusiaan yang mendalam.
    Acara bedah buku ini bertujuan untuk membuka ruang dialog yang konstruktif antara penulis, pembaca, dan masyarakat luas. Melalui diskusi mendalam, diharapkan dapat muncul pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pesan-pesan yang terkandung dalam setiap puisi, serta relevansinya dengan realitas sosial yang ada.
    “Kami ingin mengajak semua pihak untuk terlibat dalam diskusi yang jujur dan terbuka mengenai berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini,” ujar perwakilan dari JAKER dalam siaran persnya. “Puisi adalah salah satu cara yang efektif untuk menyampaikan kritik sosial dan membangkitkan semangat perlawanan terhadap segala bentuk ketidakadilan.”
    Acara ini akan menghadirkan sejumlah pembicara lintas latar belakang yang kompeten di bidangnya. Kiswondo, seorang sastrawan kawakan, akan memberikan perspektifnya mengenai nilai-nilai estetika dan humanisme dalam puisi. Sementara itu, Achmad Munjid, M.A., Ph.D., seorang akademisi dari UGM, akan mengupas tuntas aspek-aspek filosofis dan sosiologis yang terkandung dalam antologi ini.
    Selain diskusi dan bedah buku, acara ini juga akan dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh beberapa penulis yang karyanya termuat dalam antologi. Para peserta juga akan diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para pembicara dan penulis, serta menyampaikan pertanyaan dan pandangan mereka mengenai isu-isu yang diangkat dalam buku.
    Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan semangat perlawanan terhadap segala bentuk penindasan dan ketidakadilan dapat terus membara di kalangan masyarakat. “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam” diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang demi terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan beradab

    BY”Nok Srie

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    Kolaborasi Kemensos dan PT Tresno Jamu Indonesia, Wujudkan Pemberdayaan Ekonomi di Magelang

    NUSANTARA wartapenasatu.com

    Kemensos Perluas Program Kampung Berdaya, Serahkan 25 Ekor Kambing di Magelang

    Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperluas jangkauan Program Kampung Berdaya sebagai langkah konkret dalam upaya pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat desa melalui optimalisasi potensi lokal.

    Penyerahan bantuan ternak menjadi salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut. Siang tadi, perwakilan Kemensos menyerahkan sebanyak 25 ekor kambing jenis saanen kepada 25 penerima manfaat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Sosial dan PT Tresno Jamu Indonesia.

    Direktur Pemberdayaan Sosial Kemensos, Agus Jabo Priyono, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk mendorong kemandirian ekonomi warga desa. Ia menegaskan bahwa pendekatan berbasis potensi lokal menjadi kunci dalam mengembangkan ekonomi masyarakat yang berdaya saing.

    Menurut Agus Jabo, kemitraan dengan dunia usaha seperti PT Tresno Jamu Indonesia menunjukkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya membantu penerima manfaat secara ekonomi, tetapi juga memperkuat ekosistem sosial di wilayah pedesaan.

    Jenis kambing yang diserahkan, yakni kambing saanen, dikenal sebagai salah satu varietas penghasil susu berkualitas tinggi. Dengan demikian, penerima manfaat dapat mengembangkan usaha peternakan sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pengolahan susu kambing.

    Bantuan tersebut juga menjadi langkah awal pengembangan ekonomi berbasis potensi desa. Melalui pendampingan dan pelatihan berkelanjutan, Kemensos berharap warga dapat mengelola bantuan tersebut secara produktif dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan jangka panjang.

    Kemensos menegaskan, program Kampung Berdaya bukan hanya sekadar penyaluran bantuan, melainkan sebuah gerakan membangun kemandirian sosial dan ekonomi dari desa. Semangat “dari desa untuk kemajuan bangsa” menjadi fondasi utama dalam setiap langkah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan.

    BY”NOK SRIE”