Bencana

  • Artikel,  Bencana,  Berita Duka,  Keamanan,  Militer,  SOSIAL

    Kasdam I/BB Berangkatkan 204 Personel Kodam I/BB untuk Membantu Bencana Alam Banjir dan Longsor di Wilayah Korem 023/Kawal Samudra

    Kasdam I/BB Berangkatkan 204 Personel Kodam I/BB untuk Membantu Bencana Alam Banjir dan Longsor di Wilayah Korem 023/Kawal Samudra

    Medan, wartapenasatu.com – Kodam I/Bukit Barisan Gelar apel Pemberangkatan Personil untuk membantu bencana alam banjir dan longsor diwilayah Korem 023/Kawal Samudra di lapangan Hijau Kodam I/BB, Rabu (26/11/2025).

    Kepala Staf Kodam l/Bukit Barisan (Kasdam l/BB) Brigjen TNI Deki Santoso Pattinaya, memberangkatkan personil Kodam l/BB dalam mendukung tugas di lapangan bencana alam di Sibolga Korem 023/Kawal Samudra, Sebanyak 555 orang personil, diantara 341 orang personil TNI sudah ada di lokasi sejak terjadi banjir dan longsor dan diberangkatkan 204 orang personel gelombang ke dua, serta sejumlah materiil operasional, mulai dari 1 unit excavator, dump truk, ambulance. Peralatan penanganan banjir juga diperkuat dengan 7 unit LCR, 80 life jacket, serta 25 dayung. Seluruh perlengkapan tersebut dipersiapkan untuk memastikan pasukan dapat bergerak cepat di area terdampak.
    Selain itu, kebutuhan prajurit di daerah operasi turut diperhatikan melalui penyediaan sarana perkemahan dan dapur lapangan. Sebanyak 10 tenda serbaguna, dua tenda masak, 12 ketel, delapan kompor lapangan, 200 veldbed, serta meja dan kursi lapangan dibawa untuk menunjang kelancaran operasi. Logistik bantuan bagi masyarakat pun disiapkan, berupa beras, gula, minyak goreng, mie instan, air mineral, dan sarung.

    Pesan Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto yang disampaikan oleh Kepala Staf Kodam I/BB, Brigjen TNI Deki Santoso Pattinaya menegaskan bahwa Kodam I/BB akan terus membantu masyarakat yang terdampak bencana alam, jaga kesehatan dalam melaksanakan kegiatan serta jaga nama baik satuan.
    Apel pemberangkatan dihadiri para pejabat utama Kodam I/BB, termasuk Irdam I/BB, para Asisten Kasdam I/BB, para Kabalakdam I/BB, serta Danyonzipur l/DD.
    (Kaperwil MWPS Sumut: t.rait)

  • Bencana,  Berita Duka,  SOSIAL

    Bencana Longsor di Tapteng, Empat Korban Meninggal Dunia 

    Bencana Longsor di Tapteng, Empat Korban Meninggal Dunia 

    Tap Teng, wartapenasatu.com– Bencana alam longsor melanda Dusun 1, Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Provinsi Sumatera Utara pada Selasa pagi, 25 November 2025. Peristiwa tragis ini menyebabkan empat warga yang merupakan satu keluarga meninggal dunia.

    Kejadian longsor diperkirakan terjadi pada dini hari setelah hujan deras mengguyur wilayah Tapteng. Penemuan korban dimulai sekitar pukul 07.00 WIB. Kepala Desa Mardame, Bapak Master Gultom, bersama anaknya merasa curiga ketika melihat kondisi rumah korban yang tertutup, ditambah adanya bekas longsoran tanah di bagian belakang rumah.

    Setelah melakukan pengecekan dan mendapati pintu rumah terkunci, Kepala Desa bersama warga berinisiatif mendobrak pintu. Saat dicek ke dalam, mereka mendapati salah satu kamar telah tertimpa material longsor dan menemukan keberadaan korban yang tertimbun.

    Bhabinkamtibmas setempat, Aipda Rindu Hutabarat, segera tiba di lokasi bersama masyarakat untuk melakukan proses evakuasi. Dari hasil evakuasi, ditemukan total empat korban meninggal dunia yang merupakan ibu dan tiga orang anaknya.

    Identitas korban adalah:
    1. Dewi Hutabarat (33), seorang Ibu Rumah Tangga.
    2. Tio Arta Rouli Lumbantobing (7), seorang pelajar SD.
    3. Vania Aurora Lumbantobing (4).
    4. Ilona Lumbantobing (3).

    Suami korban, Bapak Poliman Lumbantobing (37), diketahui sedang tidak berada di tempat karena sedang bekerja sebagai supir angkutan di luar kota.

    Setelah berhasil dievakuasi, keempat jenazah korban telah disemayamkan di rumah keluarga di Dusun 1 Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis.

    Pihak kepolisian dan pemerintah daerah Tapanuli Tengah menghimbau masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana, khususnya di dekat tebing atau aliran air, untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana longsor susulan, mengingat intensitas curah hujan di Tapteng masih tinggi. Pemerintah daerah berkoordinasi untuk memberikan pendampingan dan penanganan lebih lanjut terkait bencana ini.
    (Kaperwil MWPS Sumut: t.rait)

  • Bencana,  Daerah

    Enam Santri Pondok Pesantren Tewas di Genangan Air Bekas Galian Bukit Jaddih.

    WARTAPENASATUJATIM | BANGKALAN – Duka mendalam menyelimuti Pondok Pesantren Jabal Qur’an di kawasan desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, setelah enam santrinya tewas tenggelam di genangan air bekas galian batu bata di Bukit Jeddih pada Kamis sore, (20/11).

    Informasi yang dihimpun menyebutkan, tragedi itu terjadi saat para santri memanfaatkan hari libur Kamis untuk bermain dan berolahraga di kawasan perbukitan yang tak jauh dari pondok.

    Salah satu tokoh masyarakat setempat, H. Mustofa atau akrab disapa Haji Mus, mengungkapkan bahwa aktivitas santri di area tersebut sebenarnya telah menjadi kebiasaan setiap pekan.

    “Seperti biasa, pada hari Kamis kegiatan di pondok libur. Tetapi sore tadi sedang ada jadwal olahraga untuk salah satu kelas. Ada guru yang mengawasi, namun namanya anak-anak, meski dilarang mereka tetap bermain di genangan air itu,” jelas H. Mus, Kamis (20/11).

    Juga disampaikan oleh salah satu warga pondok pesantren bahwa kegiatan olahraga di area perbukitan sudah lazim dilakukan. Ia mengaku sudah memberikan larangan keras kepada santri untuk tidak bermain di genangan bekas galian yang dalam tersebut.

    “Kami sudah melarang anak-anak agar tidak bermain di genangan itu. Bahkan sudah dipasang tanda-tanda larangan. Tapi mereka tetap melanggar,” ujarnya.

    Ia juga menerangkan kronologi awal kejadian. Para santri diduga bermain dengan cara menyelam lama-lamaan di dalam air. Namun beberapa di antaranya tidak muncul kembali ke permukaan.

    “Yang terlihat hanya sandalnya saja. Teman-temannya mencoba menolong, tetapi malah ikut tenggelam,” ungkapnya.

    Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Para pengurus pondok segera melaporkan kejadian tersebut dan melakukan evakuasi ke Puskesmas Jedih.

    Sementara itu Kepala Puskesmas Jaddih, Purwanti, membenarkan bahwa enam santri telah dibawa ke fasilitas kesehatan dalam kondisi meninggal dunia. Awalnya hanya satu korban yang datang, kemudian menyusul lima korban lain.

    “Mereka sudah kehilangan oksigen. Wajahnya tampak bengkak dan membiru,” ujar Purwanti.

    Ia juga menjelaskan bahwa para korban berasal dari berbagai daerah, yakni dua santri dari Kabupaten Sampang, satu dari Sidoarjo, dua dari Surabaya, dan satu dari Desa Parseh Bangkalan.

    “Atas permintaan keluarga, keenam korban tidak dilakukan autopsi karena mereka masih anak-anak. Dengan ambulans, kami langsung mengantarkan jenazah ke rumah duka masing-masing,” tambahnya.

    Usai kejadian, Tim Kepolisian bersama Koramil dan Wakapolres Bangkalan langsung melakukan olah TKP di lokasi genangan air tersebut. Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait penyebab pasti dan potensi kelalaian yang terlibat dalam insiden tersebut.***(Azis).

  • Bencana

    Status Semeru Naik Level IV (Awas), Gubernur Khofifah Bergerak Cepat: Warga Diminta Segera Mengungsi demi Keselamatan

    WARTAPENASATUJATIM | SURABAYA, 19 November 2025 — Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung bergerak cepat setelah mendarat di Surabaya usai melaksanakan misi dagang di Kendari, Sulawesi Tenggara. Tanpa jeda, Gubernur Khofifah segera menuju Kabupaten Lumajang untuk memastikan penanganan darurat menyusul kenaikan status aktivitas Gunung Semeru menjadi Level IV (Awas).

    Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat, khususnya warga di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang yang tinggal di kawasan rawan bencana Semeru, agar meningkatkan kewaspadaan serta mematuhi seluruh rekomendasi PVMBG dan arahan aparat di lapangan.

    “Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama. Dengan meningkatnya status Gunung Semeru menjadi Level IV (Awas), kami meminta seluruh warga untuk tidak memasuki zona bahaya dan segera menuju titik evakuasi jika mendapat instruksi dari petugas,” tegas Gubernur Khofifah, Rabu (19/11).

    Seluruh Unsur Siaga Penuh

    Gubernur Khofifah memastikan bahwa BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Lumajang, BPBD Kabupaten Malang, TNI, Polri, relawan, dan seluruh unsur terkait telah bersiaga melakukan mitigasi, pemantauan aktivitas vulkanik, serta menyiapkan fasilitas pengungsian yang aman.

    “Kami terus berkoordinasi dengan PVMBG untuk memantau perkembangan aktivitas vulkanik Semeru. Masyarakat harus tetap tenang, tetap waspada, dan hanya mempercayai informasi resmi,” ujarnya.

    Awan Panas Guguran Mencapai 14 Kilometer

    Berdasarkan laporan PVMBG, pada pukul 14.13 WIB Gunung Semeru mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak luncur hingga 14 kilometer. Aktivitas vulkanik berlanjut hingga pukul 17.00 WIB, sebelum akhirnya status dinaikkan menjadi Level IV (Awas).

    “Awan panas guguran masih terjadi dengan amplitudo maksimum 34 mm dan kecenderungan luncur ke arah utara. Saya meminta masyarakat tetap mengikuti instruksi petugas dan tidak mengambil risiko apa pun,” jelasnya.

    Evakuasi Diintensifkan, Akses Ditutup

    Pemkab Lumajang telah menutup akses Jembatan Gladak Perak dan mensterilkan seluruh jalur yang berpotensi terdampak APG. Proses evakuasi dilakukan di tiga kecamatan: Pronojiwo, Candipuro, dan Rowokangkung.

    Lima titik pengungsian juga telah disiapkan, antara lain:

    Pendopo Kecamatan Candipuro

    Balai Desa Oro-Oro Ombo (pengungsi masih dalam pendataan)

    Balai Desa Penanggal (menampung warga Gunung Sawur)

    SDN 4 Supiturang (sekitar 100 jiwa)

    SMP Negeri 2 Pronojiwo

    “Saya telah meminta BPBD Jatim dan BPBD Lumajang memastikan seluruh warga terdampak dapat menuju lokasi pengungsian dengan aman dan terdata dengan baik,” tegas Khofifah.

    *Aroma Belerang Pekat Tercium di Permukiman*

    Laporan BPBD Jatim menyebutkan adanya aroma belerang pekat di sejumlah titik permukiman yang menyebabkan gangguan kenyamanan dan pernapasan.

    “Warga yang mengalami iritasi, sesak napas, atau keluhan lain agar segera menuju pos kesehatan terdekat. TRC BPBD telah mendistribusikan masker kepada warga,” katanya.

    Hingga pukul 18.00 WIB, berbagai langkah penanggulangan telah dilakukan: koordinasi dengan PPGA Semeru, monitoring lapangan oleh BPBD Lumajang, evakuasi warga, pengaturan arus evakuasi, distribusi masker, serta penyisiran wilayah Gunung Sawur.

    Khofifah: Jangan Menunggu Instruksi Kedua

    “Saya memohon seluruh warga di sekitar Semeru mengutamakan keselamatan. Jangan menunggu arahan kedua. Petugas kami terus bekerja di lapangan untuk memastikan keamanan seluruh masyarakat,” ujar Khofifah.

    Ia juga mengajak semua pihak untuk terus memperkuat koordinasi, baik pemerintah daerah, relawan, maupun masyarakat sekitar.

    “Semoga situasi segera terkendali dan seluruh warga dalam keadaan selamat. Mari saling membantu, saling menjaga, dan mematuhi instruksi petugas,” pungkasnya. (Bagas)

  • Bencana,  Daerah

    Jembatan Baru di Desa Lajing Ambrol, Warga Pertanyakan Kualitas Pembangunan

    WARTAPENASATUJATIM | Bangkalan – Warga Desa Lajing, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, dikejutkan oleh ambruknya jembatan penghubung antara Kampung Pocokan 1 dengan Pocokan 2 yang baru dibangun pada akhir tahun 2023 lalu.

    Jembatan yang digagas oleh salah satu anggota DPRD Bangkalan itu kini rusak parah dan tidak bisa lagi dilalui warga.


    Padahal, jembatan tersebut semula diharapkan menjadi akses utama bagi masyarakat untuk memperlancar mobilitas dan kegiatan ekonomi antar kampung.

    Namun, baru beberapa bulan digunakan, konstruksinya ambruk tanpa sebab alam yang signifikan.

    Menurut keterangan warga setempat, penyebab ambruknya jembatan diduga karena kualitas bahan dan pengerjaan yang tidak sesuai standar.

    Dari hasil pengamatan Saiful salah satu warga, struktur jembatan tersebut tidak memiliki tulangan besi (besi penyangga) seperti seharusnya.

    “Kami sangat kecewa. Jembatan ini baru dibangun, tapi sudah ambrol. Waktu pengerjaan dulu kami sudah curiga karena tidak terlihat besi penopangnya,” ujar Saiful, salah satu warga Lajing.

    Warga yang lainnya dari Desa Lajing, Abdul Latif, saat dikonfirmasi, membenarkan bahwa jembatan tersebut merupakan inisiatif dari salah satu anggota DPRD Bangkalan dan bukan dari anggaran desa, namun menggunakan dana aspirasi dewan.

    “Pembangunan jembatan itu memang bukan dari dana desa, tetapi dari program pribadi salah satu anggota DPRD. Sedangkan dari pihak desa hanya memfasilitasi lokasi. Kami sangat menyayangkan hasilnya seperti ini,” jelas Abdul Latif.

    Sementara itu, anggota DPRD Bangkalan yang tidak bersedia disebut namanya, saat dikonfirmasi awak media, mengatakan bahwa dirinya akan meninjau langsung kondisi jembatan tersebut dan memastikan ada langkah perbaikan.

    “Kami akan segera turun ke lokasi untuk melihat kondisi di lapangan. Kalau memang ada kekurangan dalam pelaksanaan, tentu akan kami tindaklanjuti agar tidak merugikan masyarakat,” ujarnya singkat.

    Warga berharap pemerintah kabupaten dan pihak terkait melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

    Mereka menilai pembangunan infrastruktur publik harus mengutamakan kualitas, bukan sekadar formalitas proyek.

    Hingga kini, warga hanya bisa menggunakan jalur alternatif yang jaraknya lebih jauh untuk beraktifitas.*** (Red)

  • Bencana,  Berita Duka,  Kepolisian,  SOSIAL

    Kebakaran Hebat Landa Manduamas: Tiga Rumah Ludes Dilalap Api

    Kebakaran Hebat Landa Manduamas: Tiga Rumah Ludes Dilalap Api

    Tapteng, wartapenasatu.com – Tiga unit rumah di Dusun IV Simatabo, Desa Tumba Nauli, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut), hangus terbakar dalam insiden kebakaran yang terjadi pada Selasa sore, 4 November 2025. Api yang berkobar dengan cepat meluluhlantakkan bangunan, meninggalkan puing-puing yang rata dengan tanah.

    Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polsek Manduamas, Polres Tapteng, Polda Sumut, merespons cepat laporan warga terkait kebakaran tersebut. Kapolsek Manduamas, Iptu A.P. Limbong, memimpin langsung personel menuju lokasi kejadian setelah menerima informasi dari masyarakat sekitar pukul 17.30 WIB.

    Setibanya di lokasi, petugas mendapati api telah melahap habis tiga unit rumah. Dengan sigap, petugas kepolisian berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk melakukan upaya pemadaman api. Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, kerugian materi diperkirakan mencapai Rp 450 juta.

    Tiga unit rumah yang terbakar diketahui milik Mareddi Situmorang (60), seorang petani; Alismer Sinaga (54), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan Manaria Saragih (60), juga seorang petani. Masing-masing pemilik rumah diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 150 juta akibat kejadian nahas ini.

    Kapolsek Manduamas, Iptu A.P. Limbong, memastikan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan kepolisian sesuai prosedur yang berlaku. Tindakan tersebut meliputi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), mencatat keterangan saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi, seperti Jappi Buaton dan Pendi Simanullang, mengamankan barang bukti (barbut) seperti seng, kayu, dan kabel listrik bekas terbakar, serta membuat laporan resmi.

    Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran. Pengamanan barang bukti dilakukan untuk membantu proses investigasi guna mengungkap sumber api yang menyebabkan insiden tersebut.

    Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi kebakaran. Diharapkan, masyarakat dapat lebih berhati-hati dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari terjadinya kebakaran di kemudian hari.

  • Bencana,  Daerah,  Keamanan,  Kepolisian,  SOSIAL

    Polres Katingan Gelar Apel Gabungan Dalam Rangka Siaga Darurat Bencana

    Polres Katingan Gelar Apel Gabungan Dalam Rangka Siaga Darurat Bencana

    Katingan, wartapenasatu.com — Polres Katingan melaksanakan apel gabungan gelar pasukan dalam rangka siaga darurat bencana, bertempat di halaman Polres Katingan. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kapolres Katingan, AKBP Chandra Ismawanto, S.I.K., dan diikuti oleh unsur TNI, Satpol PP, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan, Rabu (05/11/2025).

    Apel gabungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh personel dan instansi terkait dalam menghadapi potensi bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu di wilayah Kabupaten Katingan, seperti banjir, tanah longsor, maupun kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

    Dalam amanatnya, Kapolres Katingan AKBP Chandra Ismawanto, S.I.K. menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sinergitas antara aparat keamanan dan instansi terkait dalam menghadapi kondisi darurat bencana.

    “Melalui apel gelar pasukan ini, kita ingin memastikan bahwa seluruh personel siap siaga dan memiliki kesiapan peralatan serta strategi penanganan yang terkoordinasi dengan baik. Penanganan bencana membutuhkan kerja sama semua pihak, baik TNI, Polri, maupun instansi pemerintah daerah,” Pungkasnya.

    Selain apel pasukan, kegiatan juga dilanjutkan dengan pemeriksaan sarana dan prasarana pendukung penanganan bencana, seperti kendaraan operasional, peralatan evakuasi, serta perlengkapan medis dan logistik.

    Dengan adanya apel gabungan ini, diharapkan sinergitas antarinstansi dapat semakin kuat dalam upaya menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat dari ancaman bencana alam di wilayah Kabupaten Katingan.

  • Bencana,  Kepolisian

    Polda Jatim Bersama Pemprov Siagakan Personel Gabungan Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

    WARTSPENASATUJATIM | SURABAYA – Mengantisipasi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Timur, Polda Jatim menyiapkan lebih kurang 1.400 personel tanggap bencana.

    Sementara itu di seluruh Polres dan Polresta jajaran Polda Jawa Timur juga telah menyiagakan lebih kurang 6.000 personel.

    Seluruh personel gabungan dari berbagai instansi tersebut akan dikerahkan untuk penanganan bencana alam.

    Hal itu seperti disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Drs. Nanang Avianto, M.Si usai memimpin Apel Gelar Pasukan Kesiapan Tanggap Darurat Bencana di Lapangan Apel Mapolda Jatim, Rabu (5/11/2025).

    “Kami berkolaborasi dengan Pemda, TNI, BNPB, dan semua stakeholder terkait, termasuk masyarakat,” ujar Irjen Pol Nanang.

    Kapolda Jatim berharap dengan kesiapan dan kesigapan personel ini, dapat merespons dengan cepat dan tepat dalam penanganan bencana alam.

    “Diharapkan penanganan bencana dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu demi keselamatan dan ketahanan masyarakat Jawa Timur, karena ini menyangkut pertolongan terhadap jiwa,” tegas Irjen Pol Nanang.

    Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah menyampaikan apresiasi atas kesiapan Polda Jatim dan jajaran dalam mendukung penanggulangan bencana di daerah.

    Ia mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkomitmen memperkuat sinergitas lintas instansi untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana terhadap masyarakat.

    “Diharapkan koordinasi dan respons penanganan bencana dapat berjalan semakin cepat, tepat, dan terukur, sehingga keamanan dan keselamatan masyarakat Jawa Timur tetap terjaga,” ujar Gubernur Khofifah.*** (Bgn)

  • Bencana,  Kepolisian,  SOSIAL

    Toba Siaga: Sinergi Hadapi Bencana Hidrometeorologi

    Toba Siaga: Sinergi Hadapi Bencana Hidrometeorologi

    Toba, wartapenasatu.com – Polres Toba menggelar apel kesiapsiagaan tanggap darurat bencana hidrometeorologi tahun 2025 sebagai langkah proaktif dalam menghadapi potensi ancaman bencana alam di wilayah Kabupaten Toba. Apel yang dilaksanakan di halaman Mapolres Toba pada Rabu, 5 November 2025, ini menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi dan sinergi antarinstansi serta meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

    Apel dipimpin langsung oleh Kapolres Toba AKBP Vinsensius Jimmy Parapaga, S.I.K., dan dihadiri oleh sejumlah pejabat Forkopimda dan instansi terkait. Kehadiran Ketua DPRD Toba Franshendrik Tambunan, perwakilan Dandim 0210/TU, Wakapolres Toba Kompol Marludin, S.Ag, Kadis Satpol PP Kabupaten Toba Harianto Butarbutar, Kadis Dishub Kabupaten Toba S. Sitompul, Komandan Basarnas Kabupaten Toba Erikson Gultom, Kabid Damkar Toba Hendry Sibarani, PJU Polres Toba, personel Polres Toba, serta perwakilan dari berbagai instansi terkait, menunjukkan komitmen bersama dalam menghadapi potensi bencana.

    Dalam apel tersebut, dilakukan pengecekan kesiapan personel, kendaraan operasional, serta berbagai peralatan SAR seperti perahu karet, genset, lampu penerangan, mesin chainsaw, dan ambulans. Pengecekan ini bertujuan untuk memastikan seluruh sumber daya yang ada siap digunakan dalam penanganan bencana.

    Kegiatan ini merupakan wujud pengecekan terhadap kesiapan personel maupun sarana prasarana dalam pencegahan dan penanggulangan bencana alam. Diharapkan seluruh personel dan stakeholder yang terlibat dapat bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi berbagai potensi bencana ke depan demi menjamin terlindunginya keamanan dan keselamatan masyarakat.

    Dalam amanat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., yang dibacakan oleh Kapolres Toba, ditekankan pentingnya sinergitas lintas sektoral dalam upaya penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Toba. Kapolri mengingatkan agar koordinasi antarinstansi terus diperkuat, baik pada tahap pra-bencana, tanggap darurat, maupun pasca-bencana. Selain itu, juga ditekankan perlunya peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana untuk meminimalisir dampak kerugian.

    Fenomena hidrometeorologi bukan sekadar ancaman alam, tetapi menjadi ujian nyata terhadap kesiapan, kecepatan, dan sinergitas seluruh unsur pemerintah dan masyarakat. Polri bersama TNI dan seluruh stakeholder memiliki tanggung jawab moral dan kemanusiaan untuk memastikan masyarakat aman, terlindungi, dan tertangani dengan cepat apabila bencana terjadi.

    Kapolres Toba mengajak seluruh peserta apel untuk menjadikan kegiatan ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebagai wujud kesiapan nyata dan komitmen dalam melindungi masyarakat. Dengan sinergi dan kesiapsiagaan yang tinggi, diharapkan Kabupaten Toba dapat menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dengan lebih baik dan meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

  • Artikel,  Bencana,  Keamanan,  SOSIAL

    Taput Siaga: JTP Perkuat Ketangguhan Daerah Hadapi Bencana

    Taput Siaga: JTP Perkuat Ketangguhan Daerah Hadapi Bencana

    Bupati Tapanuli, wartapenasatu.com – Dr. Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat, S.Si., M.Si., menunjukkan keseriusan dalam memperkuat ketangguhan daerahnya menghadapi bencana. Kunjungan kerjanya ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta pada Senin, 3 November 2025, menjadi bukti nyata komitmen tersebut. JTP diterima langsung oleh Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, Dra. Andi Eviana, M.Si., dalam pertemuan yang membahas strategi peningkatan kesiapsiagaan daerah.

    Dalam pertemuan tersebut, JTP menyampaikan bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi, meliputi tanah longsor, banjir bandang, hingga gempa bumi. Kondisi geografis dan kontur wilayah Taput yang didominasi perbukitan menuntut kesiapan ekstra dari pemerintah daerah dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini menjadi perhatian utama mengingat potensi dampak yang dapat ditimbulkan oleh bencana alam terhadap masyarakat dan infrastruktur.

    “Akibat tingginya tingkat kejadian bencana alam di Tapanuli Utara, diperlukan sinergi yang kuat antara Pemkab dan BNPB, baik dalam perencanaan, penanganan darurat, maupun dukungan logistik peralatan kebencanaan. Kami berharap dukungan penuh dari BNPB agar Taput semakin siap dan tangguh dalam menghadapi berbagai potensi bencana,” ujar Bupati JTP, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya penanggulangan bencana.

    Menanggapi hal tersebut, Dra. Andi Eviana menyampaikan apresiasi atas langkah proaktif Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara yang telah menjadikan penanggulangan bencana sebagai prioritas pembangunan daerah. Ia menegaskan bahwa BNPB siap mendukung berbagai program dan kebutuhan Taput, baik dari sisi penyediaan logistik maupun pendampingan teknis lintas deputi. Dukungan ini diharapkan dapat mempercepat implementasi program-program penanggulangan bencana di Taput.

    “Kami siap membantu dan memfasilitasi Pemkab Tapanuli Utara, baik dalam penyediaan logistik maupun percepatan program penanggulangan bencana yang melibatkan deputi lainnya. Koordinasi harus terus dijaga agar setiap langkah memiliki skala prioritas yang jelas dan efektif di lapangan,” ujar Deputi Logistik dan Peralatan BNPB, menekankan pentingnya koordinasi yang efektif dalam setiap langkah penanggulangan bencana.

    Dra. Andi Eviana juga mendorong Pemkab Taput untuk memperkuat tata kelola kebencanaan melalui penyusunan kajian risiko bencana, rencana penanggulangan bencana (RPB), serta rencana kontinjensi yang terintegrasi dengan kebijakan pembangunan daerah. Dengan demikian, kebijakan penanggulangan bencana dapat bersifat preventif, bukan hanya responsif, sehingga dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

    Kunjungan Bupati JTP ke BNPB turut didampingi oleh Kepala Pelaksana BPBD Taput, Bonggas Pasaribu, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR). Pertemuan ini menjadi momentum penting bagi Pemkab Taput untuk memperkuat sinergi lintas lembaga dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang tanggap, terpadu, dan berkelanjutan. Melalui kerja sama strategis ini, Pemkab Taput berupaya mewujudkan visi “Taput Tangguh Bencana”, yaitu daerah yang tidak hanya siap menghadapi potensi bencana, tetapi juga mampu meminimalkan risiko dan dampak terhadap masyarakat.

    (Reporter MWPS Sumut: t.rait)