Bisnis

  • Artikel,  Bisnis,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Sekjen Laskar Gibran Dafit Fitria Bangun Saduk Hadiri Kongres Projo ke-3, Tegaskan Komitmen Kawal Program Prabowo–Gibran

    Jakarta   Wartapenasatu.com

    Sekretaris Jenderal Laskar Gibran Hadiri Kongres Projo, Janjikan Dukungan untuk Agenda Prabowo-Gibran

    JAKARTA – Dafit Fitria Bangun Saduk S.E., M.M., Sekretaris Jenderal Laskar Gibran, menghadiri Kongres Projo ke-3, menandakan keselarasan yang kuat antara kedua organisasi. Kongre s yang diadakan di Jakarta ini mempertemukan anggota Projo dari seluruh Indonesia untuk membahas strategi dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pembangunan nasional.

    Dafit Fitria Bangun Saduk menekankan dukungan Laskar Gibran yang tak tergoyahkan kepada rakyat dan dedikasi mereka untuk bekerja selaras dengan Projo. “Kami berdiri teguh bersama rakyat, dan kongres ini adalah bukti komitmen bersama kami,” katanya. “Laskar Gibran siap mendukung dan menjadi garda terdepan untuk program-program Prabowo dan Gibran.”

    Kongres Projo menjadi platform bagi berbagai organisasi afiliasi untuk menyampaikan solidaritas dan membahas upaya kolaborasi. Pidato utama dan diskusi panel menyoroti pentingnya persatuan dan tindakan strategis dalam mencapai tujuan bersama. Kehadiran Dafit Fitria Bangun Saduk menggarisbawahi pentingnya keterlibatan pemuda dalam membentuk masa depan bangsa.

    Selama acara tersebut, Dafit Fitria Bangun Saduk berinteraksi dengan para pemimpin dan anggota Projo, bertukar ide dan menjajaki potensi sinergi antara kedua kelompok. Diskusi difokuskan pada bagaimana Laskar Gibran dapat berkontribusi pada inisiatif Projo, terutama di bidang-bidang yang berkaitan dengan pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat.

    Komitmen Laskar Gibran untuk menjadi “garda terdepan” bagi program Prabowo dan Gibran mencerminkan pendekatan proaktif mereka terhadap kemajuan nasional. Dengan bekerja sama dengan Projo, mereka bertujuan untuk memperkuat dampak mereka dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan harapan masyarakat.

    Kongres diakhiri dengan semangat baru dan peta jalan yang jelas untuk kolaborasi di masa depan. Partisipasi Dafit Fitria Bangun Saduk dipandang sebagai langkah penting dalam mempererat hubungan antara Laskar Gibran dan Projo, membuka jalan bagi upaya bersama dalam memajukan agenda nasional.

    Dengan keberhasilan Kongres Projo ke-3, Laskar Gibran, di bawah kepemimpinan Dafit Fitria Bangun Saduk, siap memainkan peran penting dalam mendukung visi Prabowo dan Gibran untuk Indonesia, bekerja sama dengan Projo untuk mewujudkan aspirasi bersama mereka bagi bangsa.

    BY:NOK SRIE 

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Politik,  SOSIAL

    Kongres III Projo Jadi Ajang Konsolidasi Relawan, Laskar Gibran Tegaskan Dukungan untuk Prabowo–Gibran

    Jakarta wartapenasatu.com

     

  • Ketua umum Jaringan kebudayaan Rakyat (Annisa)
    Artikel,  Bisnis,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Pemuda Bersatu, Budaya Maju: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di HB Jassin

    Jakarta   wartapenasatu.com

    Pemuda adalah Kunci! JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan untuk Gali Potensi Generasi Muda dalam Memajukan Budaya Nasional
    Jakarta – Di tengah semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) mengambil langkah nyata dengan menggelar Diskusi Kebangsaan pada 3 November 2025. Bertempat di Ruang Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, acara ini mengusung tema krusial “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju Adil dan Makmur.”
    Annisa, Ketua Umum JAKER, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi fondasi penting untuk menggali kembali akar persatuan bangsa. Semangat yang dulu diinisiasi oleh para pemuda 97 tahun silam, diharapkan dapat kembali membara dalam diri generasi muda saat ini.
    “Diskusi ini adalah upaya kita untuk mengembalikan semangat Sumpah Pemuda sebagai landasan utama persatuan. Kita akan menggali kembali nilai-nilai luhur budaya Nusantara, terutama gotong royong, yang menjadi kunci untuk mewujudkan keadilan sosial,” ujar Annisa.
    Diskusi Kebangsaan ini akan menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai pembicara, antara lain Nasruddin Djoko Surjono (Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta), Assoc.Prof. Dr. Tuti Widyaningrum.,SH.,MH (Akademisi), Sonny Laurentius (JAKER), dan M. Rijal yang mewakili kalangan mahasiswa. Mereka akan membahas peran strategis pemuda dalam memajukan kebudayaan nasional yang berkeadilan dan berkemakmuran.
    Selain diskusi, acara ini juga menjadi momentum bagi Annisa untuk menyampaikan pesan khusus kepada para pemuda Indonesia. Melalui sebuah puisi, ia mengajak generasi muda untuk terus berjuang melawan ketidakadilan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
    “Hai pemuda anak kandung nusantara, jangan tidur di mata yang tidak mengantuk, hanya untuk cepat bermimpi,” demikian salah satu bait puisi Annisa yang penuh semangat. Ia juga mengingatkan agar pemuda tidak terjebak dalam kepentingan oligarki, melainkan bangkit dan yakin bahwa Indonesia yang kaya ini mampu memberikan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya.
    Acara Diskusi Kebangsaan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemuda untuk bertukar pikiran, merumuskan gagasan, dan bersama-sama membangun kebudayaan nasional yang lebih maju, adil, dan makmur.

    ­BY:Nok Srie 

    Ketua umum 
Jaringan kebudayaan Rakyat (Annisa)

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Nature,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    “Pemuda Penjaga Nilai Bangsa: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di Jakarta”

    JAKARTA  WartaPenaSatu.com

    JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan: Dorong Peran Pemuda dalam Memajukan Kebudayaan Nasional

     

    Jakarta, 3 November 2025 — Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat semangat kebangsaan dan kebudayaan melalui acara Diskusi Kebangsaan bertajuk “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju, Adil, dan Makmur”. Acara ini berlangsung di Ruang Aula PDS HB Jassin, Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin siang, pukul 12.00 WIB hingga selesai.

     

    Kegiatan yang menggandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta (Dispusip) ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas bidang seperti Assoc. Prof. Dr. Tuti Widyanningrum, SH., MH, Nasruddin Djoko Surjono, M. Rizal, dan Sonny Lauentius, dengan Herry Tany sebagai pengisi sesi inspiratif serta Feby Rahmayana bertindak sebagai moderator. Diskusi ini menjadi ruang refleksi dan dialog terbuka mengenai posisi strategis pemuda dalam membangun peradaban bangsa yang berakar pada nilai-nilai kebudayaan nasional.

     

    Dalam paparannya, Nasruddin Djoko Surjono menekankan bahwa kebudayaan harus menjadi poros utama dalam pembangunan nasional. “Negara yang besar bukan hanya diukur dari kemajuan ekonominya, tetapi dari seberapa kokoh nilai budayanya menopang kehidupan rakyatnya. Pemuda adalah penjaga nilai itu,” ujarnya. Pernyataan tersebut mendapat sambutan antusias dari peserta diskusi yang sebagian besar berasal dari kalangan akademisi dan komunitas pemuda.

     

    Sementara itu, M. Rizal mengajak generasi muda untuk aktif menciptakan ruang-ruang baru ekspresi budaya. “Pemuda jangan hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi pelaku yang membawa kebudayaan ke masa depan, dengan semangat inklusif dan berpihak pada kemanusiaan,” ucapnya. Ia menilai peran kreatif pemuda di era digital bisa menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi.

     

    Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian ulang tahun ke-32 JAKER, yang dimaknai sebagai momentum memperkuat solidaritas lintas generasi di kalangan pelaku budaya dan masyarakat sipil. Sebelumnya, JAKER juga menggelar Bedah Buku Antologi Puisi “Api yang Tak Padam”, yang menghadirkan penulis lintas generasi sebagai simbol keberlanjutan perjuangan budaya rakyat.

     

    Salah satu peserta bedah buku, Isti Komah, menilai kegiatan literasi dan kebudayaan yang digagas JAKER sebagai langkah bijak dan monumental. “Dari 25 penulis yang terlibat, 10 di antaranya perempuan. Ini menunjukkan perspektif gender yang kuat dan langkah signifikan di tengah gerakan rakyat yang umumnya didominasi laki-laki,” ujarnya. Menurutnya, keberagaman suara dalam karya sastra memperkuat posisi kebudayaan sebagai ruang perjuangan yang setara dan terbuka.

     

    Melalui Diskusi Kebangsaan ini, JAKER berharap dapat menyalakan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan di kalangan pemuda serta masyarakat luas. Kebudayaan dipandang bukan semata identitas, tetapi juga kekuatan moral dan sosial untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur — sebagaimana cita-cita bersama yang terus diperjuangkan lintas generasi.

    “Nok Srie”Melaporkan

     

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Loker,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Lumbung Artha Kita (LUBKITA) Puji Peran Selvi Gibran Gaungkan Semangat Generasi Muda Lestarikan Batik Selvi Gibran Dapat Apresiasi dari

    Nusantara Wartapenasatu.com

    Pemerintah Dorong Generasi Muda Lestarikan Batik Lewat “Jejak Canting Indonesia 2025”

    Pemerintah terus memperkuat upaya pelestarian batik sebagai identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Salah satunya melalui gelaran Jejak Canting Indonesia 2025 yang diselenggarakan di Museum Batik Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Acara ini menjadi wadah untuk menelusuri makna, filosofi, serta keindahan batik sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia.

    Kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Sekretariat Negara RI bersama Sekretariat Wakil Presiden ini dihadiri oleh berbagai tokoh publik, desainer, perajin batik, serta komunitas pecinta batik dari berbagai daerah. Dalam suasana penuh keanggunan, para tamu mengenakan busana batik dengan corak dan filosofi berbeda, menampilkan keragaman budaya Nusantara yang begitu kaya.

    Selvi Gibran Rakabuming, yang hadir dalam kesempatan tersebut, menegaskan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga dan mengembangkan batik agar tetap relevan lintas zaman. “Generasi muda harus melihat batik bukan hanya sebagai kain tradisional, tetapi sebagai karya seni dan simbol kebanggaan bangsa. Melalui kreativitas dan inovasi, batik dapat terus hidup dan menjadi bagian dari gaya hidup modern,” ujar Selvi.

    Deputi Bidang Dukungan Kebudayaan Sekretariat Wakil Presiden, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap pelestarian budaya. “Kami ingin batik tidak berhenti pada seremoni Hari Batik Nasional saja, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Melalui acara ini, kami mengajak generasi muda untuk memahami filosofi di balik setiap motif batik,” ujarnya.

    Selain peragaan busana, Jejak Canting Indonesia 2025 juga menghadirkan pameran edukatif tentang proses pembuatan batik dan sesi dialog bersama perajin. Desainer batik muda, Ratri Anindya, mengatakan bahwa generasi baru perlu menanamkan kebanggaan terhadap batik dengan cara kreatif. “Batik bisa tampil elegan dan modern tanpa kehilangan nilai tradisinya. Tantangan kita adalah menjaga ruh budaya sambil terus berinovasi,” ungkapnya.

    Gelaran ini juga sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat identitas nasional dan mengangkat potensi budaya lokal sebagai sumber kekuatan bangsa. Pemerintah menilai, pelestarian batik bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi kreatif bagi masyarakat, terutama di sektor UMKM dan pariwisata.

    Melalui acara Jejak Canting Indonesia 2025, pemerintah berharap batik akan terus menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Lebih dari sekadar busana, batik adalah wujud nilai, filosofi, dan sejarah panjang bangsa Indonesia yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi masa depan.

    BY”Nok Srie 

  • Bisnis,  Daerah,  hukum,  Kepolisian,  Kriminal,  SOSIAL

    Satpamobvit Polresta Palangka Raya Lakukan Inspeksi Mendadak dan Pengawasan SPBU di Sejumlah Titik

    Satpamobvit Polresta Palangka Raya Lakukan Inspeksi Mendadak dan Pengawasan SPBU di Sejumlah Titik

    Palangka Raya, wartapenasatu.com – Satuan Pengamanan Obyek Vital (Satpamobvit) Polresta Palangka Raya melaksanakan kegiatan inspeksi mendadak (sidak) dan pengawasan terhadap sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Kota Palangka Raya, Kamis (30/10/2025).

    Kegiatan dipimpin oleh Kasatpamobvit Polresta Palangka Raya AKP Suranto bersama anggota Bripda Rifky Abdi Surya, dengan sasaran pengawasan di tiga lokasi, yakni SPBU Jalan Rajawali, SPBU Jalan Tjilik Riwut Km. 6, dan SPBU Jalan Tjilik Riwut Km. 12.

    Sidak dilakukan untuk memantau situasi pelayanan masyarakat serta memastikan tidak terjadi antrean panjang di SPBU, terutama menjelang akhir bulan yang kerap disertai peningkatan kebutuhan bahan bakar.

    “Kami melaksanakan sidak bersama tim gabungan dari Pemerintah Kota Palangka Raya untuk memastikan distribusi BBM berjalan lancar dan tidak ada penyimpangan di lapangan,” ucap Suranto.

    Selama pelaksanaan kegiatan, situasi di seluruh titik SPBU terpantau aman, tertib, dan tidak ditemukan adanya gangguan kamtibmas maupun antrean yang menimbulkan potensi kerawanan.

    Terkait akan hal itu, Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol. Dedy Supriadi, S.I.K., M.H., lantas menyampaikan apresiasi atas langkah cepat personelnya dalam mendukung upaya pemerintah menjaga stabilitas distribusi bahan bakar serta keamanan di lingkungan objek vital wilayah Kota Palangka Raya.

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Kemanusiaan Bedah Buku “Luka yang Tak Menyerah” Ajak Publik Menafsirkan Makna Perlawanan dalam Sastra

    Yogyakarta  wartapenasatu.com

    “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”: JAKER dan Retorika UGM Gelar Bedah Buku Puisi tentang Perlawanan dan Kemanusiaan
    Yogyakarta, 29 Oktober 2025 —
    Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) bersama komunitas Retorika Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Bedah Buku Antologi Puisi berjudul “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”, Rabu (29/10) sore, di Ruang Persatuan, Lantai 3 Fakultas Filsafat UGM. Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB ini menjadi ruang pertemuan antara sastrawan, akademisi, dan pecinta sastra yang ingin menafsirkan kembali makna luka dan daya hidup dalam perjalanan kemanusiaan.

    Dalam sambutannya, perwakilan JAKER menyampaikan bahwa antologi ini bukan sekadar kumpulan puisi, tetapi sebuah kesaksian sosial dan batin atas kenyataan hidup yang tak selalu ramah. “Kami ingin menjadikan puisi sebagai ruang untuk menyembuhkan dan melawan sekaligus. Luka bukan alasan untuk berhenti, dan bara tak seharusnya padam hanya karena angin kesedihan,” ujar salah satu perwakilan JAKER membuka acara.

    Buku antologi puisi ini menampilkan karya-karya dari berbagai penulis dengan latar berbeda yang menggali tema tentang kehilangan, perlawanan, dan harapan. Karya-karya di dalamnya merekam denyut kehidupan rakyat kecil, pergulatan batin, dan semangat tak menyerah di tengah situasi sosial yang sering melukai rasa kemanusiaan.

    Sastrawan Kiswondo, salah satu pembicara, mengungkapkan bahwa puisi-puisi dalam buku ini tidak berhenti pada keindahan bahasa, tetapi menjadi jeritan nurani yang menolak diam. “Puisi-puisi ini lahir dari keberanian. Mereka adalah bentuk perlawanan halus terhadap ketidakadilan yang membungkam. Di sinilah puisi kembali ke hakikatnya — menjadi suara bagi yang tak punya suara,” tegasnya.

    Sementara itu, Achmad Munjid, M.A., Ph.D., dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, melihat karya ini sebagai refleksi tentang kemanusiaan yang teruji. Menurutnya, puisi mampu memanggil kesadaran baru di tengah derasnya pragmatisme zaman. “Sastra seperti ini menegaskan bahwa berpikir kritis dan berempati adalah dua sisi dari kemanusiaan yang tak bisa dipisahkan. Puisi menjadi cara kita merawat keduanya,” ujarnya dalam sesi diskusi.

    Pembicara lainnya, Isty, alumni Filsafat UGM, menyoroti sisi reflektif dari karya-karya tersebut. Ia menilai bahwa setiap puisi di dalamnya adalah perjalanan spiritual para penulis dalam menemukan makna dari luka. “Ada kekuatan lembut di balik setiap kata. Puisi-puisi ini tidak meratapi luka, melainkan berdialog dengannya. Dari situ lahir semacam kebijaksanaan baru,” tutur Isty.

    Acara berlangsung hangat dan penuh apresiasi. Selain diskusi, beberapa penulis turut membacakan puisinya, menciptakan suasana syahdu yang menggugah hadirin. Melalui kegiatan ini, JAKER dan komunitas Retorika UGM berharap sastra terus menjadi sumber kekuatan moral dan refleksi sosial bagi masyarakat. “Kami ingin menjaga bara semangat agar tetap menyala, karena dari puisi kita belajar menjadi manusia yang tidak menyerah,” tutup panitia.

    BY”Nok Srie”

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    Kolaborasi Kemensos dan PT Tresno Jamu Indonesia, Wujudkan Pemberdayaan Ekonomi di Magelang

    NUSANTARA wartapenasatu.com

    Kemensos Perluas Program Kampung Berdaya, Serahkan 25 Ekor Kambing di Magelang

    Kementerian Sosial (Kemensos) terus memperluas jangkauan Program Kampung Berdaya sebagai langkah konkret dalam upaya pengentasan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program ini diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat desa melalui optimalisasi potensi lokal.

    Penyerahan bantuan ternak menjadi salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut. Siang tadi, perwakilan Kemensos menyerahkan sebanyak 25 ekor kambing jenis saanen kepada 25 penerima manfaat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bantuan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Sosial dan PT Tresno Jamu Indonesia.

    Direktur Pemberdayaan Sosial Kemensos, Agus Jabo Priyono, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan untuk mendorong kemandirian ekonomi warga desa. Ia menegaskan bahwa pendekatan berbasis potensi lokal menjadi kunci dalam mengembangkan ekonomi masyarakat yang berdaya saing.

    Menurut Agus Jabo, kemitraan dengan dunia usaha seperti PT Tresno Jamu Indonesia menunjukkan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya membantu penerima manfaat secara ekonomi, tetapi juga memperkuat ekosistem sosial di wilayah pedesaan.

    Jenis kambing yang diserahkan, yakni kambing saanen, dikenal sebagai salah satu varietas penghasil susu berkualitas tinggi. Dengan demikian, penerima manfaat dapat mengembangkan usaha peternakan sekaligus membuka peluang usaha baru di sektor pengolahan susu kambing.

    Bantuan tersebut juga menjadi langkah awal pengembangan ekonomi berbasis potensi desa. Melalui pendampingan dan pelatihan berkelanjutan, Kemensos berharap warga dapat mengelola bantuan tersebut secara produktif dan berkelanjutan, sehingga manfaatnya dapat dirasakan jangka panjang.

    Kemensos menegaskan, program Kampung Berdaya bukan hanya sekadar penyaluran bantuan, melainkan sebuah gerakan membangun kemandirian sosial dan ekonomi dari desa. Semangat “dari desa untuk kemajuan bangsa” menjadi fondasi utama dalam setiap langkah pemberdayaan masyarakat yang dilakukan.

    BY”NOK SRIE”

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Kesehatan,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    Wamen Sos Agus Jabo: Pemberdayaan Masyarakat Harus Dimulai dari Desa dan Ketahanan Pangan Keluarga

    NUSANTARA WartaPenaSatu.com

     

    Wamen Sos Agus Jabo Ajak Tani Merdeka Indonesia Kolaborasi Program Pemberdayaan Masyarakat

    Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono mengajak Tani Merdeka Indonesia untuk berkolaborasi dalam program pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi rakyat, sekaligus mendukung visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun kesejahteraan yang berkeadilan.

    Pertemuan antara Kementerian Sosial dan Tani Merdeka Indonesia berlangsung di ruang pertemuan Kementerian Sosial, pada Senin, 13 Oktober 2025. Dalam suasana akrab dan penuh semangat, kedua pihak berdiskusi mengenai potensi sinergi dalam pengembangan program berbasis masyarakat, terutama di sektor ketahanan pangan dan kewirausahaan lokal.

    Dalam kesempatan itu, Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa Kementerian Sosial memiliki sejumlah program pendampingan yang dapat disinergikan dengan kegiatan Tani Merdeka Indonesia. “Kemensos memiliki program pelatihan keterampilan, pengembangan wirausaha, serta pemberdayaan UMKM yang bisa berjalan seiring dengan gerakan Tani Merdeka. Kita ingin masyarakat menjadi mandiri dan berdaya secara ekonomi,” ujar Agus Jabo.

    Ia menambahkan, fokus kolaborasi juga diarahkan pada penguatan ketahanan pangan keluarga dan pengelolaan potensi lokal agar bernilai ekonomi tinggi. “Potensi desa harus kita olah menjadi kekuatan ekonomi baru. Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat bisa menciptakan produk unggulan yang tidak hanya menyejahterakan keluarga, tetapi juga daerahnya,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir menyambut positif ajakan tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Kementerian Sosial akan membuka peluang besar bagi para petani dan pelaku UMKM untuk berkembang. “Kami siap bersinergi dengan pemerintah. Visi kami sejalan dengan semangat pemberdayaan rakyat agar petani tidak hanya bisa menanam, tapi juga mengelola hasilnya menjadi produk bernilai tinggi,” kata Don Muzakir.

    Pertemuan tersebut juga menegaskan komitmen bersama dalam mendukung program-program strategis Presiden Prabowo Subianto, terutama di bidang pemberdayaan masyarakat, ketahanan pangan, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. “Kami ingin memastikan setiap program pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat di akar rumput,” ujar Agus Jabo menutup pertemuan.

    Dengan adanya sinergi antara Kementerian Sosial dan Tani Merdeka Indonesia, diharapkan lahir model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan berdampak luas. Kolaborasi ini menjadi langkah konkret menuju Indonesia yang kuat, mandiri, dan berdaulat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    By “Nok Srie”

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Internasional,  Keamanan,  Kesehatan,  Kuliner,  Loker,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    LUBKITA REVOLUSI HIJAU UNTUK KETAHANAN PANGAN

    ­Nusantara wartapenasatu.com

     

    Revolusi Hijau Jadi Titik Balik Pertanian Dunia Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan

    Jakarta, 27 Oktober 2025 — Revolusi Hijau menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pertanian dunia. Melalui penerapan teknologi modern, penggunaan benih unggul, pupuk, pestisida, serta mekanisasi alat pertanian, dunia berhasil meningkatkan produksi pangan secara signifikan sejak pertengahan abad ke-20.LUBKITA (Lumbung Artha  Kita) bercermin dari seorang visioner Norman Borlaug untuk bersinergi ketahanan pangan nasional ­

    Program Revolusi Hijau awalnya digagas untuk mengatasi krisis pangan global akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Penerapan inovasi seperti sistem irigasi modern dan teknik intensifikasi pertanian membuat hasil panen di berbagai negara melonjak drastis. Banyak negara berkembang yang sebelumnya bergantung pada impor pangan, berhasil keluar dari ancaman kelaparan dan menuju kemandirian pangan.

    Di Indonesia, Revolusi Hijau mulai diterapkan secara luas sejak era 1970-an. Pemerintah melalui berbagai program pertanian intensif memperkenalkan varietas padi unggul, pemupukan berimbang, serta perluasan jaringan irigasi teknis. Upaya tersebut berhasil menjadikan Indonesia sempat mencapai swasembada beras pada tahun 1984.

    Namun, keberhasilan Revolusi Hijau juga membawa dampak terhadap lingkungan. Ketergantungan pada bahan kimia seperti pupuk sintetis dan pestisida menimbulkan degradasi kesuburan tanah dan pencemaran air di sejumlah wilayah. Selain itu, sistem pertanian monokultur turut mengurangi keanekaragaman hayati dan meningkatkan risiko ketergantungan terhadap input industri.

    Para ahli menilai, evaluasi terhadap sistem pertanian intensif menjadi keharusan agar ketahanan pangan dapat berjalan seiring dengan kelestarian lingkungan. Konsep pertanian berkelanjutan kini menjadi arah baru yang mendorong keseimbangan antara produksi pangan dan perlindungan ekosistem.

    Berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai mengembangkan model pertanian ramah lingkungan seperti organik, agroekologi, dan hidroponik. Teknologi digital pertanian dan kecerdasan buatan juga dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia.

    Dengan perubahan paradigma ini, semangat Revolusi Hijau diharapkan tetap hidup dalam bentuk yang lebih berkelanjutan. Pertanian masa depan dituntut tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil, tetapi juga menjaga keseimbangan alam, sehingga mampu menjamin ketersediaan pangan bagi generasi mendatang.

    “Nok Srie”Bernarasi