Keamanan

  • Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Internasional,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Menata Ulang Sejarah Lokal, AJ Susmana Dorong Dekolonisasi Narasi Bangsa

    JAKARTA wartapenasatu.com

     

     

    Jakarta — Dalam upaya memperkuat identitas nasional dan membebaskan diri dari warisan kolonialisme, AJ Susmana menekankan pentingnya dekolonisasi narasi sejarah lokal. Gagasan tersebut ia sampaikan dalam tulisan berjudul “Konstruksi Naratif: Menata Ulang Sejarah Lokal Menjadi Cerita yang Bermakna” yang mengajak masyarakat untuk meninjau kembali sejarah dari sudut pandang bangsa sendiri, bukan dari kacamata kolonial.

     

    Menurut AJ Susmana, bangsa Indonesia sebagai bekas negara kolonial perlu membangun narasi positif agar mampu melepaskan diri dari mentalitas terjajah. “Kita perlu kisah yang menumbuhkan kebanggaan dan keberanian, agar bangsa ini tidak terus-menerus merasa inferior akibat penjajahan yang panjang,” ujarnya dalam tulisannya.

     

    Ia menjelaskan bahwa dalam konteks perjuangan kebangsaan, kisah kadang dapat mendahului fakta. Artinya, narasi yang kuat mampu membangkitkan semangat dan rasa percaya diri, meski fakta sejarah belum sepenuhnya sempurna. Pendekatan ini dianggap perlu untuk menyalakan kembali keberanian melawan penjajahan dan menumbuhkan optimisme nasional.

     

    Dalam tulisannya, AJ Susmana mencontohkan bagaimana sejarah kejayaan kerajaan-kerajaan besar Nusantara seperti Majapahit dan Sriwijaya menjadi sumber inspirasi penting. Walaupun belum seluruh fakta tentang dua kerajaan itu terungkap sempurna, semangat dan kisah kejayaan mereka tetap menjadi api penyemangat bahwa bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang lemah, melainkan bangsa yang mampu berdaulat.

     

    Ia menilai, masa lalu yang baik seperti kisah Majapahit dan Sriwijaya seharusnya dijadikan bahan narasi yang membangun. “Narasi sejarah yang kuat akan membuat kita tidak kehilangan akar dan tradisi, sekaligus menjadi pondasi kemajuan manusia,” tulisnya. Pandangan ini menegaskan bahwa sejarah lokal bukan sekadar catatan masa lampau, tetapi sumber nilai untuk membangun masa depan.

     

    AJ Susmana juga menyinggung pentingnya kisah perjuangan kemerdekaan sebagai bagian dari proses dekolonisasi. Cerita-cerita perjuangan nasional yang penuh keberanian dan pengorbanan dapat menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bangsa ini lahir dari semangat perlawanan, bukan pemberian.

     

    Ia menutup pandangannya dengan menyoroti keberadaan berbagai monumen perjuangan nasional yang berdiri di seluruh penjuru negeri — dari kota besar hingga tingkat kecamatan. Monumen tersebut, katanya, bukan hanya simbol sejarah, tetapi juga penanda bahwa semangat melawan penjajahan masih hidup dalam setiap jiwa anak bangsa. “Dari sejarah, kita belajar untuk terus berdiri tegak sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat,” pungkas AJ Susmana

    Sumber:Kebudayaan Rakyat­

     

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Annah Maria Ketum EGP hadiri undangan PROJO

    ­JAKARTA Wartapenasatu.com

    Emak Gemoy Pragib Hadiri Kongres III PROJO: Satukan Langkah Relawan Prabowo – Gibran selalu setia di garis rakyat

    Jakarta, 2 November 2025 — Ketua Umum Emak Gemoy Pragib (EGP), Annah Maria, menghadiri undangan Kongres III PROJO yang digelar di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Selatan, pada 1–2 November 2025. Kehadiran Annah Maria mewakili semangat para relawan perempuan pendukung Prabowo–Gibran yang terus konsisten berada di garis rakyat, mendukung penuh agenda pemerintahan baru menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

    Dalam kesempatan tersebut, Annah Maria menegaskan bahwa Kongres III PROJO menjadi momentum penting untuk mempererat tali silaturahmi antarrelawan lintas nasional yang pernah berjuang dalam satu barisan memenangkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Ia menilai acara ini bukan sekadar agenda organisasi, melainkan ajang temu kangen sekaligus penguatan komitmen perjuangan rakyat.

    “Kongres ini menjadi wadah bagi seluruh relawan untuk menyatukan langkah dan visi dalam mengawal pemerintahan Prabowo–Gibran. Kami semua tetap berpegang teguh pada semangat yang sejak awal ditanamkan oleh Bapak Jokowi: selalu setia di garis rakyat,” ujar Annah Maria di sela kegiatan.

    Lebih lanjut, Ketua Umum EGP tersebut menekankan pentingnya sinergi antarrelawan dalam mendukung program-program kerja pemerintah, terutama yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat kecil. Ia berharap agar seluruh jaringan relawan di daerah turut aktif dalam menyosialisasikan visi besar pemerintahan baru yang berfokus pada pemerataan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, dan kemajuan bangsa.

    Dalam suasana yang penuh semangat kebersamaan, Kongres III PROJO juga diisi dengan berbagai sesi diskusi dan refleksi atas perjalanan panjang relawan sejak masa kepemimpinan Presiden Jokowi hingga kini. Para peserta sepakat bahwa estafet semangat “dari rakyat untuk rakyat” harus terus dijaga dan diteruskan dalam setiap gerak pembangunan nasional.

    Annah Maria juga mengapresiasi PROJO sebagai wadah besar yang tetap konsisten menjaga idealisme perjuangan rakyat. Ia menilai, PROJO berhasil menjadi jembatan antara relawan dan pemerintah, memastikan aspirasi masyarakat tersampaikan secara konstruktif dan solutif. “EGP akan selalu berada di barisan terdepan, bersama PROJO dan seluruh relawan, untuk mengawal pemerintahan ini dengan hati dan kerja nyata,” tambahnya.

    Dengan semangat persatuan dan loyalitas terhadap visi besar bangsa, Emak Gemoy Pragib berkomitmen terus mendukung kepemimpinan Prabowo–Gibran. Melalui gerakan perempuan dan masyarakat akar rumput, Annah Maria mengajak seluruh relawan di Indonesia untuk bergandengan tangan mewujudkan Indonesia yang jauh lebih baik, adil­, dan sejahtera bagi semua

    BY:NokSrie

  • Artikel,  Bisnis,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Sekjen Laskar Gibran Dafit Fitria Bangun Saduk Hadiri Kongres Projo ke-3, Tegaskan Komitmen Kawal Program Prabowo–Gibran

    Jakarta   Wartapenasatu.com

    Sekretaris Jenderal Laskar Gibran Hadiri Kongres Projo, Janjikan Dukungan untuk Agenda Prabowo-Gibran

    JAKARTA – Dafit Fitria Bangun Saduk S.E., M.M., Sekretaris Jenderal Laskar Gibran, menghadiri Kongres Projo ke-3, menandakan keselarasan yang kuat antara kedua organisasi. Kongre s yang diadakan di Jakarta ini mempertemukan anggota Projo dari seluruh Indonesia untuk membahas strategi dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap pembangunan nasional.

    Dafit Fitria Bangun Saduk menekankan dukungan Laskar Gibran yang tak tergoyahkan kepada rakyat dan dedikasi mereka untuk bekerja selaras dengan Projo. “Kami berdiri teguh bersama rakyat, dan kongres ini adalah bukti komitmen bersama kami,” katanya. “Laskar Gibran siap mendukung dan menjadi garda terdepan untuk program-program Prabowo dan Gibran.”

    Kongres Projo menjadi platform bagi berbagai organisasi afiliasi untuk menyampaikan solidaritas dan membahas upaya kolaborasi. Pidato utama dan diskusi panel menyoroti pentingnya persatuan dan tindakan strategis dalam mencapai tujuan bersama. Kehadiran Dafit Fitria Bangun Saduk menggarisbawahi pentingnya keterlibatan pemuda dalam membentuk masa depan bangsa.

    Selama acara tersebut, Dafit Fitria Bangun Saduk berinteraksi dengan para pemimpin dan anggota Projo, bertukar ide dan menjajaki potensi sinergi antara kedua kelompok. Diskusi difokuskan pada bagaimana Laskar Gibran dapat berkontribusi pada inisiatif Projo, terutama di bidang-bidang yang berkaitan dengan pemberdayaan pemuda dan pengembangan masyarakat.

    Komitmen Laskar Gibran untuk menjadi “garda terdepan” bagi program Prabowo dan Gibran mencerminkan pendekatan proaktif mereka terhadap kemajuan nasional. Dengan bekerja sama dengan Projo, mereka bertujuan untuk memperkuat dampak mereka dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah dilaksanakan secara efektif dan sesuai dengan harapan masyarakat.

    Kongres diakhiri dengan semangat baru dan peta jalan yang jelas untuk kolaborasi di masa depan. Partisipasi Dafit Fitria Bangun Saduk dipandang sebagai langkah penting dalam mempererat hubungan antara Laskar Gibran dan Projo, membuka jalan bagi upaya bersama dalam memajukan agenda nasional.

    Dengan keberhasilan Kongres Projo ke-3, Laskar Gibran, di bawah kepemimpinan Dafit Fitria Bangun Saduk, siap memainkan peran penting dalam mendukung visi Prabowo dan Gibran untuk Indonesia, bekerja sama dengan Projo untuk mewujudkan aspirasi bersama mereka bagi bangsa.

    BY:NOK SRIE 

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Politik,  SOSIAL

    Kongres III Projo Jadi Ajang Konsolidasi Relawan, Laskar Gibran Tegaskan Dukungan untuk Prabowo–Gibran

    Jakarta wartapenasatu.com

     

  • Daerah,  Keamanan,  Kepolisian,  Pendidikan

    Tingkatkan Tata Kelola SOP MBG, Polda Kalteng Gelar Sertifikasi Kompetensi Bagi 18 Juru Masak SPPG

    Tingkatkan Tata Kelola SOP MBG, Polda Kalteng Gelar Sertifikasi Kompetensi Bagi 18 Juru Masak SPPG

    Palangka Raya, wartapenasatu.com – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) bekerjasama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pariwisata Gunadharma Utama, menggelar pelatihan dan sertifikasi kompetensi Skema Cook bagi 18 Juru Masak SPPG.

    Dalam kegiatan yang bertempat di Dapur SPPG Kemala 1, Mapolda setempat tersebut, ditinjau langsung oleh Kapolda Kalteng Irjen Pol Iwan Kurniawan, S.IK., M.Si. didampingi Ketua Bhayangkari Daerah Kalteng Ny. Maya Iwan Kurniawan, Sabtu (01/11/25).

    Pada kesempatannya, Ketua Bhayangkari Daerah Kalteng mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya dalam mewujudkan tata kelola Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sesuai dengan Standart Operasional Prosedur (SOP).

    “Saya berharap dengan adanya sertifikasi dan pelatihan ini, para koki nantinya dapat menyajikan MBG sesuai standart Badan Gizi Nasional (BGN) yang berkualitas, aman dan higenis,” ujarnya.

    Ny. Maya juga menyebut bahwa program MBG ini merupakan salah satu upaya Bhayangkari dan Polri dalam mendukung Visi Misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan mengatasi masalah gizi buruk, stunting dan meningkatkan tumbuh kembang anak, guna mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045.

    “Semoga dengan adanya juru masak yang kompeten dan bersertifikasi, diharapkan pelaksanaan program ini berjalan lebih efektif dan terukur. Sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat penerima manfaat,” tandasnya.

    Sementara itu, ditempat yang sama, Assesor Sertifikasi LSP Pariwisata Gunadharma Utama, Joko Lelono menjelaskan bahwa para peserta menjalani uji sertifikasi meliputi 17 pertanyaan terkait pengetahuan dasar memasak dan gizi, serta melakukan praktek masak.

    “Setelah demo masak, kami melakukan wawancara dan penilaian terhadap hasil masakan peserta, guna memastikan hidangan memenuhi kriteria 4 sehat 5 sempurna yang mengacu pada rekomendasi BGN,” ujarnya.

    “Harapannya juga melalui pelatihan dan sertifikasi ini, para juru masak SPPG mampu menyajikan makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga bernilai gizi tinggi,” demikian Joko.

    Sebagai informasi, ke 18 juru masak yang mengikuti pelatihan dan sertifikasi tersebut terdiri dari juru masak pada SPPG Polda Kalteng, Polres Kotawaringin Timur dan Polres Barito Utara.@ Herry Kalteng

  • Ketua umum Jaringan kebudayaan Rakyat (Annisa)
    Artikel,  Bisnis,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Pemuda Bersatu, Budaya Maju: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di HB Jassin

    Jakarta   wartapenasatu.com

    Pemuda adalah Kunci! JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan untuk Gali Potensi Generasi Muda dalam Memajukan Budaya Nasional
    Jakarta – Di tengah semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) mengambil langkah nyata dengan menggelar Diskusi Kebangsaan pada 3 November 2025. Bertempat di Ruang Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta, acara ini mengusung tema krusial “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju Adil dan Makmur.”
    Annisa, Ketua Umum JAKER, menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi fondasi penting untuk menggali kembali akar persatuan bangsa. Semangat yang dulu diinisiasi oleh para pemuda 97 tahun silam, diharapkan dapat kembali membara dalam diri generasi muda saat ini.
    “Diskusi ini adalah upaya kita untuk mengembalikan semangat Sumpah Pemuda sebagai landasan utama persatuan. Kita akan menggali kembali nilai-nilai luhur budaya Nusantara, terutama gotong royong, yang menjadi kunci untuk mewujudkan keadilan sosial,” ujar Annisa.
    Diskusi Kebangsaan ini akan menghadirkan sejumlah tokoh penting sebagai pembicara, antara lain Nasruddin Djoko Surjono (Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta), Assoc.Prof. Dr. Tuti Widyaningrum.,SH.,MH (Akademisi), Sonny Laurentius (JAKER), dan M. Rijal yang mewakili kalangan mahasiswa. Mereka akan membahas peran strategis pemuda dalam memajukan kebudayaan nasional yang berkeadilan dan berkemakmuran.
    Selain diskusi, acara ini juga menjadi momentum bagi Annisa untuk menyampaikan pesan khusus kepada para pemuda Indonesia. Melalui sebuah puisi, ia mengajak generasi muda untuk terus berjuang melawan ketidakadilan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
    “Hai pemuda anak kandung nusantara, jangan tidur di mata yang tidak mengantuk, hanya untuk cepat bermimpi,” demikian salah satu bait puisi Annisa yang penuh semangat. Ia juga mengingatkan agar pemuda tidak terjebak dalam kepentingan oligarki, melainkan bangkit dan yakin bahwa Indonesia yang kaya ini mampu memberikan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyatnya.
    Acara Diskusi Kebangsaan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemuda untuk bertukar pikiran, merumuskan gagasan, dan bersama-sama membangun kebudayaan nasional yang lebih maju, adil, dan makmur.

    ­BY:Nok Srie 

    Ketua umum 
Jaringan kebudayaan Rakyat (Annisa)

  • Daerah,  Keamanan,  Kepolisian,  Pendidikan

    Dukung Dunia Pendidikan, Kapolda Kalteng Hadiri Wisuda 2.013 Mahasiwa dan Pengukuhan Guru Besar UMPR

    Dukung Dunia Pendidikan, Kapolda Kalteng Hadiri Wisuda 2.013 Mahasiwa dan Pengukuhan Guru Besar UMPR

    Palangka Raya, wartapenasatu.com – Kapolda Kalimantan Tengah (Kalteng), Irjen Pol Iwan Kurniawan, S.IK., M.Si. menghadiri secara langsung wisuda 2.013 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palangka Raya (UMPR) program Pascasarjana XI, Sarjana XXXIV dan Diploma XXIV, Tahun Akademik 2024/2025. Jumat (31/10/2025).

    Kegiatan yang juga dirangkaikan dengan pengukuhan Guru Besar UMPR tersebut, bertempat di Kalawa Convention Hall, Jl. Tjilik Riwut Km.6, Kota Palangka Raya.

    Hadir dalam wisuda tersebut, Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran, Staf Ahli Kepresidenan Republik Indonesia, Rektor UMPR dan sejumlah forkopimda Kalteng, serta diikuti 2.013 wisudawan dan wisudawati UMPR.

    Dalam kesempatannya, Kapolda Kalteng memberikan apresiasi kepada para wisudawan yang telah berhasil berhasil menempuh pendidikan pendidikan program Pascasarjana, Sarjana dan Diploma di UMPR.

    “Kami turut berbangga terhadap dunia pendidikan dan kesuksesan para lulusan, yang telah berhasil menyelesaikan studi dan mengukir prestasi di dunia akademis,” ungkap Kapolda.

    Irjen Iwan juga menjelaskan bahwa salah satu prioritas negara saat ini adalah memastikan terwujudnya sumber daya manusia (SDM) Indonesia berkualitas serta berdaya saing global.

    “Oleh karena itu, pendidikan ini merupakan kunci utama untuk menciptakan dan mewujudkan SDM unggul sebagai pondasi dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045,” ucapnya.

    Diakhir kesempatan, Kapolda Kalteng mengucapkan selamat atas pencapaian para Guru Besar yang dikukuhkan dan para mahasiswa yang melaksanakan wisuda.

    “Semoga dengan keilmuan yang dimiliki, dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pendidikan, pembangunan daerah, serta memperkuat sinergi dengan pihak keamanan guna mewujudkan kamtibmas,” tutupnya.@ Herry Kalteng

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Internasional,  Keamanan,  mancanegara,  Nasional,  Nature,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    “Pemuda Penjaga Nilai Bangsa: JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan di Jakarta”

    JAKARTA  WartaPenaSatu.com

    JAKER Gelar Diskusi Kebangsaan: Dorong Peran Pemuda dalam Memajukan Kebudayaan Nasional

     

    Jakarta, 3 November 2025 — Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) kembali menegaskan komitmennya dalam memperkuat semangat kebangsaan dan kebudayaan melalui acara Diskusi Kebangsaan bertajuk “Peran Pemuda dalam Mendorong Kebudayaan Nasional yang Maju, Adil, dan Makmur”. Acara ini berlangsung di Ruang Aula PDS HB Jassin, Cikini, Jakarta Pusat, pada Senin siang, pukul 12.00 WIB hingga selesai.

     

    Kegiatan yang menggandeng Dinas Perpustakaan dan Arsip DKI Jakarta (Dispusip) ini menghadirkan sejumlah tokoh lintas bidang seperti Assoc. Prof. Dr. Tuti Widyanningrum, SH., MH, Nasruddin Djoko Surjono, M. Rizal, dan Sonny Lauentius, dengan Herry Tany sebagai pengisi sesi inspiratif serta Feby Rahmayana bertindak sebagai moderator. Diskusi ini menjadi ruang refleksi dan dialog terbuka mengenai posisi strategis pemuda dalam membangun peradaban bangsa yang berakar pada nilai-nilai kebudayaan nasional.

     

    Dalam paparannya, Nasruddin Djoko Surjono menekankan bahwa kebudayaan harus menjadi poros utama dalam pembangunan nasional. “Negara yang besar bukan hanya diukur dari kemajuan ekonominya, tetapi dari seberapa kokoh nilai budayanya menopang kehidupan rakyatnya. Pemuda adalah penjaga nilai itu,” ujarnya. Pernyataan tersebut mendapat sambutan antusias dari peserta diskusi yang sebagian besar berasal dari kalangan akademisi dan komunitas pemuda.

     

    Sementara itu, M. Rizal mengajak generasi muda untuk aktif menciptakan ruang-ruang baru ekspresi budaya. “Pemuda jangan hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi pelaku yang membawa kebudayaan ke masa depan, dengan semangat inklusif dan berpihak pada kemanusiaan,” ucapnya. Ia menilai peran kreatif pemuda di era digital bisa menjadi jembatan antara tradisi dan inovasi.

     

    Acara ini juga menjadi bagian dari rangkaian ulang tahun ke-32 JAKER, yang dimaknai sebagai momentum memperkuat solidaritas lintas generasi di kalangan pelaku budaya dan masyarakat sipil. Sebelumnya, JAKER juga menggelar Bedah Buku Antologi Puisi “Api yang Tak Padam”, yang menghadirkan penulis lintas generasi sebagai simbol keberlanjutan perjuangan budaya rakyat.

     

    Salah satu peserta bedah buku, Isti Komah, menilai kegiatan literasi dan kebudayaan yang digagas JAKER sebagai langkah bijak dan monumental. “Dari 25 penulis yang terlibat, 10 di antaranya perempuan. Ini menunjukkan perspektif gender yang kuat dan langkah signifikan di tengah gerakan rakyat yang umumnya didominasi laki-laki,” ujarnya. Menurutnya, keberagaman suara dalam karya sastra memperkuat posisi kebudayaan sebagai ruang perjuangan yang setara dan terbuka.

     

    Melalui Diskusi Kebangsaan ini, JAKER berharap dapat menyalakan kembali semangat gotong royong dan kebersamaan di kalangan pemuda serta masyarakat luas. Kebudayaan dipandang bukan semata identitas, tetapi juga kekuatan moral dan sosial untuk mewujudkan Indonesia yang maju, adil, dan makmur — sebagaimana cita-cita bersama yang terus diperjuangkan lintas generasi.

    “Nok Srie”Melaporkan

     

     

  • hukum,  Keamanan,  Kriminal,  SOSIAL

    Kapolda Kalteng Hadiri Pemusnahan 214,84 Ton Narkoba di Jakarta

    Kapolda Kalteng Hadiri Pemusnahan 214,84 Ton Narkoba di Jakarta

    JAKARTA, wartapenasatu.com – Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah, Irjen Pol Iwan Kurniawan, menghadiri kegiatan pemusnahan barang bukti narkoba sebanyak 214,84 ton senilai Rp29,37 triliun yang digelar di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Rabu (29/10/2025).

    Kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta para Kapolda dari seluruh Indonesia.

    Pemusnahan ini merupakan hasil pengungkapan kasus narkotika oleh Polri sepanjang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo, sebagai bentuk komitmen terhadap pemberantasan peredaran gelap narkoba di Tanah Air.

    Total barang bukti yang disita dan dimusnahkan, yakni 186,7 ton ganja, 9,2 ton sabu, 1,9 ton tembakau gorila, 2,1 juta butir ekstasi, 13,1 juta butir obat keras, 27,9 kilogram ketamin, 34,5 kilogram kokain, serta berbagai jenis narkoba lainnya.

    Dari ratusan ton barang bukti tersebut, Polda Kalteng juga merupakan salah satu Polda yang turut berpartisipasi dalam pengungkapan kasus narkoba sebagai wujud mendukung program Asta Cita Presiden RI.

    Total barang bukti yang dimusnahkan mencapai 212,7 ton, sesuai ketentuan Pasal 91 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang mewajibkan pemusnahan dilakukan paling lama tujuh hari setelah mendapatkan penetapan dari kejaksaan negeri setempat.

    Kapolda Kalteng mengimbau seluruh masyarakat untuk menjauhi narkoba agar tidak menjadi korban penyalahgunaan barang haram tersebut.

    Dia meminta masyarakat untuk berperan aktif melaporkan apabila melihat adanya aktivitas mencurigakan yang berkaitan dengan peredaran narkoba.

    “Karena peran masyarakat di sini sangat penting bagi kami untuk bisa memberantas peredaran narkoba ini hingga ke akarnya.

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  hukum,  Keamanan,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Kemanusiaan Bedah Buku “Luka yang Tak Menyerah” Ajak Publik Menafsirkan Makna Perlawanan dalam Sastra

    Yogyakarta  wartapenasatu.com

    “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”: JAKER dan Retorika UGM Gelar Bedah Buku Puisi tentang Perlawanan dan Kemanusiaan
    Yogyakarta, 29 Oktober 2025 —
    Jaringan Kebudayaan Rakyat (JAKER) bersama komunitas Retorika Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Bedah Buku Antologi Puisi berjudul “Luka yang Tak Menyerah, Bara yang Tak Padam”, Rabu (29/10) sore, di Ruang Persatuan, Lantai 3 Fakultas Filsafat UGM. Acara yang dimulai pukul 16.00 WIB ini menjadi ruang pertemuan antara sastrawan, akademisi, dan pecinta sastra yang ingin menafsirkan kembali makna luka dan daya hidup dalam perjalanan kemanusiaan.

    Dalam sambutannya, perwakilan JAKER menyampaikan bahwa antologi ini bukan sekadar kumpulan puisi, tetapi sebuah kesaksian sosial dan batin atas kenyataan hidup yang tak selalu ramah. “Kami ingin menjadikan puisi sebagai ruang untuk menyembuhkan dan melawan sekaligus. Luka bukan alasan untuk berhenti, dan bara tak seharusnya padam hanya karena angin kesedihan,” ujar salah satu perwakilan JAKER membuka acara.

    Buku antologi puisi ini menampilkan karya-karya dari berbagai penulis dengan latar berbeda yang menggali tema tentang kehilangan, perlawanan, dan harapan. Karya-karya di dalamnya merekam denyut kehidupan rakyat kecil, pergulatan batin, dan semangat tak menyerah di tengah situasi sosial yang sering melukai rasa kemanusiaan.

    Sastrawan Kiswondo, salah satu pembicara, mengungkapkan bahwa puisi-puisi dalam buku ini tidak berhenti pada keindahan bahasa, tetapi menjadi jeritan nurani yang menolak diam. “Puisi-puisi ini lahir dari keberanian. Mereka adalah bentuk perlawanan halus terhadap ketidakadilan yang membungkam. Di sinilah puisi kembali ke hakikatnya — menjadi suara bagi yang tak punya suara,” tegasnya.

    Sementara itu, Achmad Munjid, M.A., Ph.D., dosen Fakultas Ilmu Budaya UGM, melihat karya ini sebagai refleksi tentang kemanusiaan yang teruji. Menurutnya, puisi mampu memanggil kesadaran baru di tengah derasnya pragmatisme zaman. “Sastra seperti ini menegaskan bahwa berpikir kritis dan berempati adalah dua sisi dari kemanusiaan yang tak bisa dipisahkan. Puisi menjadi cara kita merawat keduanya,” ujarnya dalam sesi diskusi.

    Pembicara lainnya, Isty, alumni Filsafat UGM, menyoroti sisi reflektif dari karya-karya tersebut. Ia menilai bahwa setiap puisi di dalamnya adalah perjalanan spiritual para penulis dalam menemukan makna dari luka. “Ada kekuatan lembut di balik setiap kata. Puisi-puisi ini tidak meratapi luka, melainkan berdialog dengannya. Dari situ lahir semacam kebijaksanaan baru,” tutur Isty.

    Acara berlangsung hangat dan penuh apresiasi. Selain diskusi, beberapa penulis turut membacakan puisinya, menciptakan suasana syahdu yang menggugah hadirin. Melalui kegiatan ini, JAKER dan komunitas Retorika UGM berharap sastra terus menjadi sumber kekuatan moral dan refleksi sosial bagi masyarakat. “Kami ingin menjaga bara semangat agar tetap menyala, karena dari puisi kita belajar menjadi manusia yang tidak menyerah,” tutup panitia.

    BY”Nok Srie”