nelayan

  • Penanda tanganan MoU peluncuran Lumbung Digital Rakyat
    Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Kesehatan,  Nasional,  nelayan,  Opini,  Pendidikan,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan,  Uncategorized,  Wisata

    DARI DESA TERTINGGAL MENJADI DESA MANDIRI

    Penanda tanganan MoU peluncuran Lumbung Digital Rakyat Jawa Barat    wartapenasatu.com

    Festival Cikondang Nanjeur: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Wujudkan Desa Mandiri, Sejahtera, dan Berbudaya

     

    Pangalengan, Kabupaten Bandung – Kampung Adat Cikondang menjadi pusat perhatian masyarakat Jawa Barat dengan digelarnya Festival Kampung Adat Cikondang (Cikondang Nanjeur Uleman) pada 8–9 November 2025. Kegiatan ini tidak hanya menampilkan kekayaan budaya Sunda, tetapi juga menjadi momentum penting dalam upaya pengentasan desa tertinggal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peluncuran program strategis nasional.

     

    Festival dibuka pada Sabtu (8/11) dengan kegiatan Bhakti Sosial yang meliputi pembagian beras murah dan pengobatan gratis bagi warga. Program ini disambut antusias masyarakat sekitar, karena dinilai langsung menyentuh kebutuhan dasar mereka. Kegiatan sosial tersebut menjadi bentuk nyata semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang masih kuat di tengah masyarakat adat Sunda.

     

    Puncak acara berlangsung pada Minggu (9/11), ditandai dengan Launching Sakola Budaya Sunda dan Peresmian Lumbung Kesejahteraan Rakyat Desa. Kedua program tersebut menjadi simbol kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi serta melestarikan budaya lokal. Festival juga menampilkan beragam kesenian tradisional seperti Beluk, Wawacan, dan Trawangsa yang memperkaya suasana dan menunjukkan kekayaan seni warisan leluhur.

     

    Dalam kesempatan tersebut, dilakukan pula pendataan dan penandatanganan prasasti Lumbung Kesejahteraan Rakyat oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) H. Yandri Susanto, S.Pt., M.Pd., bersama Ketua Umum Yayasan Lumbung Kesejahteraan Rakyat (LKR) Ibu Indri Wolff. Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam menjadikan Desa Cikondang sebagai percontohan pembangunan desa tertinggal berbasis ketahanan pangan dan kearifan budaya lokal.

     

    Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting seperti Bupati Bandung Dadang Supriatna, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Ketua PT LUBKITA Stanley Wolff, Ketua Apdesi A. Anwar Sadat, serta Tuan Rumah Fery Radiansyah. Kehadiran para pejabat dan tokoh ini menjadi bukti sinergi lintas sektor dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat desa dan pelestarian budaya.

     

    Sebagai bentuk kepedulian sosial, Yayasan Lumbung Kesejahteraan Rakyat bersama PT LUBKITA memberikan bantuan simbolis berupa 1.000 karung beras ukuran 5 kilogram untuk warga Cikondang. Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban masyarakat sekaligus memperkuat nilai kebersamaan dan solidaritas sosial.

     

    Dalam sambutannya, Menteri Desa PDTT Yandri Susanto menyampaikan apresiasi atas semangat masyarakat Cikondang yang tetap menjaga warisan budaya sambil berinovasi dalam pembangunan ekonomi. “Desa adat seperti Cikondang ini harus menjadi contoh bahwa kemandirian dan kesejahteraan bisa tumbuh dari akar budaya sendiri,” ujarnya.

     

    Sementara itu, Fery Radiansyah selaku penggagas kegiatan menegaskan bahwa Festival Cikondang Nanjeur bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga langkah konkret menuju kemandirian ekonomi berbasis lokal. “Cikondang bukan sekadar menjaga tradisi, tapi menjemput masa depan dengan kearifan lokal,” ungkapnya. Melalui kegiatan ini, masyarakat berharap semangat Cikondang Nanjeur dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk terus maju tanpa kehilangan identitas budayanya.

    BY:NokSrie

  • Keamanan,  Kepolisian,  nelayan

    Cegah Konflik Antar Nelayan Satpolairud Polres Gresik Bongkar Dua Rumpon di Perairan Utara

    WARTAPENASATUJATIM | GRESIK – Langkah tegas diambil Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Gresik Polda Jatim bersama Dinas Perikanan Kabupaten Gresik untuk mencegah terjadinya konflik antarnelayan di wilayah perairan utara.

    Pada Rabu (22/10/2025) pagi, tim gabungan melaksanakan pengamanan dan pendampingan pembongkaran dua unit rumpon di perairan Kali Pandian, Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu, yang diduga melanggar batas wilayah tangkap nelayan Ujung Pangkah Wetan.

    Kegiatan itu merupakan respons terhadap meningkatnya tensi di antara dua kelompok nelayan akibat dugaan pelanggaran batas wilayah penangkapan ikan.

    Dua rumpon milik nelayan Randuboto Sidayu dinilai telah melewati area perairan yang menjadi hak tangkap nelayan Ujung Pangkah Wetan.

    Dalam kegiatan tersebut, tim gabungan fokus pada tiga sasaran utama, yakni : Pembongkaran Rumpon, Penertiban dilakukan terhadap dua unit rumpon milik nelayan Randuboto Sidayu yang dipasang melebihi batas wilayah perairan Ujung Pangkah Wetan.

    Pencegahan Konflik, Upaya meredam potensi bentrok antara kedua kelompok nelayan agar stabilitas dan keamanan laut tetap terjaga.

    Terakhir, Verifikasi Batas Wilayah, Pengecekan dan klarifikasi terhadap patok batas wilayah tangkap ikan guna menghindari kesalahpahaman di masa mendatang.

    Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak untuk memastikan proses berjalan aman dan sesuai prosedur.

    Hadir dalam kegiatan tersebut dua anggota ABK Kapal X-1017 Satpolairud Polres Gresik Polda Jatim yang bertugas melakukan pengamanan dan Dinas Perikanan Gresik yang memberikan pendampingan teknis, serta Ketua Rukun Nelayan Randuboto Sidayu, Bapak Safi’i, yang mendampingi pelaksanaan pembongkaran bersama lima perahu nelayan lokal.

    Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu, melalui Kasatpolairud Polres Gresik Iptu Arifin, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk pencegahan dini agar konflik horizontal tidak terjadi di kalangan nelayan.

    Aksi pembongkaran ini diharapkan menjadi solusi konkret untuk mengatasi sengketa batas wilayah tangkap ikan.

    “Kami ingin memastikan seluruh nelayan dapat beraktivitas dalam koridor hukum yang berlaku, sehingga potensi konflik di perairan Gresik dapat diminimalisir,” ujar Iptu Arifin.

    Dengan langkah kolaboratif antara instansi dan nelayan, pemerintah daerah berharap perairan Gresik tetap menjadi wilayah tangkap yang produktif, tertib, dan damai, tanpa gesekan antar komunitas nelayan. (Bgn)

  • Kepolisian,  nelayan

    Ditpolairud Polda Jatim Kampanyekan Laut Sehat Nelayan Kuat

    WARTAPENASATUJATIM | SURABAYADirektorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur melaksanakan kegiatan kampanye bertajuk “Laut Sehat, Nelayan Kuat” di wilayah pesisir Kenjeran, Surabaya.

    Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin melalui Kasubdit Patroli AKBP Rochmad Slamet, S.Sos mengatakan kegiatan ini sebagai bagian dari proyek perubahan Ditpolairud yang fokus pada pencegahan tindak pidana destructive fishing serta pemberdayaan masyarakat pesisir.

    Dalam kegiatan ini, Ditpolairud Polda Jatim secara resmi mendampingi pembentukan Kelompok Nelayan Anti Destructive Fishing di kawasan Kenjeran.

    Kelompok ini beranggotakan tokoh-tokoh nelayan setempat, pengurus koperasi nelayan, dan masyarakat pesisir yang memiliki komitmen menjaga laut dari praktik penangkapan ikan yang merusak.

    AKBP Rochmad Slamet menyampaikan bahwa laut yang sehat merupakan fondasi utama bagi ketahanan ekonomi pesisir.

    “Keberhasilan menjaga laut tidak hanya bergantung pada penegakan hukum, tetapi juga pada kesadaran bersama. Polairud tidak bisa bekerja sendiri. Diperlukan peran aktif nelayan untuk mengawasi dan melaporkan setiap kegiatan yang mencurigakan di laut,” ujarnya, Jumat (10/10).

    Selain deklarasi kelompok, kegiatan ini juga diisi dengan sosialisasi bahaya destructive fishing, edukasi mengenai alat tangkap ramah lingkungan, serta pelatihan singkat tentang penanganan hasil tangkapan yang berkelanjutan.

    AKBP Rochmad Slamet menegaskan bahwa pembentukan kelompok nelayan ini adalah implementasi nyata dari konsep Community Policing di sektor kelautan.

    “Laut adalah sumber kehidupan. Menjaganya berarti menjaga masa depan kita bersama. Polairud akan terus hadir mendampingi dan bersinergi dengan masyarakat pesisir,” tegasnya.

    Para nelayan di Kenjeran menyambut kegiatan ini dengan antusias. Mereka menilai bahwa pendekatan persuasif Polairud mampu membangun kedekatan emosional dan rasa tanggung jawab bersama.

    Dengan semangat Laut Sehat, Nelayan Kuat, Ditpolairud Polda Jatim berkomitmen menjadikan wilayah pesisir Jawa Timur sebagai contoh keberhasilan kolaborasi antara aparat penegak hukum dan masyarakat dalam menjaga kekayaan laut nusantara.*** (Bgn)

  • Militer,  nelayan

    Babinsa Manyar Dorong Peningkatan Ekonomi Warga Lewat Budidaya Ikan Lele

    WARTAPENASATUJATIM | GresikBabinsa Koramil 0817/06 Manyar Sertu Edi S melaksanakan kegiatan pendampingan budidaya ikan lele di kolam milik Bapak Joni yang berlokasi di Desa Sembayat, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Kamis (09/10/2025).

    Kegiatan pendampingan tersebut merupakan bentuk kepedulian Babinsa terhadap masyarakat binaan dalam mendukung peningkatan ekonomi produktif di sektor perikanan.

    Melalui kegiatan ini, Babinsa tidak hanya memberikan semangat tetapi juga mendorong masyarakat agar terus mengembangkan usaha budidaya ikan lele secara mandiri dan berkelanjutan.

    Dalam kesempatan itu, Bapak Joni selaku pemilik kolam mengungkapkan rasa terima kasihnya,“Terima kasih atas perhatian Bapak Babinsa yang mau datang melihat kolam budidaya lele kami. Semoga dengan komunikasi yang baik, ke depan masyarakat yang membudidayakan lele semakin banyak dan semakin maju.”

    Sementara itu, Sertu Edi S menyampaikan bahwa kegiatan pendampingan merupakan wujud nyata peran Babinsa dalam membantu masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

    “Kami selaku Babinsa selalu memberikan dukungan kepada masyarakat di wilayah. Tak lupa kami juga mengingatkan agar senantiasa menjaga kebersihan kolam agar hasil panen nantinya dapat maksimal,” ujarnya.

    Di tempat terpisah, Danramil 0817/06 Manyar Kapten Inf Iwan Purwanto memberikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan anggotanya.

    “Pendampingan yang dilakukan Babinsa merupakan langkah positif dalam mempererat hubungan TNI dengan masyarakat. Selain memperkuat ketahanan pangan, kegiatan ini juga menjadi sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah binaan,” tegas Danramil.

    Dengan adanya sinergi yang baik antara TNI dan masyarakat, diharapkan program budidaya ikan lele di wilayah Kecamatan Manyar dapat terus berkembang dan menjadi salah satu sumber ekonomi yang berkelanjutan bagi warga setempat.*** (Bgn)

Wartapenasatu.com @2025