Seni dan Budaya

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Keamanan,  Kesehatan,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    Wamen Sos Agus Jabo: Pemberdayaan Masyarakat Harus Dimulai dari Desa dan Ketahanan Pangan Keluarga

    NUSANTARA WartaPenaSatu.com

     

    Wamen Sos Agus Jabo Ajak Tani Merdeka Indonesia Kolaborasi Program Pemberdayaan Masyarakat

    Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono mengajak Tani Merdeka Indonesia untuk berkolaborasi dalam program pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi rakyat, sekaligus mendukung visi besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun kesejahteraan yang berkeadilan.

    Pertemuan antara Kementerian Sosial dan Tani Merdeka Indonesia berlangsung di ruang pertemuan Kementerian Sosial, pada Senin, 13 Oktober 2025. Dalam suasana akrab dan penuh semangat, kedua pihak berdiskusi mengenai potensi sinergi dalam pengembangan program berbasis masyarakat, terutama di sektor ketahanan pangan dan kewirausahaan lokal.

    Dalam kesempatan itu, Agus Jabo Priyono menyampaikan bahwa Kementerian Sosial memiliki sejumlah program pendampingan yang dapat disinergikan dengan kegiatan Tani Merdeka Indonesia. “Kemensos memiliki program pelatihan keterampilan, pengembangan wirausaha, serta pemberdayaan UMKM yang bisa berjalan seiring dengan gerakan Tani Merdeka. Kita ingin masyarakat menjadi mandiri dan berdaya secara ekonomi,” ujar Agus Jabo.

    Ia menambahkan, fokus kolaborasi juga diarahkan pada penguatan ketahanan pangan keluarga dan pengelolaan potensi lokal agar bernilai ekonomi tinggi. “Potensi desa harus kita olah menjadi kekuatan ekonomi baru. Dengan pendampingan yang tepat, masyarakat bisa menciptakan produk unggulan yang tidak hanya menyejahterakan keluarga, tetapi juga daerahnya,” imbuhnya.

    Sementara itu, Ketua Umum DPN Tani Merdeka Indonesia Don Muzakir menyambut positif ajakan tersebut. Menurutnya, kerja sama dengan Kementerian Sosial akan membuka peluang besar bagi para petani dan pelaku UMKM untuk berkembang. “Kami siap bersinergi dengan pemerintah. Visi kami sejalan dengan semangat pemberdayaan rakyat agar petani tidak hanya bisa menanam, tapi juga mengelola hasilnya menjadi produk bernilai tinggi,” kata Don Muzakir.

    Pertemuan tersebut juga menegaskan komitmen bersama dalam mendukung program-program strategis Presiden Prabowo Subianto, terutama di bidang pemberdayaan masyarakat, ketahanan pangan, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. “Kami ingin memastikan setiap program pemerintah benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat di akar rumput,” ujar Agus Jabo menutup pertemuan.

    Dengan adanya sinergi antara Kementerian Sosial dan Tani Merdeka Indonesia, diharapkan lahir model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan berdampak luas. Kolaborasi ini menjadi langkah konkret menuju Indonesia yang kuat, mandiri, dan berdaulat di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

    By “Nok Srie”

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  Internasional,  Keamanan,  Kesehatan,  Kuliner,  Loker,  Nasional,  Opini,  perkebunan,  Pertahanan,  pertanian,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL,  Tumbuhan

    LUBKITA REVOLUSI HIJAU UNTUK KETAHANAN PANGAN

    ­Nusantara wartapenasatu.com

     

    Revolusi Hijau Jadi Titik Balik Pertanian Dunia Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan

    Jakarta, 27 Oktober 2025 — Revolusi Hijau menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah pertanian dunia. Melalui penerapan teknologi modern, penggunaan benih unggul, pupuk, pestisida, serta mekanisasi alat pertanian, dunia berhasil meningkatkan produksi pangan secara signifikan sejak pertengahan abad ke-20.LUBKITA (Lumbung Artha  Kita) bercermin dari seorang visioner Norman Borlaug untuk bersinergi ketahanan pangan nasional ­

    Program Revolusi Hijau awalnya digagas untuk mengatasi krisis pangan global akibat pertumbuhan penduduk yang pesat. Penerapan inovasi seperti sistem irigasi modern dan teknik intensifikasi pertanian membuat hasil panen di berbagai negara melonjak drastis. Banyak negara berkembang yang sebelumnya bergantung pada impor pangan, berhasil keluar dari ancaman kelaparan dan menuju kemandirian pangan.

    Di Indonesia, Revolusi Hijau mulai diterapkan secara luas sejak era 1970-an. Pemerintah melalui berbagai program pertanian intensif memperkenalkan varietas padi unggul, pemupukan berimbang, serta perluasan jaringan irigasi teknis. Upaya tersebut berhasil menjadikan Indonesia sempat mencapai swasembada beras pada tahun 1984.

    Namun, keberhasilan Revolusi Hijau juga membawa dampak terhadap lingkungan. Ketergantungan pada bahan kimia seperti pupuk sintetis dan pestisida menimbulkan degradasi kesuburan tanah dan pencemaran air di sejumlah wilayah. Selain itu, sistem pertanian monokultur turut mengurangi keanekaragaman hayati dan meningkatkan risiko ketergantungan terhadap input industri.

    Para ahli menilai, evaluasi terhadap sistem pertanian intensif menjadi keharusan agar ketahanan pangan dapat berjalan seiring dengan kelestarian lingkungan. Konsep pertanian berkelanjutan kini menjadi arah baru yang mendorong keseimbangan antara produksi pangan dan perlindungan ekosistem.

    Berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai mengembangkan model pertanian ramah lingkungan seperti organik, agroekologi, dan hidroponik. Teknologi digital pertanian dan kecerdasan buatan juga dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia.

    Dengan perubahan paradigma ini, semangat Revolusi Hijau diharapkan tetap hidup dalam bentuk yang lebih berkelanjutan. Pertanian masa depan dituntut tidak hanya berfokus pada peningkatan hasil, tetapi juga menjaga keseimbangan alam, sehingga mampu menjamin ketersediaan pangan bagi generasi mendatang.

    “Nok Srie”Bernarasi

     

  • Artikel,  Bisnis,  Daerah,  Ekonomi,  hukum,  Keamanan,  MBG,  Nasional,  Opini,  Pendidikan,  Pertahanan,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Prabowo Subianto Dorong Pemerataan Pendidikan Lewat Sekolah Rakyat

    Surakarta wartapenasatu.com

    Sekolah Rakyat, Bukti Negara Hadir untuk Anak Kurang Mampu

    Surakarta, Jawa Tengah — Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah menjadi bukti nyata hadirnya negara dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh anak bangsa, terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui program ini, Presiden Prabowo Subianto ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak Indonesia yang tertinggal hanya karena persoalan biaya.

    Agus Jabo Priyono menyampaikan hal tersebut saat membuka Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Dasar (SRD) 2 Surakarta, Jawa Tengah. Ia menegaskan bahwa jika masyarakat mampu bisa menyekolahkan anaknya dengan biaya sendiri, maka negara memiliki kewajiban untuk membiayai pendidikan bagi mereka yang kurang beruntung. “Dengan Sekolah Rakyat, negara hadir menjemput masa depan anak-anak bangsa,” ujar Agus Jabo.

    Menurutnya, Sekolah Rakyat merupakan implementasi dari visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia unggul, adil, dan berdaya saing. “Presiden ingin anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap bisa bermimpi besar dan mewujudkan cita-citanya,” tambahnya.

    Dalam beberapa kesempatan, Presiden Prabowo Subianto juga menegaskan bahwa pendidikan adalah jalan utama menuju kemerdekaan sejati. “Kita tidak boleh membiarkan anak-anak Indonesia kehilangan masa depannya karena kemiskinan. Tugas negara adalah menjamin mereka bisa bersekolah dan belajar dengan layak,” ujar Prabowo dalam pidatonya yang dikutip dari Sekretariat Presiden.

    Sementara itu, pakar pendidikan nasional, Prof. Anwar Sanusi, menilai bahwa Sekolah Rakyat merupakan langkah strategis dalam pemerataan akses pendidikan. “Model seperti ini menghidupkan kembali semangat gotong royong pendidikan. Negara menjadi pelindung utama, sementara masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengawasan dan dukungan sosial,” jelasnya.

    Selain menekankan akses gratis, Sekolah Rakyat juga mengusung kurikulum berbasis karakter, nasionalisme, dan kemandirian. Para siswa tidak hanya dibekali ilmu akademik, tetapi juga nilai moral, keterampilan hidup, dan kecintaan terhadap tanah air. Tujuannya agar generasi muda tumbuh menjadi insan cerdas sekaligus berjiwa sosial.

    Dengan hadirnya Sekolah Rakyat, pemerintah berharap kesenjangan pendidikan antarwilayah dapat semakin berkurang. Program ini menjadi simbol nyata dari komitmen Presiden Prabowo Subianto bahwa negara tidak boleh kalah oleh kemiskinan, dan setiap anak Indonesia berhak mendapatkan masa depan yang lebih cerah

    “Nok Srie”Melporkan ­

  • Artis,  Daerah,  Hiburan,  Musik,  Nasional,  Seni dan Budaya

    KOLABORASI KOMUNITAS KPM DAN PETIK SUKSES GELAR MILAD KE -8 APRESIASI KARYA KOES PLUS

    Milad Ke-8 KPM, Momentum Silaturahmi Pecinta Koes Plus dan Tembang Kenangan – Komunitas Koes Plus Mania (KPM) merayakan milad ke-8 dengan acara temu kangen yang meriah, Sabtu (25/10/2025). Acara yang dihelat mulai pukul 10.00 WIB ini, berkolaborasi dengan Komunitas Pecinta Tembang Indah Kenangan (PETIK) dan dimeriahkan oleh penampilan The Guilties Band yang membawakan lagu-lagu Koes Plus dan tembang kenangan.

    Acara yang dihadiri oleh anggota KPM dari berbagai wilayah di Indonesia, terutama Jabodetabek, ini menjadi ajang silaturahmi bagi para pecinta musik Koes Plus. Ketua KPM, Adrian Masuri, bersama jajaran pengurus lainnya seperti Bunda Marni (Wakil Ketua), Bagus Mulyono (Penasehat), Asmi (Sekretaris), dan Supriyono (Bendahara) tampak hadir menyambut para anggota dengan hangat.

    Kehadiran keluarga Koes Plus, Mas Gerry beserta istri, menjadi daya tarik tersendiri. Mas Gerry berbagi cerita tentang perjalanan grup Koes Plus Bersaudara yang telah berkiprah di dunia musik sejak tahun 1969-an. Ia juga menuturkan bahwa semangat bermusik terus dilanjutkan oleh generasi penerus, seperti David Koeswoyo dan Damon Koeswoyo.

    “Kami dari keluarga Koes Plus sangat berterima kasih karena lagu-lagu Koes Plus Bersaudara dan Koes Plus masih banyak disukai, didengarkan, dicintai, serta dinyanyikan oleh masyarakat, seperti komunitas Koes Plus Mania (KPM),” ujar Mas Gerry.

    Mas Gerry juga berpesan agar para pecinta musik Koes Plus tetap menjaga tali silaturahmi. “Dengan mencintai musik dan seni musik, kita harus tetap bersatu, jangan malah berpecah belah. Jaga silaturahmi, ingat Koes Plus lagu Nusantara,” pesannya.

    Kesuksesan acara milad ke-8 KPM ini tak lepas dari peran serta Bunda Marni, yang juga aktif di Komunitas Pecinta Tembang Indah Kenangan (PETIK) sebagai ketua. Bunda Marni mendapatkan banyak ucapan terima kasih dari pengurus dan anggota KPM atas kerja kerasnya dalam menyelenggarakan acara ini.

    Acara milad ini menjadi bukti bahwa musik Koes Plus tetap hidup dan dicintai oleh berbagai generasi. Semangat persaudaraan dan kecintaan terhadap musik Indonesia terus berkobar di kalangan komunitas seperti KPM dan PETIK.

  • Kepolisian,  Militer,  Seni dan Budaya

    Sinergi TNI-Polri dan Pemerintah Pogalan Dukung Pramuka Jelajah Situs Trenggalek

    WARTAPENASATUJATIM | Trenggalek – Sinergitas antara TNI, Polri, dan Pemerintah Kecamatan Pogalan kembali terlihat nyata dalam mendukung pembinaan generasi muda, khususnya melalui kegiatan kepramukaan. Minggu (26/10/2025).

    Koramil 0806-02/Pogalan, Polsek Pogalan, dan Pemerintah Kecamatan Pogalan bersama-sama memberangkatkan peserta Lomba Jelajah Situs Trenggalek dari Desa Ngulankulon, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek.

    Kegiatan ini menjadi bukti komitmen bersama dalam menumbuhkan semangat Kebangsaan dan Kecintaan terhadap Warisan Budaya Lokal di kalangan Pramuka.

    Dalam suasana penuh semangat, para peserta yang berasal dari berbagai gugus depan di Kecamatan Pogalan tampak antusias mengikuti kegiatan tersebut.

    Mereka akan menelusuri jejak sejarah dan situs budaya di wilayah Trenggalek, yang dikenal luas sebagai Bumi Menak Sopal.

    Tak hanya sekadar lomba, kegiatan ini juga menjadi ajang edukasi dan pembentukan karakter bagi generasi muda agar mencintai dan melestarikan nilai-nilai luhur bangsa.

    Bati Komsos Koramil 0806-02/Pogalan Pelda Muyanto yang turut hadir dalam kegiatan pemberangkatan menegaskan pentingnya peran Pramuka dalam menjaga warisan sejarah bangsa.

    “Peserta Pramuka sangat antusias dan siap menelusuri jejak sejarah serta budaya di Bumi Menak Sopal. Semangat menelusuri jejak sejarah dan mengenal lebih dekat kekayaan budaya daerah untuk seluruh peserta, selamat berjuang dan tetap jaga kekompakan dalam mengikuti lomba jelajah Situs Trenggalek,” ujarnya penuh semangat.

    Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan nilai-nilai yang ditanamkan TNI kepada generasi muda, yakni Disiplin, Tangguh, dan Cinta Tanah Air.

    Melalui kegiatan tersebut, peserta Pramuka diharapkan dapat memperluas wawasan kebangsaan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam menjaga Kelestarian Sejarah dan Budaya Daerah.

    “Inilah bentuk nyata pembinaan karakter generasi muda yang cinta Indonesia,” tambah Pelda Muyanto.

    Sementara itu, Kapolsek Pogalan Iptu Henri Agus S,Sos., menyampaikan dukungan penuh dari jajaran kepolisian terhadap kegiatan kepramukaan yang memiliki misi membentuk generasi berjiwa nasionalis dan berkarakter kuat.

    Polsek Pogalan juga menugaskan personelnya untuk membantu pengamanan dan pengawalan jalannya kegiatan agar seluruh peserta dapat berkompetisi dengan aman dan tertib sepanjang rute jelajah situs.

    Camat Pogalan Dilly Dwi Kurniasari, S.S.T.P.,M.A.P., dalam sambutannya turut memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, khususnya TNI dan Polri, yang selalu bersinergi dalam mendukung kegiatan generasi muda di wilayahnya.

    Ia menilai, kegiatan Lomba Jelajah Situs Trenggalek bukan sekadar perlombaan, tetapi juga bentuk nyata pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.

    “Kami bangga, karena dari Pogalan lahir generasi muda yang tidak hanya tangguh tetapi juga peduli terhadap sejarah dan budaya,” ujarnya.

    Kegiatan Lomba Jelajah Situs Trenggalek menjadi agenda tahunan yang melibatkan peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Trenggalek.

    Tahun ini, rute lomba membawa peserta menelusuri sejumlah situs bersejarah dan budaya peninggalan era Menak Sopal, tokoh legendaris yang dikenal sebagai pejuang sekaligus pelindung rakyat Trenggalek di masa lampau.

    Setiap titik pemberhentian menjadi tempat pembelajaran sejarah yang dikemas secara interaktif dan menyenangkan bagi para peserta muda.

    Peserta dari Kecamatan Pogalan tampil dengan semangat luar biasa. Mereka membawa harapan besar untuk tidak hanya berprestasi dalam lomba, tetapi juga menjadi Duta Pelestarian Budaya Trenggalek.

    Melalui kegiatan ini, para Pramuka belajar bahwa menjaga sejarah bukan hanya dengan menghafal peristiwa masa lalu, tetapi juga memahami maknanya serta menerapkan nilai-nilai luhur itu dalam kehidupan sehari-hari.

    Sinergitas antara Koramil, Polsek, dan Pemerintah Kecamatan Pogalan menjadi contoh nyata bahwa pembinaan generasi muda harus dilakukan secara kolektif.

    Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan terus terjaga karena menjadi fondasi kuat dalam membangun bangsa yang Berkarakter, Berbudaya, dan Berjiwa Nasionalis.

    Dengan semangat Bersatu, Berbakti, dan Berprestasi, kegiatan Lomba Jelajah Situs Trenggalek menjadi momentum penting bagi seluruh pihak untuk memperkuat sinergi lintas instansi dalam membina generasi penerus bangsa.

    Dari Pogalan, semangat menelusuri sejarah dan melestarikan budaya diharapkan menjadi inspirasi bagi seluruh wilayah Trenggalek untuk terus menjaga warisan leluhur demi Indonesia yang lebih Berkarakter dan Berbudaya.*** (Bgn)

  • Militer,  Seni dan Budaya

    Ketua Umum Persit Ny. Uli Simanjuntak Kunjungi Benteng Van Den Bosch di Ngawi

    WARTAPENASATUJATIM | Ngawi – Didampingi Ketua Persit KCK Koorcab Rem 081 Ny. Frieda Untoro, Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Ny. Uli Simanjuntak bersama pengurus pusat mengunjungi Benteng Van Den Bosch di Ngawi, Jumat (24/10/2025).

    Didampingi Serma Nanang, personel Yon Armed 12 Kostrad, Ny. Uli Simanjuntak berkeliling melihat kondisi Benteng Pendem, sebutan lain Benteng Van Den Bosch.

    Selama peninjauan, Ny. Uli mendapat penjelasan mengenai sejarah serta fungsi berbagai ruangan yang ada di dalam benteng peninggalan kolonial tersebut. Termasuk juga proses renovasi yang telah dilakukan di masa pemerintahan Presiden RI ke-7 Joko Widodo.

    Di sela kegiatan, Ny. Uli Simanjuntak berpesan agar bangunan bersejarah tersebut senantiasa dijaga dan dirawat dengan baik.

    “Bangunan ini nilai historisnya tinggi bagi bangsa Indonesia, tolong kebersihannya agar tetap diperhatikan, supaya bangunan ini selalu terawat,” ujarnya.

    Selain itu, ia juga mengharapkan agar informasi mengenai sejarah Benteng Van Den Bosch dapat dilengkapi, sehingga masyarakat yang berkunjung dapat lebih memahami nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.

    Kunjungan ini menjadi wujud apresiasi Persit KCK terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa, sekaligus bentuk kepedulian untuk terus melestarikan situs-situs bersejarah yang memiliki nilai edukatif dan kebangsaan.

    Sebagai informasi, Benteng Van Den Bosch yang kini dikelola oleh Yon Armed 12 Kostrad merupakan peninggalan bersejarah era kolonial Belanda yang dibangun pada periode 1839–1845.

    Pada mulanya Benteng ini dibangun sebagai sarana pertahanan Kolonial Belanda dalam mengantisipasi serangan dari sisa pasukan Pangeran Diponegoro yang masih memberikan perlawanan. (Bgn)

  • Artikel,  Daerah,  Pendidikan,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Semarak PSBD VII: Etnis Batak Toba Siap Memukau dengan Ragam Atraksi Budaya

    Semarak PSBD VII: Etnis Batak Toba Siap Memukau dengan Ragam Atraksi Budaya

    Batu Bara, wartapenasatu.com – Kabupaten Batu Bara bersiap menyambut gelaran akbar Pekan Seni Budaya Daerah (PSBD) VII Tahun 2025. Sebuah perayaan keberagaman etnis dan kekayaan budaya yang menjadi kebanggaan seluruh masyarakat. Wakil Bupati Batu Bara, Syafrizal, SE, M.AP, dengan antusias mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut hadir dan berpartisipasi dalam acara yang sarat makna ini.

    “Sebagai ajang kebanggaan kita bersama, PSBD menjadi wadah untuk menampilkan kekayaan budaya, tradisi, dan kearifan lokal yang harus terus kita jaga dan wariskan. Saya mengajak seluruh masyarakat Batu Bara untuk hadir, berpartisipasi, dan menunjukkan semangat cinta budaya daerah. Bersatu dalam keberagaman, kuat dalam kebersamaan,” seru Syafrizal dengan nada penuh semangat. Pernyataan ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya sebagai identitas daerah.

    Untuk ketujuh kalinya, Kabupaten Batu Bara kembali menggelar PSBD yang akan diikuti oleh seluruh etnis yang bermukim di daerah tersebut. Setiap etnis akan menampilkan keunikan dan kekhasan budayanya masing-masing, menciptakan harmoni dalam keberagaman. Salah satu etnis yang sangat antusias menyambut PSBD VII adalah etnis Batak Toba.

    Ketua Etnis Batak Toba, Raju Piter Napitupulu, melalui Humasnya Erwin T.P. Panjaitan, menyampaikan bahwa pihaknya siap berpartisipasi penuh dalam kegiatan budaya tahunan ini. “Kita siap berpartisipasi secara total. Stand Batak Toba yang bercorak rumah adat sudah berdiri di Lapangan Bola Indra Sakti, lokasi penyelenggaraan PSBD VII tahun ini,” ujar Panjaitan dengan bangga. Persiapan yang matang ini menunjukkan keseriusan etnis Batak Toba dalam menyukseskan PSBD VII.

    Etnis Batak Toba akan mendapat giliran tampil penuh pada Rabu, 5 November 2025, dengan berbagai atraksi budaya khas yang sarat nilai tradisi. Penampilan akan diisi dengan tor-tor Batak Toba yang dibawakan oleh SMK Teladan Indra Pura, Sanggar Tari Marni Boru Simanungkalit, Wirda Boru Butar-Butar, serta berbagai atraksi menarik seperti martumba, sipitu cawan (pangurason), Sigale-gale, sihutur sanggul, dan tortor massal etnis Batak Toba. Ragam atraksi ini akan memukau penonton dengan keindahan dan keunikan budaya Batak Toba.

    Untuk menambah kemeriahan acara, pihak panitia juga menghadirkan Eric Sihotang, artis Batak Toba asal Jakarta, sebagai bintang tamu utama. Kehadiran Eric Sihotang diharapkan dapat menarik perhatian masyarakat, khususnya generasi muda, untuk lebih mencintai dan menghargai budaya Batak Toba.

    Sebagai simbol penghormatan, sebelum penampilan sejumlah atraksi budaya, etnis Batak Toba juga akan melakukan penyerahan Tongkat Tunggal Panaluan kepada Bupati Batu Bara, Baharuddin Siagian. Tongkat Tunggal Panaluan merupakan simbol kekuasaan dan kebijaksanaan dalam adat Batak Toba. Penyerahan tongkat ini merupakan wujud penghormatan etnis Batak Toba kepada pemerintah daerah. Panjaitan pun mengajak seluruh masyarakat, khususnya etnis Batak Toba, untuk hadir dan turut memeriahkan PSBD VII Tahun 2025 sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya daerah.

  • Kepolisian,  Militer,  Seni dan Budaya

    Ziarah Makam Agung Warnai Hari Jadi Bangkalan ke-494

    WARTAPENASATUJATIM | Bangkalan – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Bangkalan ke-494, jajaran Forkopimda Bangkalan bersama unsur TNI-Polri dan tokoh masyarakat melaksanakan kegiatan ziarah ke Makam Agung yang berlokasi di Desa Makam Agung, Kecamatan Arosbaya, pada Kamis (23/10/25) pagi.

    Kegiatan ini dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kabupaten Bangkalan, perwakilan Matra Kesultanan Nusantara, anggota DPRD Bangkalan, Budayawan, Muspika Kecamatan Arosbaya, kepala lintas sektoral, kepala desa se-Kecamatan Arosbaya, serta masyarakat sekitar.

    Suasana khidmat terasa sejak awal acara yang diawali dengan pembacaan doa dan tahlil bersama di pesarean para leluhur Bangkalan.

    Dandim 0829/Bangkalan Letkol Inf Nanang Fahrur Rozi, S.Pd., yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan bahwa ziarah ini merupakan bentuk penghormatan dan wujud rasa syukur atas jasa para leluhur yang telah meletakkan dasar pembangunan dan nilai perjuangan di Bangkalan.

    “Kegiatan ziarah ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga momentum untuk mengenang dan meneladani semangat perjuangan para pendahulu. Kita sebagai generasi penerus harus menjaga warisan nilai luhur tersebut dengan memperkuat persatuan dan bekerja nyata membangun Bangkalan yang lebih maju,” ujarnya.

    Selama kegiatan berlangsung, situasi berjalan aman, tertib, dan kondusif. Ziarah Makam Agung ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi Kabupaten Bangkalan ke-494 yang diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai budaya, menumbuhkan semangat kebersamaan, serta meneguhkan rasa cinta terhadap tanah kelahiran Bangkalan.*** (Bgn)

  • Militer,  Seni dan Budaya

    Kerajinan Wayang Kulit dari Babinsa Nganjuk Curi Perhatian Pangdam Rudy

    Kerajinan Wayang Kulit dari Babinsa Nganjuk Curi Perhatian Pangdam Rudy

    WARTAPENASATUJATIM | SurabayaPersit KCK Koorcab Rem 081 turut menampilkan berbagai produk UMKM unggulan hasil kreativitas dari prajurit dan Persit di jajarannya dalam acara pertemuan gabungan Persit KCK Daerah V/Brawijaya yang digelar di Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, Surabaya, Selasa (21/10/2025).

    Ketua Persit KCK Koorcab Rem 081 Ny. Frieda Untoro menyebut bahwa produk UMKM yang ditampilkan itu hanya sebagian.

    “Hari ini yang kita tampilkan hanya sebagian, karena kalau seluruhnya kita terbatas dengan tempat yang tersedia,” katanya ditemui di lokasi.

    Terkait keberadaan UMKM dari prajurit dan Persit di jajarannya tersebut, ia mengaku siap untuk terus memberikan dukungan, baik dalam bentuk pelatihan maupun pemasarannya.

    Di antara produk UMKM yang ditampilkan Persit KCK Koorcab Rem 081, kerajinan wayang kulit hasil karya dari Kopka Parnianto menjadi salah satu yang mencuri perhatian. Bahkan mendapat apresiasi langsung dari Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin dan Ketua Persit KCK Daerah V/Brawijaya Ny. Vira Rudy Saladin.

    Parnianto sendiri keseharianya berdinas sebagai Babinsa di Koramil 04 Berbek, jajaran Kodim 0810/Nganjuk. Kecintaannya terhadap kesenian wayang tumbuh berkat sosok sang kakek yang juga penggemar wayang.

    “Saya suka wayang dari almarhum kakek saya dan dikasih tahu nama-nama tokoh wayang. Dulu juga sering diajak nonton pertunjukan wayang di kampung-kampung,” ujarnya.

    Wayang kulit buatan Parnianto menggunakan bahan baku yang berasal dari kulit kerbau atau sapi. Selain itu, ia juga menggunakan kulit kambing sebagai bahan pembuatan wayang yang dipigura untuk hiasan dinding.

    Dalam pembuatannya, ia mengaku membutuhkan waktu selama seminggu hingga akhirnya kulit-kulit itu siap diproses menjadi wayang kulit.

    “Awalnya bahan kulit diukur sesuai bentuk wayang yang diinginkan. Lalu direndam selama sehari semalam dan dipentang di papan selama satu minggu. Setelah itu baru bisa proses penyorekan atau membuat pola dan kemudian dipahat,” jelasnya.

    Untuk harga satu buah wayang kulit buatannya relatif. Semisal, wayang tokoh Kresna dijualnya di kisaran Rp 2 juta atau bahkan lebih. Alasannya, karena proses pembuatannya yang membutuhkan kedetailan sesuai pakem.

    Bagi Parnianto, profesi tambahan sebagai perajin wayang kulit tidak hanya sebatas kecintaannya terhadap kesenian tersebut. Namun, lebih utamanya juga sebagai upaya untuk terus melestarikannya. (Bgn)

  • Artikel,  Daerah,  Ekonomi,  Politik,  Seni dan Budaya,  SOSIAL

    Harmoni HAM dan Adat: Menteri Natalius Pigai Terpukau Gordang Sambilan Madina

    Harmoni HAM dan Adat: Menteri Natalius Pigai Terpukau Gordang Sambilan Madina

    Mandailing Natal, wartapenasatu.com – Di tengah keindahan alam Mandailing Natal (Madina), sebuah peristiwa langka dan bermakna terjadi. Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, bersama Bupati Madina, H. Saipullah Nasution SH.MM, menunjukkan kebolehan mereka dalam menabuh alat musik tradisional Mandailing, Gordang Sambilan. Momen ini menjadi simbol harmoni antara nilai-nilai HAM universal dan kearifan lokal yang dijunjung tinggi di Bumi Gordang Sambilan.

    Peristiwa istimewa ini berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati Madina, Desa Parbangunan, Panyabungan, pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Acara ini merupakan bagian dari penyambutan kedatangan Menteri Natalius Pigai beserta rombongan di Madina. Kehadiran Menteri HAM menjadi kehormatan bagi masyarakat Madina, yang memiliki komitmen kuat terhadap penghormatan dan pemajuan HAM.

    Bupati Saipullah mengungkapkan kebanggaannya atas kunjungan Menteri Natalius Pigai ke Madina. “Ini adalah suatu kehormatan yang luar biasa. Besar harapan, dapat melaksanakan hal-hal yang bisa kami dukung dalam rangka menyukseskan tugas pokok dan fungsi yang Bapak laksanakan,” tuturnya dengan penuh antusias.

    Di hadapan Menteri Pigai, bupati memaparkan letak geografis, potensi ekonomi, kondisi sosial dan masyarakat, serta peranan adat dalam pembangunan Madina. Bupati Saipullah menyoroti kekayaan adat yang mengedepankan kekerabatan, yaitu Dalihan na Tolu, sebagai fondasi kehidupan bermasyarakat di Madina.

    Bupati Saipullah menegaskan bahwa pengakuan terhadap HAM telah tumbuh di dalam jiwa masyarakat Madina sejak usia dini, seiring dengan nilai-nilai agama dan adat budaya yang diwariskan secara turun-temurun. “Sehingga perhatian atau gagasan maupun fokus kami terhadap Hak Asasi Manusia, insyaallah, akan sejalan dengan tugas yang Bapak pandu,” pungkas bupati dengan optimisme.

    Menteri Natalius Pigai mengaku telah lama mengenal Madina. Ia menceritakan pengalamannya ketika bersembunyi di Pahae Julu sekitar tahun 1999, saat menjadi aktivis yang dicari-cari oleh pemerintah. Pengalaman ini memberikan kesan mendalam tentang keramahan dan keindahan alam Madina. Menteri Natalius Pigai juga menyoroti pentingnya Poda na Lima dalam kehidupan masyarakat Mandailing, yang mengajarkan tentang kebersihan hati sebagai fondasi penghormatan terhadap HAM.

    Menteri Natalius Pigai sepakat dengan Bupati Saipullah tentang pentingnya peranan Dalihan na Tolu sebagai akar kehidupan bermasyarakat di Madina. Ia menjelaskan bahwa Dalihan na Tolu merupakan pohon kehidupan yang memiliki akar, batang, ranting, dan daun, yang melambangkan keterkaitan dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat. Kementerian HAM, kata Natalius Pigai, memiliki anggaran yang dapat diakses oleh masyarakat berupa pelatihan dan pendidikan bagi komunitas-komunitas yang bergerak di bidang advokasi hak-hak dasar manusia.