Bencana
Ruko di Trenggalek Terbakar, Sinergi TNI-Polri dan Damkar Berhasil Jinakkan Api
WARTAPENASATUJATIM | Trenggalek – Sinergi antara TNI, Polri, dan Pemadam Kebakaran (Damkar) kembali diuji. Rabu (1/10/2025), sebuah ruko milik warga bernama Rukben di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, terbakar hebat. Beruntung, kobaran si jago merah berhasil dipadamkan berkat kekompakan Babinsa, anggota Polsek, dan Damkar Trenggalek.
Peristiwa bermula ketika pemilik ruko melihat asap mengepul dari bagian atap rumahnya. Saat berusaha mencari sumber api dengan menusuk plafon, kayu yang terbakar justru jatuh ke atas spring bed, sehingga api cepat membesar.
Mendapat laporan warga, Babinsa Tasikmadu Serda Paryanto dari Koramil 0806-07/Watulimo segera menuju lokasi dan berkoordinasi dengan Polsek Watulimo serta Damkar Trenggalek.
Tak lama kemudian, tim pemadam tiba dan langsung berjibaku bersama TNI-Polri menarik selang dan memadamkan api.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun kerugian material ditaksir sekitar Rp100 juta,” ujar Serda Paryanto.
Kebakaran berhasil dipadamkan setelah hampir satu jam. Sejumlah perabot rumah tangga, bagian atap, dan isi ruko ludes terbakar. Warga sekitar mengapresiasi kesigapan TNI-Polri dan Damkar yang dinilai mencegah api merembet ke bangunan lain.
“Kalau tidak cepat, rumah sebelah juga bisa habis. Kami bersyukur aparat cepat turun tangan,” ungkap Sutrisno, salah seorang warga setempat.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kebakaran ini diduga dipicu oleh korsleting arus listrik di dalam ruko. Peristiwa tersebut menjadi peringatan nyata bahwa ancaman kebakaran bisa terjadi kapan saja, terlebih di kawasan padat permukiman. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dengan rutin memeriksa instalasi listrik, memastikan peralatan rumah tangga aman, serta segera melapor jika melihat potensi bahaya.
Lebih dari sekadar musibah, kejadian ini juga memperlihatkan betapa pentingnya sinergi TNI, Polri, dan Damkar. Kehadiran mereka tidak hanya menjaga stabilitas keamanan, tetapi juga berdiri di garda terdepan melindungi keselamatan warga. Sinergitas ini membuktikan, ketika aparat dan masyarakat bergerak bersama, ancaman sebesar apa pun bisa diatasi.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Polda Jatim Gandeng Pakar dari ITS Fokus Evakuasi Korban Robohnya Bangunan di Ponpes Sidoarjo
WARTAPENASATUJATIM | SIDOARJO – Polda Jawa Timur (Jatim) masih terus fokus pada penyelamatan dan evakuasi korban robohnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Personel dari beberapa satuan kerja diantaranya Biddokkes, Brimob, Samapta dan satker lainya diterjunkan untuk membantu penanganan musibah yang menimpa Ponpes ini.
Selain itu Polda Jatim juga akan menggandeng pakar dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang ahli konstruksi bangunan untuk membantu proses evakuasi agar korban dan petugas SAR gabungan yang masuk ke dalam reruntuhan dapat selamat.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto meninjau langsung lokasi reruntuhan. Pihaknya masih mengedapankan proses evakuasi para korban.
“Saya pastikan dulu untuk penyelamatan korban dulu ya. Itu kita fokus itu dulu. Karena masih ada beberapa korban yang masih perlu dievakuasi,” kata Irjen Nanang, Selasa (30/9/2025).
Tim Inafis Polda Jatim dan petugas gabungan tak mau gegabah dalam proses penanganan ini karena bangunan mushala tersebut masih berpotensi mengalami goncangan susulan.
“Kita juga lihat kan kondisinya. Dan ini harus kita pastikan dengan ahlinya ya dari ITS ya. Jangan sampai nanti membahayakan petugas yang akan melakukan evakuasi,” ungkap Irjen Nanang.
Oleh sebab itu, meski Dua ekskavator disiagakan sejak Senin malam, hingga saat ini belum difungsikan mengingat getarannya dapat berpotensi menimbulkan goncangan yang dapat meruntuhkan puing bangunan.
Sementara itu Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Jules Abraham Abast mengatakan Polda Jatim dan SAR gabungan menggunakan alat-alat tertentu yang lebih memungkinkan untuk melakukan penyelamatan terhadap para korban.
“Saat ini fokus pada evakuasi dan penyelamatan korban termasuk personel yang kita libatkan untuk menangani musibah ini,” pungkas Kombes Abast.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Polda Jatim Dirikan Dapur Lapangan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
WARTAPENASATUJATIM | SIDOARJO – Hingga Selasa (30/9/2025), personel Polda Jatim dan Polresta Sidoarjo dari berbagai kesatuan disiagakan di lokasi runtuhnya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Puluhan personel tersebut ditugaskan membantu proses evakuasi terhadap korban yang masih terjebak reruntuhan, pengamanan area ponpes, hingga berbagai pelayanan terhadap masyarakat.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol. Jules Abraham Abast menegaskan, Polda Jatim saat ini tetap fokus pada proses evakuasi dan penyelamatan korban.
“Personel kepolisian bersama tim gabungan terus fokus pada proses evakuasi dan penyelamatan korban dan faktor keamanan,” kata Kombes Pol Abast, Selasa (30/9/25).
Kabid Humas Polda Jatim juga mengatakan bahwa Polda Jatim telah mendirikan Posko di lokasi Pondok Pesantren Al Khoziny.
“Ada tim DVI, Dokkes, Sat Brimob Polda Jatim yang juga menyediakan kendaraan dapur lapangan untuk menyiapkan konsumsi bagi para relawan dan masyarakat,”terang Kombes Pol Abast.
Selain itu anggota Satuan Samapta dan Satuan Lalu Lintas dari Polresta Sidoarjo juga dilibatkan untuk membantu kelancaran proses penanganan di lokasi.
Hingga berita ini ditulis, korban yang dinyatakan meninggal dunia yang berhasil dievakuasi ada 3 orang santri.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Gempa M 6,5 Guncang Sumenep, Jawa Timur: BMKG Pastikan Tak Berpotensi Tsunami
WARTAPENASATUJATIM | Surabaya, 30 September 2025 – Masyarakat Sumenep, Jawa Timur, dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,5 pada Selasa malam ini. Gempa yang terjadi pada pukul 23.49 WIB ini sempat membuat panik warga, namun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Berdasarkan catatan BMKG, pusat gempa berada pada kedalaman 11 kilometer, dengan titik koordinat 7.25 Lintang Selatan dan 114.22 Bujur Timur. “Lokasi gempa 50 Km Tenggara Sumenep – Jawa Timur,” tulis keterangan resmi BMKG.
Guncangan gempa ini dirasakan cukup kuat di wilayah Sumenep dan sekitarnya. Warga yang sedang beraktivitas di dalam rumah maupun di luar ruangan merasakan getaran yang cukup signifikan. Beberapa warga bahkan dilaporkan keluar rumah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa susulan.
Hingga saat ini, belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Pihak berwenang masih melakukan pendataan dan koordinasi untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan bangunan maupun korban jiwa.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, serta tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat juga diminta untuk terus memantau informasi resmi dari BMKG terkait perkembangan situasi gempa.
Dalam pernyataannya, BMKG menekankan bahwa dalam beberapa menit pertama setelah gempa terjadi, parameter gempa dapat berubah dan belum tentu akurat, kecuali telah dianalisis ulang oleh seismolog. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan untuk bersabar dan menunggu informasi resmi dari BMKG.
Meskipun gempa ini tidak berpotensi tsunami, BMKG tetap mengimbau masyarakat yang berada di wilayah pesisir untuk tetap waspada dan menjauhi pantai untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pemerintah daerah setempat juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk melakukan langkah-langkah penanganan pasca gempa. Tim SAR dan relawan disiagakan untuk membantu proses evakuasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Semoga masyarakat Sumenep dan sekitarnya tetap diberikan keselamatan dan kekuatan dalam menghadapi musibah ini. Mari kita bersama-sama berdoa agar tidak terjadi gempa susulan dan situasi dapat segera kembali normal.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Polda Jatim Bantu Evakuasi Korban Runtuhnya Bangunan Pesantren di Sidoarjo
WARTAPENASATUJATIM | SIDOARJO – Suasana duka menyelimuti Lembaga Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, setelah bangunan di lingkungan pondok pesantren tersebut roboh pada Senin (29/9/2025) sore.
Insiden ini terjadi saat para santri putra tengah bersiap melaksanakan salat asar berjemaah di musala.
Bangunan yang roboh diketahui merupakan gedung berlantai tiga, sementara diatasnya baru dilakukan pengecoran untuk lantai berikutnya, dan bagian lantai dasar digunakan untuk musala.
Hingga saat ini, penyebab robohnya bangunan tersebut masih belum dapat dipastikan.
Petugas gabungan bersama pihak keamanan pondok pesantren masih terus melakukan penyisiran di antara puing-puing untuk memastikan tidak ada korban yang tertinggal.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyampaikan perkembangan terbaru terkait penanganan peristiwa tersebut.
“Data Sementara jumlah total sebanyak 83 korban yang berhasil di evakuasi,”kata Kombes Pol Jules Abraham Abast, saat ditemui dilokasi kejadian,Selasa malam (29/9).
Menurutnya, pihak kepolisian gabungan telah dikerahkan untuk melakukan evakuasi dan pengamanan di lokasi.
Kombes Pol Abast juga mengatakan Polda Jatim menurunkan 1 pleton Sabhara, 1 pleton Brimob, serta didukung 3 SSK dari Polresta Sidoarjo.
“Hingga kini, puluhan korban sudah dievakuasi ke Tiga rumah sakit, yakni RS Siti Hajar, RSUD Sidoarjo, dan RS Delta Surya Sidoarjo,” ungkap Kombes Pol Jules Abraham Abast.
Adapun data rincian korban per pukul 20.30 WIB, di RS Siti Hajar tercatat 45 orang, terdiri dari 44 korban luka berat maupun ringan, serta 1 korban meninggal dunia, sedangkan di RSUD Sidoarjo terdapat 34 korban luka-luka, dan di RS Delta Surya 4 korban luka-luka.
“Jumlah pasti korban masih dalam proses pendataan, mengingat proses evakuasi dan penyisiran reruntuhan bangunan masih berlangsung hingga malam ini,”pungkas Kombes Pol Abast.
Aparat kepolisian bersama tim SAR, TNI, BPBD, serta relawan terus berupaya mengevakuasi korban dan melakukan langkah pengamanan lanjutan. (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Respons Cepat 110, Polres Malang Tangani Bencana di Kepanjen
WARTAPENASATUJATIM | MALANG – Hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (28/9/2025) sore. Akibatnya, 21 rumah warga di Desa Mangunrejo mengalami kerusakan ringan pada bagian atap.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.15 WIB. Angin kencang menerjang beberapa RT di Dusun Mangir, Desa Mangunrejo, hingga membuat warga panik. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, mengatakan laporan kejadian awal diterima melalui layanan darurat Call Center Polri 110.
Personel Polsek Kepanjen bersama aparat gabungan langsung turun ke lokasi untuk membantu warga.
“Begitu laporan masuk melalui 110, tim gabungan dari Polri, TNI, BPBD, hingga pemerintah desa langsung bergerak melakukan penanganan. Kami pastikan respons cepat selalu diberikan untuk membantu masyarakat,” kata Bambang, Senin (29/9/2025).
Ia menambahkan, petugas bersama relawan telah melakukan pembersihan material serta memberikan bantuan darurat berupa terpal untuk menutup atap rumah warga yang rusak.
Selain itu, dilakukan pula pendataan untuk penyaluran paket sembako bagi keluarga terdampak.
“Kerusakan tercatat pada 21 rumah, kategori ringan di bagian atap. Untuk kebutuhan mendesak, sudah disiapkan terpal dan paket sembako agar masyarakat bisa tetap beraktivitas dengan baik pascakejadian,” jelas AKP Bambang.
Dalam penanganan kejadian ini, sejumlah unsur terlibat mulai dari BPBD, TNI-Polri, Muspika Kepanjen, Tagana, Pemerintah Desa, hingga kelompok masyarakat setempat.
Sinergi ini diharapkan mampu mempercepat pemulihan kondisi pascaangin kencang.
“Kami mengimbau warga tetap waspada terhadap cuaca ekstrem. Jika ada kejadian darurat, segera hubungi Call Center Polri 110 untuk mendapatkan respons cepat,” pungkas AKP Bambang.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Musala Tiga Lantai di Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Ambruk Timpa Santri, Warga Panik Dengar Suara Gemuruh
WARTAPENASATUJATIM | Sidoarjo, 29 September 2025 – Suasana mencekam menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Desa Buduran, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, pada Senin siang ini. Sebuah musala tiga lantai yang berada di lingkungan ponpes tiba-tiba ambruk, menimbulkan kepanikan di kalangan santri dan warga sekitar. Detik-detik ambruknya bangunan tersebut terdengar begitu keras hingga ke pemukiman warga, memicu kepanikan dan rasa khawatir.
Suara gemuruh yang menyerupai gempa bumi membuat warga yang tinggal di sekitar Ponpes Al-Khoziny berhamburan keluar rumah. Ketua RT 7/RW 3 Desa Buduran, Munir, yang rumahnya berada di sebelah barat lokasi kejadian, mengungkapkan bahwa suara tersebut sangat mengagetkan.
“Awalnya ada suara gemuruh seperti gempa, lalu semua warga itu keluar dari rumah melihat apa yang terjadi,” ujar Munir dengan nada cemas.
Tak lama setelah suara gemuruh mereda, asap tebal membumbung tinggi dari arah ponpes. Warga dan para santri terlihat berlarian, berusaha menyelamatkan diri dan meminta pertolongan. Kejadian tersebut segera dilaporkan kepada pihak berwenang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan bahwa musala tersebut sedang dalam tahap pembangunan di lantai tiga. Pada saat kejadian, para santri baru saja selesai melaksanakan salat Ashar. Sebagian santri masih berada di dalam musala untuk mengaji atau berdzikir, melanjutkan aktivitas keagamaan mereka.
Namun, takdir berkata lain. Bangunan tiga lantai yang sedang dalam proses pengecoran itu tiba-tiba ambruk, menimpa para santri yang masih berada di dalamnya.
“Kejadiannya pas habis salat Ashar. Saat ini bangunan yang ada di lantai tiga masih posisi dicor. Tiba-tiba roboh,” ungkap salah seorang saksi mata di lokasi kejadian.
Setelah menerima laporan, petugas dari berbagai instansi terkait segera tiba di lokasi kejadian untuk melakukan proses evakuasi. Puluhan santri berhasil dievakuasi dan dilarikan ke RSUD RT Notopuro Sidoarjo untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, puluhan santri lainnya masih terjebak di antara reruntuhan bangunan.
Hingga saat ini, petugas masih terus berupaya melakukan evakuasi untuk menyelamatkan para santri yang masih terjebak di antara reruntuhan.
Proses evakuasi dilakukan dengan hati-hati dan penuh kehati-hatian, mengingat kondisi bangunan yang sangat berbahaya dan berpotensi ambruk susulan. Tim SAR gabungan bekerja keras untuk mencari dan menyelamatkan para korban yang masih tertimbun di bawah reruntuhan.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
Tim SAR Gabungan Polres Magetan Berhasil Evakuasi Korban Longsor Tambang Trosono
WARTAPENASATUJATIM | MAGETAN – Kepolisian Resor Magetan bersama tim gabungan Basarnas, BPBD, Tim SAR, dan relawan bergerak cepat mengevakuasi korban tanah longsor di area tambang galian C di Desa Trosono, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.
Peristiwa tragis ini terjadi pada Sabtu (27/9/2025) sekitar pukul 08.00 WIB dan menewaskan seorang sopir truk bernama Suroso, warga Desa Nguri, Kecamatan Lembeyan, Magetan.
Kejadian bermula saat Suroso tengah mengantre untuk memuat pasir.
Tiba-tiba tebing galian setempat mengalami longsor dan menimbun korban hingga meninggal dunia di lokasi.
Laporan kejadian segera ditindaklanjuti dengan pengiriman tim gabungan untuk melakukan pencarian dan evakuasi, meski medan lokasi yang terjal membuat proses penyelamatan tidak mudah.
Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa yang memimpin langsung proses pencarian korban menyampaikan, Tim SAR Polres Magetan bersama BPBD dan relawan sejak Sabtu hingga malam hari dan dilanjutkan hari ini Minggu (28/9/2025).
“Upaya ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat kondisi lapangan yang masih labil,”ujar AKBP Erik.
Setelah melalui proses panjang, korban akhirnya berhasil dievakuasi pada Minggu siang (28/9/2025) dan segera dibawa ke Puskesmas Parang untuk dilakukan visum lebih lanjut.
Keberhasilan ini tidak lepas dari kerja sama solid antara Polres Magetan, Basarnas, BPBD, Tim SAR, serta relawan yang terus siaga sejak awal kejadian.
Kapolres Magetan juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban.
Pihaknya mengimbau seluruh pengelola tambang galian untuk lebih memperhatikan faktor keselamatan kerja, khususnya kondisi tebing yang berpotensi longsor, agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.*** (Bgn)
Jurnalis: Bambang Gunawan
- AGAMA, Artikel, Bencana, Bisnis, Daerah, Ekonomi, hukum, Internasional, Keamanan, Kesehatan, Kriminal, Militer, Nasional, Opini, Pendidikan, Pertahanan, Politik, SOSIAL
BNN–TNI AL Satukan Langkah Jaga Perairan Indonesia dari Narkotika
Jakarta wartapenasatu.com
Kepala BNN RI dan Kasal Sepakat Tingkatkan Kerja Sama P4GN
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol Suyudi Ario Seto, S.H., S.I.K., M.Si., melakukan audiensi dengan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, di Wisma Elang Laut, Jakarta Pusat, pada Jumat (19/9). Pertemuan ini turut dihadiri jajaran pejabat BNN RI, antara lain Sekretaris Utama BNN, Tantan Sulistyana, Direktur Narkotika BNN, Ruddi Setiawan, serta Plt. Direktur Intelijen BNN, Adri Irniadi.
Audiensi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara BNN dan TNI Angkatan Laut, khususnya dalam upaya Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Fokus utama kerja sama diarahkan pada penanggulangan penyelundupan narkotika yang marak menggunakan jalur laut Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas sejumlah langkah strategis yang akan diambil bersama. Beberapa di antaranya mencakup peningkatan patroli laut gabungan, integrasi sistem intelijen maritim untuk pengawasan wilayah perairan rawan, serta kolaborasi dalam penegakan hukum terhadap jaringan penyelundupan narkoba.
Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali menegaskan bahwa TNI AL siap mendukung penuh langkah BNN dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia dari ancaman narkotika. Menurutnya, penyelundupan narkoba melalui jalur laut merupakan ancaman serius bagi bangsa yang harus diberantas dengan kerja sama yang solid lintas lembaga.
“Kita sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan ini dengan perjanjian kerja sama, terutama dalam menjaga perbatasan laut Indonesia. TNI AL siap mendukung upaya P4GN sesuai dengan arahan Presiden,” ujar Kasal.
Sementara itu, Kepala BNN RI menekankan pentingnya kolaborasi antarinstansi dalam memerangi narkotika. Ia menyebut, dengan garis pantai yang panjang dan luasnya wilayah laut Indonesia, BNN tidak mungkin bekerja sendirian. Dukungan TNI AL, menurutnya, menjadi faktor kunci dalam memutus mata rantai peredaran narkotika.
“Untuk memberantas narkotika, BNN tidak dapat bekerja sendiri. Kerja sama yang kuat sangat diperlukan. Apabila kita bersama-sama, maka hasilnya akan lebih maksimal,” tegas Komjen Pol Suyudi Ario Seto.
Audiensi antara BNN RI dan TNI AL ini menjadi langkah konkret penguatan sinergi dalam perang melawan narkotika. Hal ini sekaligus mencerminkan komitmen bersama mewujudkan War on Drugs for Humanity demi menyelamatkan generasi bangsa dari ancaman narkoba.
“Nok Srie”Melaporkan

PEDAGANG KOPI PINGGIR JALAN TERHIMPIT ATURAN RUKO DAN RAZIA DISHUB
Jakarta wartapenasatu.com
Keresahan Penjual Kopi Pinggir Jalan Terhimpit Aturan Baru
Para penjual kopi pinggir jalan kembali menghadapi tantangan berat. Sejak hadirnya dua kafe baru di kawasan Ruko Inkopal, mereka kini dibatasi oleh aturan pengelola yang melarang berjualan setelah pukul 15.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB Aturan ini membuat para pelaku UMKM, khususnya pedagang kecil, semakin kesulitan mencari rezeki untuk menghidupi keluarganya.
Salah satu pedagang kopi, Ibu Nok Srie, mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Menurutnya, pembatasan jam berjualan justru mematikan usaha kecil yang sudah sejak lama hadir dan menjadi alternatif bagi masyarakat. “Bagaimana UMKM bisa berkembang kalau setiap langkah kami dibatasi? Kami hanya ingin mencari nafkah dengan cara yang halal,” ujarnya.
Kesulitan yang dirasakan para pedagang tidak berhenti sampai di situ. Selain aturan pengelola ruko, mereka juga harus berhadapan dengan pihak Dinas Perhubungan (Dishub) yang kerap melakukan penertiban kendaraan di sekitar lokasi. Tidak jarang, mobil pembeli yang hanya berhenti sebentar untuk membeli minum pun diangkut, bahkan dikenakan denda. Hal ini membuat pembeli enggan singgah, dan berdampak langsung pada menurunnya pendapatan pedagang.
Ibu Nok Srie menilai alasan yang disampaikan pihak berwenang sering kali tidak masuk akal. Menurutnya, mobil yang sekadar berhenti sebentar untuk membeli kopi tidak semestinya dianggap pelanggaran lalu lintas. “Mereka selalu punya alibi, padahal yang jelas-jelas terjadi adalah UMKM kecil seperti kami yang jadi korban,” ungkapnya dengan nada kecewa.
Padahal, pemerintah selalu mendorong UMKM untuk tumbuh sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Presiden dan jajaran kementerian berulang kali menyampaikan pentingnya menciptakan “lumbung kedua” melalui pemberdayaan ekonomi kecil dan menengah. Namun, di lapangan, para pelaku UMKM justru sering dihadapkan pada kebijakan yang membatasi ruang gerak mereka.
Kondisi ini semakin ironis karena para pedagang kecil sesungguhnya ikut berkontribusi dalam menghidupkan kawasan sekitar. Kehadiran mereka menjadi pilihan masyarakat yang menginginkan minuman murah dan suasana sederhana, berbeda dengan kafe modern yang segmentasinya terbatas. “Kami tidak menolak keberadaan kafe baru, tapi jangan sampai keberadaan kami dimatikan dengan aturan yang tidak berpihak,” tambah Ibu Nok Srie.
Para pedagang berharap ada solusi yang lebih bijaksana dari pengelola maupun pemerintah daerah. Mereka meminta agar UMKM tetap diberi ruang untuk berusaha tanpa harus tertekan oleh aturan yang merugikan. Dengan begitu, kehadiran kafe modern dan pedagang kecil bisa berjalan berdampingan, saling menghidupkan, bukan saling mematikan
“Nok Srie”Melaporkan
i